Guntur diam-diam mencuri pandang pada Shabi yang sedang asik makan mie ayam bakso dipojokan kantin sambil baca komik sesekali tertawa terbahak.
Tak peduli lingkungan sekitar, bahkan cewek imut itu terlihat asik sendiri.
Sering kali cowok ini bertanya sama dirinya sendiri "Kenapa bisa jatuh cinta sama cewek model gitu?"
"Lihat deh tuh cewek udik, ketawa mulu kayak orgil ya, Guntur." ledek Aruni diringi wajah benci.
Guntur diam masih bersikap cool dan santai, sibuk menghabiskan baksonya.
"Aku kesel banget sama tuh cewek kere, kalau bukan karena bea siswa mana mungkin mampu sekolah di sini." masih dengan nada suara BT tapi Guntur tak peduli.
Aruni menyadarkan kepalanya pada Guntur, "Habis pulang sekolah, jalan yuk? Udah lama kita gak jalan bareng."
Sekarang nada bicaranya berubah manja.
Guntur gak suka sama cewek2 manja model Aruni, jijik.
"Gak bisa, balik sekolah gue ada janji." tanpa menoleh cowok itu menjawab.
"Ada aja alesan pas gue ajak jalan,jahat banget si lo. Jujur ya lo udah punya cewek?"
Sorot mata Aruni terlihat kecewa.
"Apa urusan lo gue jomblo atau gak? Kalau gue homo gimana?hehehe."
Tawa kecil sekarang menghiasi bibir cowok ganteng itu pandangan sesekali masih menatap pacarnya yang duduk tak terlalu jauh dari mereka.
Zeeeennngg...
Mendengar kalimat asal dari cowok itu Aruni jadi merinding.
"Ihh..jangan homo dong, yaudah lo bakal gue sembuhin deh."
Cewek paling populer itu memeluk Guntur seolah memberikan dukungan moral, bikin Guntur geli.
Siapa yang sudi jadi kaum sodok bool kalau sodok melki jauh lebih nikmat.
"Elo dari SMP gak capek apa terus-menerus ngejar gue?kan gue dah bilang kalau tipe cewek gue bukan kayak lo." mengusap rambut Aruni,tersenyum dan kembali makan.
"Habis lo gak pernah jawab pas gue tanya tipe cewek lo kayak gimana?" suara Aruni makin manja.
Bbbrukk..
Tiba-tiba ada seseorang memukul meja.
Rupanya itu Shabi yang sudah berada di antara mereka tanpa mereka sadari sambil menggelengkan kepala, memasang muka muak lalu tersenyum meledek kedua orang di depannya.
"Mungkin tipenya kayak gue." balas shabi jutek.
Dan pergi begitu aja kembali ke kelas.
"Dasar cewek udik!! Nagaca woiii mana mau Guntur sama cewek model kayak elo!! mimpi!! "
Dan suara Aruni berhasil membuat seisi kantin heboh, Guntur langsung menarik tangan teman dekatnya ini.
Memberikan tanda agar Aruni diam dan cewek itu menurut.
-
-
-
"Elo tuh senang ya bikin keributan?" Guntur melotot pada Shabi disertai wajah BT.
Duduk disebelah Shabi, dan tengah mengatur nafas karena kelelahan latihan seorang diri tadi.
Shabi yang asik membaca novel hanya diam tak ada respon seolah tak mendengar ucapan pacarnya itu
Hari ini Shabi mang nggak langsung pulang sekolah dipaksa temenin pacarnya itu latihan basket.
Sekolah emang selalu sepi setelah gak ada kegiatan belajar mengajar jadi aman.
Ssssssetttt...
Guntur mengambil novel dari tangan pacarnya secara paksa..
"Elo gak budeg kan?! Jawab!"
Shabi melotot, berkacak pinggang.
"Elo juga kenapa si senang nyari keributan sama gue?!balikin gak!!!"
Bukan balikin novel cowok itu merobek-robek novel itu dengan kasar hingga tak layak untuk dibca dan melempar ke dalam tong sampah.
Wajah cowok itu terlihat puas.
"Itu hukuman buat pacar bar-bar kayak elo yang berani cuekin gue."
"Gue gak suka diabaiin saat gue bicara atau perlu gue robek semua komik dan novel lo !!ngerti?! " Guntur menyeringai.
Pllaak...
Satu tamparan mendarat tepat di sebelah pipi Guntur.
Shabi terlihat kesal.
Seperti biasa tak ada perlawanan dari Guntur.
"Dan gue gak suka sama elo!! "
Keduan saling diam..
"Elo lebih mementingkan novel sampah itu dibanding gue!! Keterlaluan!!" bentak Guntur penuh emosi.
Tatapan cowok itu sudah murka, Shabi sejujurnya takut tapi dia tak mau memperlihatkannya.
"Novel sampah yang lo maksud itu adalah novel yang baru bisa gue beli setelah gue nabung 5 bulan waktu SMP!! Gue bahkan rela gak jajan buat beli novel sampah itu!! Gue balik!!"
Dan Shabi membalikan badan lalu pergi begitu saja penuh rasa amarah.
Dan diam-diam menangis.
"Dasar cowok brengsek!! "teriak Shabi dalam hati
Tbc