Chereads / Guntur & Shabi / Chapter 8 - Bungkusan Coklat

Chapter 8 - Bungkusan Coklat

Guntur memanggil salah seorang asisten pribadinya dengan teriakan, melemparkan ranselnya di atas ranjang dengan kasar.

Tak begitu lama muncullah sang asisten.

" Ada apa?Den."

Meskipun bersikap santai tapi mimik cowok seumuran Guntur itu terlihat ketakutan dan juga panik.

" Gue mau elu cari informasi mengenai alamat penulisnya dan kasih gue ,ngerti?!"

Guntur menyerahkan novel milik Shabi yang telah dirobeknya.

Iya, sesudah kepergian Shabi cowok diam-diam telah mengambil novel kesayangan pacarnya itu dalam tong sampah kotor dan menjijikan.

Jika bukan karena rasa bersalah pada cewek itu dia tidak sudi melakukan hal itu karena akan mengotori tangan.

Adi mengangukkan kepala, "Siap, Den."

mengambil novel yang ada di genggaman Guntur kemudian berpamitan pergi.

Klik...

Pintu terbuka...

Muncullah Natali, tak lain nyokap kandung Guntur.

Melangkah mendekati putranya dengan langkah gaya angkuh disertai raut khawatir.

"Kok baru dateng anak tersayang mami marah-marah gini sih? Siapa yang berani bikin ulah sama kamu, sayang!! Katakan siapa dia biar mami usir dari sekolah!!." Natali mengusap lembut rambut pura bungsunya ini.

"Mi, tolong tinggalin aku sendiri." Guntur menahan emosi, melepaskan belaian wanita berparas cantik dan bertubuh seksi tersebut.

"Yaudah, Mami pergi."

Sebuah kecupan mendarat tepat di dahi Guntur dan Natali pergi meski masih penasaran apa penyebab putra tersayangnya itu marah-marah?

"Shit!!"

Umpat Guntur kencang melepaskan emosi.

Menghempaskan diri di atas ranjang,menutup muka dengan bantal kembali berteriak.

-

-

-

Shabi benar-benar merasa jengkel sekaligus marah atas perbuatan dari cowok brengsek berstatus pacarnya itu.

Seenaknya saja sudah merobek salah satu novel kesayangannya.

Bbbbbukkkkk...

Bbbbbbukkk..

Memukul bantalnya berulang kali kemudian melemparnya ke lantai penuh emosi.

" Dasar cowok gila!! Gak bisa apa nggak bikin ulah sama gue sehari aja?!!" Bentak cewek itu kesal.

****----****

"Terima kasih banyak karena memberikan free novel cetakan pertama mba yang tinggal satu ini." Guntur terlihat lega.

Perempuan cantik itu tersenyum mendengar ucapan Guntur.

Terkesan sosok Guntur merupakan pacar yang sayang pacar meski cuek.

"Awalnya saya nggak mau jual apalagi ngasih free gini hehehe...tapi berhubung ngelihat sikap pantang menyerah kamu jadi terharu, Sampaikan salam saya untuk pacar kamu ya, dia beruntung punya cowok seperti kamu." balas sang penulis ramah.

Menyerah Novelnya pada Guntur yang sudah dibungkus dengan sampul coklat.

Guntur jadi malu sendiri, tersenyum kaku."Iya, mba kalau begitu saya pamit dulu."

******

Mobil Guntur berhenti dihalaman kostan Shabi.

Cowok itu mengetok pintu, tak ada jawaban.

Dia kembali mengetuk.

Klik pintu terbuka

Wajah Shabi terlihat biasa sambil mulutnya mengunyah keripik singkong balado, Guntur jadi tertawa kecil lihat ekspresi cewek itu.

Shabi terlihat rakus mengunyah kripik.

Bahkan disekitar bibirnya ada bekas bumbu balado.

Cowok ini mengira bahwa pacarnya ini akan memperlihatkan ekspresi super BT atau murka saat menyambutnya tapi di luar dugaan cewek imut ini malah terlihat biasa  saja sambil sibuk mengunyah keripik balado dalam mulut.

Padahal tadi dia terlihat penuh emosi.

"Udah makan?" Guntur masuk ke dalam kostan, duduk diatas sofa.

Meletakan box KFC plus satu gelas cola diatas meja.

Shabi tak menjawab, dia bahkan seperti menganggap Guntur makhluk kasat mata.

" Gue cuma mau ngater makanan sama ini terus cabut." kata Guntur santai.

Cowok meletakan bungkusan coklat berbentuk segi empat panjang tebal diatas meja.

Dalam hati cewek ini bingung apa isi bungkusan coklat itu.

Guntur beranjak dari sofa, berjalan keluar lalu membuka pintu dia menoleh pada Shabi dan berdehem.

"Gue balik,Sha."

Dan cowok itu menutup pintu.

"Dasar cowok nyebelin!" Umpat Shabi kesal mengepalkan tangan seolah ingin memukul cowok itu, Menahan emosi bukan hal mudah untuk Shabi.

Dia duduk di atas sofa, mengambil bungkusan bersampul coklat diatas meja.

Kedua mata terbelalak saat membuka isi bungkusan.

"Ini kan terbitan pertama Yeahhh , horeee." kata Shabi dengan penuh keceriaan, memeluk novel sambil tersenyum bahagia.

Cewek itu membuka halaman pertama, Ternyata ada tanda tangan juga catatan dari penulis favoritnya tersebut.

Senyuman kebahagiaan kembali tergores pada bibir cewek ini.

Dear Shabi..

Novel ini dibuat waktu pertama kali saya bertemu suami saya, saat saya masih duduk dibangku SMA sama kayak kamu sekarang.

saya kasih cetakan pertama yang tinggal satu ini untuk cewek SMA penggemar saya yang cowoknya memohon dengan sangat pada saya sambil berdiri di depan gerbang rumah berjam-jam tanpa makan dan minum padahal lagi hujan deras hehehe.

Kamu beruntung punya pacar kayak dia.

Salam sayang

Kyl

Mendapatkan fakta ini Shabi terkejut tak menyangka cowok menyebalkan macam Guntur mampu melakukan adegan konyol bak drama korea hanya demi mendapatkan novel ini.

Tbc