Chereads / Guntur & Shabi / Chapter 4 - Perintah.

Chapter 4 - Perintah.

"Denger baik-baik, nggak boleh ada satupun cowok boleh nyentuh elo selain gue!  Ngerti?! Perintah Guntur dengan menekan setiap kalimat, melempar pandangan marah.

Mencekram dagu Shabi , sementara Shabi hanya diam.

Memeramkan kedua mata untuk sesaat,  tersenyum meremehkan.

"Bukan gue yang harus lo peringati tapi sepupu elo itu!" balas Shabi tidak  kalah emosi, melepaskan cengkraman jemari Guntur dari dagunya.

"Gue cuma bales perbuatan dia yang berani-beraninya bikin ulah sama gue, Ngertiiiiiii!" sambungnya penuh kemarahan, tidak terima disalahkan.

Shabi mendorong kasar tubuh Guntur  yang tengah menghimpitnya ke belakang,  menyebabkan cowok super ganteng plus paling populer di sekolah itu terjatuh ke lantai.

Tangan kanannya,  tanpa terduga tergores ujung meja kaca sehingga mengukir garisan panjang di lengan.

Darah segar bahkan keluar dari permukaan kulit putih cowok yang telah menjadi pacar selama 2 bulan belakang ini.

Shabi membenci cowok itu , seandainya bukan karena butuh uang Shabi tidak rela menjadi pacar sekaligus budak nafsu ketua gank terkenal di kampus tersebut.

"Puas lo bikin tangan gue terluka?! " Bentak Guntur kesal, lalu berdiri mengambil kotak p3k.

Dua bulan menjadi pacar Guntur, tidak pernah cowok itu menyakitinya secara fisik.

Mulutnya memang kasar tapi sedikitpun dia tidak pernah Guntur melakukan kekerasan fisik.

Padahal Shabi sering sekali memukul, menghajar dan mendorong cowok itu.

Bukan sekali dua kali Guntur mengalami kekerasan fisik dari Shabi.

Shabi pernah membuat kepala Guntur terpentok pintu dan berdarah, membuat pergelangan kaki cowok itu keseleo dll.

Shabi mengambil alih botol alkohol dari tangan Guntur,  "Luka lo nggak terlalu parah, pake betadin juga pasti beres kok. "

Sebelah alis Guntur meninggi,  "Gampang banget lo ngomong, setelah sembuh tangan gue bakal ada bekas luka. "

"Gampang,  lakuin operas plastik aja.  Duit lo kan banyak." Balas Shabi asal masih dengan sikap cuek,  sebuah senyuman kecil terlihat manis terukir disudut bibirnya.

Dan Guntur masih bisa melihat pemandangan yang belum pernah dilihatnya selama dua bulan belakangan ini.

Setelah selesai menberikan betadin, Shabi membantu Guntur menggunakan kembali almamaternya.

Beberapa saat keduanya saling memandang, dengan santai Guntur menarik teguk leher Shabi.

Memeramkan mata,  mencium Shabi.

Melumat bibir merah Shabi penuh kelembutan, awalnya Shabi enggan membalas tapi kelamaan dia terhanyut terbawa suasana dan mengikuti Guntur memejamkan kedua mata.

Mengikuti gerkan bibir Guntur, sekarang ciuman mereka berubah menjadi lumatan kasar.

Hp Guntur berbunyi, membuat keduanya berhenti melakukan kegiatan asik mereka.

Layar Hp Guntur bertuliskan nama perempuan paling dicintainya di dunia.

Menggeser tombol jawab,  "Iya ma....Malam ini?.....Mendadak banget,  okey see you mom."

"Sha, jam 6 sore gue jemput. Pakai dress bagus kalau nggak punya balik sekolah kita beli."

Sekarang kekeselab tersorot pada muka Shabi,  menyipitkan kedua matanya.

"Gue nggak mau ikut. " tolak Shabi langsung.

"Pokoknya lo wajib ikut." seru Guntur tegas,  dengan kesal Shabi menyilangkan kedua tangan di dada.

"Kenapa gue harus ikut? "protes Shabi kesal,  dengan kasar meletakan kotak p3k dalam genggamannya di atas meja.

Memalingkan muka ke arah samping.

Perlahan tangan Guntur mengarahkan muka Shabi biar menghadapanya, menarik dagu Shabi dengan lembut .

Jarak mereka semakin dekat sekarang, sekitar 5 cm.

Melemparkan pandangan mengultimatum pada cewek yang tengah duduk dihadapnya ini.

"Karena lo cewek gue."

Tbc