Chereads / CINTAI AKU SEPENUHNYA 18+ / Chapter 4 - 4. SOMEBODY TO HOLD

Chapter 4 - 4. SOMEBODY TO HOLD

Nathan lagi-lagi menghela nafas, pria itu tengah melihat istrinya yang tengah bermain basket karena hari ini kelas istrinya adalah mata pelajaran olahraga.

Sedangkan kelasnya sedang tak ada guru, akhirnya Nathan memutuskan untuk menonton kelas 11 IPA A, melihat istrinya.

Sudah 2 hari semenjak kejadian Aluna merajuk, Ia tidak tahu salahnya dimana. Gadis itu tiba-tiba marah dan tak mau berbicara apapun padanya.

Aluna tidak pernah seperti ini sebelumnya, jika kesal istrinya itu akan selalu jujur padanya tapi kali ini berbeda.

Nathan mengeraskan rahangnya saat melihat istrinya tengah di ajarkan basket oleh teman lelaki kekasihnya itu.

Tangannya mengepal keras, pria itu benar-benar membuatnya emosi dengan sengaja mendekatkan diri pada Aluna.

"Dasar modus." Batin Nathan.

Suara pluit pak Burhan menandakan pelajaran berakhir, di sambung oleh suara bel istirahat.

Kelas 11 IPA A, mulai berhamburan keluar lapangan. Nathan bangkit dari kursi penonton langkahnya Ia percepat saat melihat Aluna yang hendak pergi.

Nathan meraih lengan istrinya itu lalu menyeretnya ke tempat sepi, Aluna meronta meminta lepas tapi Nathan hiraukan.

๐ŸŒฑ๐ŸŒบ๐ŸŒบ๐ŸŒบ๐ŸŒฑ

Nathan berhasil membawa Aluna sampai diroptof.

Aluna menepis keras hingga cengkraman Nathan terlepas.

"Apa masalahmu Nathan!" bentak Aluna.

"Iya, apa salahku?" tanya Nathan. Aluna terdiam, Ia memalingkan wajahnya tak ingin lagi mengeluarkan air mata jika melihat Nathan, akan membuatnya mengingat kejadian malam itu.

"Aluna, kita sudah berjanji untuk saling terbuka. Jika aku salah katakan aku salah apa? Jangan diam saja."

"Kau sendiri tak terbuka padaku!" Nathan menatap Aluna penuh tanda tanya.

"Apa maksudmu?"

"Kamu selingkuh! Aku membencimu!" teriak Aluna, yang semakin membuat Nathan bertambah bingung.

"Di malam kamu pergi, aku menelpon tapi yang mengangkat perempuan dan prempuan itu sedang...." Aluna tak dapat melanjutkan kata-kata Ia sudah menangis dengan deras, Nathan mendekat lalu membawa Aluna kedalam pelukannya.

"Maafkan aku." Aluna menggeleng-gelengkan kepalanya dalam pelukan Nathan, gadis itu meronta ingin menjauhkan diri tapi pelukan Nathan semakin mengerat.

"Aku tidak selingkuh, ada gadis yang kurang ajar mengangkat telepon darimu."

๐ŸŒฑ๐ŸŒบ๐ŸŒบ๐ŸŒบ๐ŸŒฑ

Dalam kesunyian dengan kesibukan pada pikiran masing-masing. Nathan mengeratkan pelukannya pada Aluna dan semakin membuat tubuh polos mereka kian menempel.

Aluna memainkan jemarinya pada perut kotak-kotak Nathan, menari di atasnya hingga membuat Nathan meringis geli.

"Diamlah Al." Aluna terkekeh, tapi tak menghentikan aksinya. Tangannya perlahan merambat ke bawah, bibir gadis itu tersenyum mendengar desahan Nathan saat tangan mungilnya mengelus lembut ereksi Nathan.

"Aku ingin melakukannya." ucap Aluna yang kemudian turun untuk memulai aksinya. Nathan hanya diam menunggu apa yang akan dilakukan istrinya itu.

Aluna menatap sebentar ke arah Nathan yang juga menatapnya, tangan mungilnya perlahan mengelus dan mengocok ereksi yang mulai mengeras.

"Ohh.. Shit..."

Nathan menutup matanya menahan gejolak yang ingin meledak. Apalagi saat Aluna mengulum ereksinya dengan naik turun, secara pelan dan lembut semakin membuat Nathan tak tahan.

"Ohh tuhan..." Nathan bangkit mendudukan diri tanpa mengganggu kegiatan Aluna, pria itu menyingkirkan helaian rambut Aluna yang menutupi wajah cantik istrinya itu.

Nathan yang sudah tak dapat menahannya lagi, langsung menjauhkan Aluna dari ereksinya dan mendorongnya hingga terlentang Nathan menempatkan diri di atas tubuh Aluna.

"Ahhh..." mereka mendesah ketika Nathan memasukan ereksinya dengan sekali hentak. Menciptakan rasa perih dan nikmat secara bersamaan.

Nathan memaju mundurkan gerakannya di bawah sana, menghentakan sedikit keras. Aluna mengalungkan tangannya di leher pria itu dengan mata terpejam mulut terbuka mengeluarkan kata-kata yang semakin membuat gairah mereka meningkat.

๐ŸŒฑ๐ŸŒบ๐ŸŒบ๐ŸŒบ๐ŸŒฑ

"Lauren?" ucap Aluna tak percaya, saat Nathan menceritakan tentang kesalahpahaman Aluna.

Nathan mengangguk meng-iyakan.

"Aku sudah bilang dia gadis ular." Nathan menyantap makan malamnya, tak mengelak tentang perkataan istrinya itu karena itu memang kenyataan.

"Kenapa kamu harus bekerja sama dengan keluarganya, menyebalkan sekali."

"Pekerjaan tetap pekerjaan aku tak mau menyangkutpautkan dengan urusan pribadi."

"Tapi pak Yuda menginginkan kamu menjadi menantunya Nathan." ucap Aluna mengingatkan tentang percakapan mereka saat berada di pesta minggu lalu. Pria dengan kulit yang mulai keriput itu sangat terlihat senang saat bercengkrama dengan Nathan, memperlakukan suaminya itu seolah calon menantunya.

Lagi-lagi backstreet membuat Aluna kesal.

"Jangan terlalu serius dengan candaannya." kata Nathan, Aluna mendengus kesal. "Saat pria tua itu mengatakannya, dia terlihat tak sedang bercanda Nathan!" elak Aluna.

"Aku lelah, sudah malam. Ayo tidur." Nathan membersihkan makananya, lalu bangkit dari kursi dan mengangkat tubuh Aluna ala bridal. Gadis itu tersenyum merona.

"Aku tak ingin kita berdebat lagi karena hal sepele seperti ini." ungkap Nathan sebelum mengecup bibir merah muda istrinya itu dan berjalan menuju kamar.

๐ŸŒฑ๐ŸŒบ๐ŸŒบ๐ŸŒบ๐ŸŒฑ

"Bagaimana dengan Lauren?" alisnya bertautan, Nathan menatap Yuda dengan tatapan bingung.

Yuda yang melihat kebingungan rekan bisnisnya itu segera berucap.

"Anakku cantik bukan?" tanya Yuda dengan tatapan penuh ke arah Lauren yang sedang berbincang dengan rekan bisnis lainnya, gadis itu memakai gaun merah yang mengkilap menambahkan kecantikannya yang bak seorang putri.

"Iya." jawab Nathan sesingkat mungkin, Ia kembali meneguk wine yang berada di tangannya.

"Sudah lama sekali sejak terakhir kali aku melihat senyum bahagianya karena penghianatan kekasihnya, tapi setelah bertemu denganmu, dia kembali menjadi wanita yang ceria." Yuda mendeja, pria itu menggerakan tubuhnya sekitar 180 derajat untuk menghadap ke arah Nathan.

"Aku sangat berterima kasih padamu." ungkap Yuda dengan tulus. Nathan menggeleng.

"Aku tak melakukan apapun, tak perlu berterima kasih Mr Yuda." pria didepannya itu tersenyum bangga, mungkin feelingnya tak salah untuk menjadikan Nathan sebagai menantunya. Yuda dapat membayangkan ekspresi kesal Lucas jika Nathan benar-benar menjadi menantunya.

"Kamu memang calon menantu idaman." Nathan hanya tersenyum kecil menanggapi pujian tersebut.

๐ŸŒฑ๐ŸŒบ๐ŸŒบ๐ŸŒบ๐ŸŒฑ

Aluna menghempaskan tubuhnya di atar kasur, tubuhnya terasa remuk dan lelah. Bagaimana tidak, Aluna harus melayani pelanggan yang bermacam-macam, terkadang dirinya juga yang menjadi OB dadakan di kafe yang sudah 3 hari ini sudah menjadi tempat kerjanya.

Dipecat dari pekerjaannya sebagai model membuat Aluna tak tahu harus bagaimana lagi, apalagi alasan pemecatannya itu tak masuk akal. Aluna curiga jika ada yang tak menyukainya, mungkin saja ada orang yang membayar produser untuk memecatnya.

Tapi tak ingin lagi mempermasalahkan, Aluna hanya menerima dengan lapang dada. Meskipun Ia sempat bertengkar hebat dengan musuh sesama modelnya.

Aluna tersentak saat mendengar pintu kamar mandi terbuka, disana Aluna sempat terpesona dengan penampilan Nathan yang setengah telanjang. Rambutnya yang sedikit basah menambah kesan seksi yang membuta Aluna menggigit bibir bawahnya menahan keinginan untuk menyentuh setiap jengkal tubuh suaminya itu.

"Baru pulang?" tanya Nathan, yang menyadarkan Aluna pada dunia nyata.

"Iya, ada banyak pemotretan hari ini." bohong Aluna, Nathan hanya mengangguk pria itu berjalan menuju lemari pakaian. Aluna masih menatapnya dengan wajah bersalah, Ia tak bermaksud berbohong pada suaminya, hanya saja Ia tak ingin menambah beban pikiran Nathan.

Aluna tahu, Nathan berhak tahu. Karena mereka sudah berjanji untuk saling terbuka. Tapi mungkin bukan saat ini, jika waktunya sudah pas Aluna akan jujur.

Aluna juga tahu jika perusahaan ayah Lucas yang sudah di pindahtangankan pada Nathan, kini tengah mengalami penurunan. Mungkin hal itu juga yang membuat Nathan menerima kerjasama dengan Mr Yuda.

"Aluna!"

"Ah, iya?"

"Kenapa melamun terus? Kamu tahu berapa kali aku memanggilmu?" Aluna hanya menyengir tanpa rasa bersalah.

"Maaf, aku sedikit lelah hari ini." Jujur Aluna, Nathan berjalanย  mendekat setelah berpakaian lengkap dan mendudukan diri di samping istrinya yang tengah berbaring. Nathan mengenggam tangan Aluna lalu menariknya hingga membuatnya terduduk.

Aluna langsung memeluknya, yang di balas dengan senang hati oleh Nathan. Aluna memejamkan matanya, merasakan hangat tubuh Nathan. Sesekali Nathan mengecup pucuk kepalanya dengan sayang, seolah mengatakan jika Nathan sangat menyayangi Aluna tanpa embel-embel mengucapkan kata romantis.

"Nathan, apa kamu sudah mencintaiku?"