Chereads / Tuhan, aku menyukai salah satu hambamu / Chapter 9 - Aku baik baik saja

Chapter 9 - Aku baik baik saja

Mimpi yang aku alami seperti kenyataan, karena didalam mimpi saja aku merasakan sesak yang teramat dalam. Aku berusaha menahan air mata, ketika mengetahui gelang yang dipakai kak Jojo adalah pemberian Chandra. Tapi cukuplah, aku tak bisa terus-terusan berfikir negatif dengan hubungan kak Jojo dan Chandra. Walaupun kak Jojo mengaku padaku, kalau kedekatan mereka hanya sebatas ada project.

Entahlah...

Aku harus memenangkan hatiku dari keadaan seperti ini. Dan aku memutuskan untuk pulang ke rumah selama beberapa hari.

Saat aku sedang memasukan pakaian ke dalam tas, tiba-tiba ada pesan masuk.

"Zee, kamu ke kampus ga hari ini?" Kak Rima.

Biarkan saja aku tak mau membalas pesan kak Rima untuk saat ini, walaupun kata Chandra aku tak boleh marah terhadap kak Rima. Tetap saja, aku belum bisa menerima kejadian ini.

Akhirnya selesai memasukkan pakaian kedalam tas, aku pergi meninggalkan kamar kosku.

Diperjalanan pulang didalam minibus, nampak sepi hanya ada supir dan 3 penumpangnya termasuk aku. Didalam mobil terdengar suara alunan lagu, yang mana lagu tersebut seperti menggambarkan keadaan hatiku saat ini.

"Lagu Cinta Sampai Disini - D'Masiv"

Air mataku tertahan, karena aku tak ingin tiba-tiba menangis didepan orang lain.

Setelah 3 jam perjalanan berlalu, akhirnya aku sampai dirumah. Sesampai dirumah aku disambut kaget oleh ibuku

"Loh kok kamu tumben pulang hari kamis?"

"Iya Bu... besok kan libur ada tanggal merah, jadinya hari ini pulang"

"Oh... gimana kegiatan dikampus?"

"Hmmmm. Alhamdulillah lancar Bu"

"Sini ini pijetin, kayaknya lesu banget sih kamu" lalu ibu memijat bahuku.

"Iya bu, biasa kegiatan kampus bener-bener nguras tenaga dan pikiran" aku merasa tenang jika berkeluh kesah dengan ibu. Tapi aku tak bisa menceritakan hal yang sebenarnya terjadi. Masa gara-gara seorang cowok aku pulang ke rumah.

Jika berada dirumah aku bisa saja mengurangi beban masalah yang ada dikampus. Karena kehadiran beberapa keponakanku, yang bisa menghibur disaat pikiranku sedang kacau.

Saat malam tiba, aku cek handphone ternyata ada beberapa pesan masuk. Dari kak Rima, Rani dan Diyan.

Dari kak Rima "Zee, kamu kenapa?"

Dari Rani "Zee, entar malam kita jalan yuk sama Diyan"

Dari Diyan "Zee, kamu ada dikosan ga? Rani mau ngajakin Jalan"

Tapi tak ada satupun pesan yang aku balas, mungkin ini salah satu cara aku untuk menghilang. Bukannya aku cari perhatian, tapi ada masa dimana aku ingin merasa sendiri.

Selama ini aku membebani teman-teman dengan curahan hatiku yang receh, menyukai seseorang yang tak pernah menyukaiku. Untuk apa selama ini aku menyampaikan rasa senang, setelah melewati hari-hari yang istimewa bersama Chandra. Untuk saat ini mereka tak boleh mengetahui bahwa Chandra secara terang-terangan menolak perasaanku.

Cukuplah aku yang tahu, agar mereka tak ikut campur lagi dengan masalah perasaanku.

Mungkin tak ada hati yang biasa-biasa saja ketika mendapat sebuah penolakan. Chandra adalah sosok yang aku kagumi, dan bukan untuk aku miliki.

Setelah memenangkan diri dirumah dan kembali dengan aktivitas dikampus, aku mulai memaksakan diri untuk menerima keadaan.

Saat melihat Chandra dengan kak Jojo berboncengan motor, akupun mulai membiasakan diri untuk cuek. Apapun yang mereka lakukan, bukan urusanku. Tetapi disini ada hati yang merasa tidak baik-baik saja.

"Zee.. kamu kemana aja sih?"

"Ehh Rani, aku pulang kerumah kemarin beberapa hari"

"Iya tau, orang kita ke kosan kamu sampe nanyain teman-temanmu"

"Iya maaf, pesannya ga dibales karena ga ada pulsa atau kuota"

"Ada masalah ya Zee?"

"Enngh.. engga kok, aman-aman aja"

"Serius Zee?"

"Iya serius hehehe...udah yuk kita ke ruang senat."

Lalu aku dan Rani berjalan menuju ruang senat, sesampainya diruang senat beberapa teman menyambutku.

"Zee... kemana aja lu? Malam Minggu kok ga ada sih" Tanya temanku Ardi.

"Bosen gue kalo malam Minggu diledekin jomblo mulu"

"Padahal kemarin kita mau karaokean loh"

"Lah emang harus ada gue?"

"Iyalah, kan yang galau elu doang Zee hahhaa..."

"Rese lu ah..."

Seperti biasa didalam ruangan selalu ada canda dan tawa dari teman-temanku. Itu salah satu hal yang mungkin bisa membantu aku lepas dari beban pikiranku terhadap Chandra.

Diakhir Semester ini, banyak kegiatan kampus yang harus aku lakukan. Diantaranya adalah Training Organisasi Basket dan HMJ.

Saat training organisasi tiba, aku dilibatkan lagi menjadi anggota panitia dalam acara tersebut. Mungkin bagi mereka aku sudah resmi menjadi anggota, karena keterlibatanku dalam beberapa acara Organisasi Basket.

Tadinya aku segan untuk ikut dalam acara tersebut, namun beberapa anggota organisasi memohon kepadaku agar aku ikut. Alasannya karena kekurangan anggota panitia. Dengan berbagai macam pertimbangan ahirnya aku bersedia untuk ikut dalam acara tersebut.

Sebelum acara tersebut terlaksana, seperti biasa rutin diadakan rapat panitia. Setiap kegiatan rapat berlangsung, aku tak bertemu Chandra. Dia jarang hadir karena terakhir ku dengar kabar bahwa dia sudah bekerja disuatu perusahaan bersama kak Jojo. Aku berusaha bersikap profesional, karena dari acara ini aku tidak berharap apapun tentang dia.

Namun malam itu ketika aku dan panitia lainnya sedang rapat, tiba-tiba Chandra datang tergesa-gesa.

"Assalamualaikum... maaf ya telat"

"Wa'alaikumsalam..." jawab beberapa orang yang sedang rapat.

"Wah kirain lu ga bisa dateng Chandra" Tegur salah satu panitia.

"Ehh dateng kok. Udah sampe mana nih rapatnya?" Jawab Chandra.

"Udah sampe bahas konsumsi" jawab Diyan.

"Oh ya udah gimana nanti buat konsumsi?"

"Gue, Zee dan kak Riri entar disana masak"

"Oh bagus deh... tapi pada bisa masak kan?"

"Lah.. jangan ditanya hahaha" sahut Diyan.

Waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam, para panitia lainnya mengizinkan aku dan Diyan pulang duluan karena takut terlalu malam. Dalam kepanitiaan ceweknya hanya aku dan Diyan, sisanya adalah cowok. Itulah alasannya aku dan Diyan ditugaskan dalam bagian konsumsi. Sampai akhirnya aku pamit kepada panitia lainnya, aku terbiasa berjabat tangan dengan cowok. Dan ketika aku berjabatan dengan Chandra, mataku menunduk lalu Chandra berkata "Makasih yaa Zee"

Aku hanya balas dengan senyuman. Entahlah kenapa Chandra mengucapkan terimakasih kepadaku. Mungkin karena aku masih perduli dengan organisasinya. Aku hanya berusaha profesional, walau apapun yang sudah terjadi antara aku dan Chandra.

Setelah pulang dan sampai kosan, seperti biasa aja aku memasang earphone dan mendengarkan musik. Kali ini lagunya "Kenangan terindah - Samsons" karena lagu ini adalah suatu ungkapan perasaan dariku untuk Chandra. Setelah apa yang telah terjadi akan menjadi kenangan terindah dalam hidupku. Apalagi saat ku ingat beberapa waktu lalu, ketika aku dibonceng oleh Chandra. Dan melewatkan beberapa kejadian yang membuatku tersipu malu dibuatnya. Namun semua itu hanya menjadi kenangan, cintaku bertepuk sebelah tangan.

Semenjak aku masuk dalam kepanitiaan training organisasi basket, aku mengenal seseorang. Dia juga salah satu panitia training organisasi dan kebetulan dia anak kosan. Namanya biasa ku panggil Fahri orangnya humoris. Karena dia sering membuat lelucon yang membuat aku tertawa, mungkin orang lain juga menilai yang sama terhadap Fahri. Sebenarnya aku sudah mengenalnya saat menjadi panitia ospek, tapi baru akhir-akhir ini bisa akrab dengannya. Walaupun humoris, dia juga mempunyai sisi melankolis. Baru awal berteman saja dia sudah percaya diri berbagi kisah sedihnya denganku. Mungkin saat itu aku bisa akrab dengannya karena dia butuh teman untuk mencurahkan keluh kesahnya. Tapi aku memaklumi itu, karena dia denganku sama-sama anak rantauan yang jauh dari keluarga.

Fahri bercerita bahwa dia baru saja ditinggalkan oleh pasangannya, karena terhalang restu orang tua dari pasangannya. Dia mengungkapkan keluh kesahnya kepadaku, tanpa gengsi ataupun jaim. Tugasku hanya sebagai pendengar yang baik untuknya, walaupun aku juga sesekali menenangkannya agar tidak terlarut dalam kesedihan. Memang aku orangnya tak canggung berteman dengan cowok, aku sudah terbiasa mendengarkan cowok berkeluh kesah kepadaku.

Tak ada maksud lain saat aku menjadi teman akrab Fahri. Karena dalam beberapa hari saja Fahri sudah tak canggung terhadapku, seperti sudah lama mengenalku. Hanya sekedar berbagi cerita dan urusan organisasi. Sampai akhirnya semakin akrab ketika keberangkatan kami menuju tempat training organisasi. Sebelum berangkat, Fahri menawarkan aku sarapan.

"Zee.. mau sarapan apa? " tanya Fahri.

"Eh.. gue udah sarapan kok tadi dikosan"

"Yahh kok lu ga nawarin gue sih, jahat ah"

"Ya maaf, gue kan ga tau lu mau sarapan juga"

"Pokonya temenin gue cari sarapan, mumpung mobilnya belom dateng.. ayoo..." seketika tangan Fahri menarik tanganku.

"Ehh... iya udah ayo gue temenin"

Seakrab itu aku dengan Fahri, beberapa teman panitia mungkin merasa aneh dengan keakraban aku dengan Fahri.Termasuk juga Chandra, dia merasakan keanehan saat aku lebih akrab dengan Fahri dibandingkan dengannya.