"nov! tau gak bedanya kamu sama badak?"
"nggak tahu, emang apa?"
" kalau badak kan ada yang bercula 3, kalau kamu cuma satu di hatiku! "
itu adalah rayuan yang pernah aku berikan kepada Novia. tak terasa 1 bulan pun telah berlalu dan besok adalah hari Mensiv kita yang ke bulan. aku ingin sekali memberi hadiah, tapi apa yang bisa aku berikan kepadanya? sampai aku pun teringat dengan sepasang kalung, yang satu berbentuk hati dan yang satu lagi berbentuk kunci. walaupun kalung ini berbeda bentuk tetapi sebenarnya kalung ini sepasang jadi di kalung yang berbentuk hati itu ada lubang untuk memasukkan kuncinya. tetapi apakah masih ada yang menjual kalung seperti itu? titik aku berusaha mencari kalung itu kesana-kemari dan untungnya masih ada yang menjualnya, itupun hanya tersisa satu lagi.
di sekolah aku baru ingat kalau hari ini adalah hari ini ku bersama Novia dan aku lupa membawa kalung yang telah aku beli kemarin. saat waktu istirahat telah tiba aku bergegas membeli 4 amplop dan berlari ke rumahku. di rumah aku memasukkan kalung yang berbentuk love ke dalam amplop, terus amplop itu aku masukkan ke amplop kedua, kedua aku masukkan lagi ke amplop yang ketiga dan upload yang ketiga aku masukkan ke amplop terakhir. jadi dalam satu amplop ada tiga amplop tersembunyi di dalamnya.
akupun memberikan amplop itu kepada Novia dan berkata kalau itu dari penggemarnya.
" Nov! ini ada titipan dari penggemar kamu "
"siapa? "
"ada aja tanda seru katanya dia gak mau disebutin namanya dan yang jelas dia selalu ada di dekat kamu "
Novia mulai penasaran dengan isi amplop itu dan ia mulai membuka amplopnya. saat membuka amplop ya seperti kebingungan karena di dalam satu amplop pada amplop lagi setelah Novia membuka semua amplop, terlihat dari wajahnya seperti orang yang sedang senang dan bahagia.
" ini dari kamu ya! "
"itu dari penggemar rahasia kamu"
" ih! yang bener ! "
" iya iya! itu dari aku! "
"makasih ya!"
"sama-sama"
semenjak aku berpacaran dengannya banyak hal yang berubah dalam diriku, contoh yang paling besar adalah sifatku. setelah aku berpacaran dengannya setiap aku berkata yang sedikit kasar dia selalu menegurku.
" Di! lihat pensil aku gak? "tanya temanku
" teuing atuh! ku sia mereun! "jawabku
"eh...! Aldi gak boleh ngomong kasar ih! " tegur Novia padaku
"oh iya maaf"
"jangan dibiasain ngomong kasar"
"ya maaf "
dia juga suka menyuruhku untuk mengaji soalnya dia tahu kalau aku itu orangnya jarang ngaji. sebelum aku berpacaran dengannya aku jarang sekali mengaji ( saat kelas 6 ), tetapi semua itu berubah semenjak aku berpacaran dengannya.
" Aldi! sekarang kamu ngaji gak? " tanya Novia padaku
" gak tau " jawabku
" ih harus ngaji! awas kalau nggak ngaji! "
" Iya insyaallah "
"ih jangan insyaallah! "
"iya-iya aku ngaji"
"nah gitu dong! "
bahkan sepulang dari ngaji ia selalu pulang melewati rumahku dan selalu berkata.
"malam WA enggak ? "
" on kayaknya "
"pokoknya harus on, awas kalau nggak on ! "
perjuanganku untuk bisa on pada malam hari cukup sulit karena saat itu aku jarang membeli kuota jadi di jalan satu-satunya adalah wi-fi. ada dua tempat yang sering dijadikan basecamp olehku dan teman-temanku. pertama di lapang belimbing kedua di tukang seblak al-misbah ( yang jualannya juga guru ngajiku ). jika malam hari biasanya aku sering wi-fi di lapang belimbing karena tempat itu yang paling dekat dengan rumahku. jika sedang chat-an dengan ya kadang aku suka menjadi lupa waktu dan pasti chat-an nya nggak beres-beres.
"assalamualaikum"
"wa'alaikumsalam"
"Aldi ! kamu lagi dimana?"
"biasa lagi ke wi-fi"
"di belimbing?"
"ya"
tiba-tiba ia mengajakku video call.
"bentar-bentar-bentar ! "katanya sambil menutup kamera
"lagi ngapain sih?"
"aku lagi nggak pakai kerudung, emang kalau video call-an sambil nggak pakai kerudung nggak papa?"
"ya janganlah, mending sekarang pakai dulu kerudungnya"
"iya bentar aku mau nyari kerudung dulu "
"iya sok"
"nah sekarang udah pakai" ia melihatku dan melanjutkan kata-katanya " kamu belum mandi ya kok masih pakai baju itu "
"udahlah!"
"kapan?"
"tadi pagi"
"ih jorok banget"
kita mengobrol panjang lebar pada saat itu sampai aku menyadari bahwa saat itu sudah pukul 10:00 WIB malam dan akupun ingin menutup teleponnya terlebih dahulu.
"ya udah udahan dulu ya! udah malem soalnya "
" iya! "
" tidur yang nyenyak biar bisa mimpiin aku "
" ih kepedean "
" oh jadi gak mau, terus maunya mimpiin siapa? si Fadhil ya? "
" enggak-enggak bercanda doang kok, yaudah kamu juga tidur yang nyenyak yah "
" wassalamu'alaikum "
" Wa'alaikumsalam "
" ❤️ "
" 💓 "
" 💖 "
" 💝 "
" udah ah kalau kayak gini terus kapan beresnya "
" iya juga "
" yaudah bye "
" bye 💘 "
" 💗 "
" 💞 "
" ❣️"
begitulah jika aku sudah chattingan dengannya hampir setiap hari atau bahkan setiap aku chatting-an dengan ya pasti nggak beres-beres soalnya malah jadi saling balas emot love 💘.
oh iya aku lupa satu minggu setelah aku jadian dengan Novia, ada temanku yang meminta bantuan kepadaku agar ia bisa menembak perempuan yang ia sukai. dia bernama Bilal, orangnya baik sopan dan asik. Bilal menyukai perempuan yang bernama Monic dan aku juga baru tahu kalau Monic itu ternyata teman paudku dulu. bilang menceritakan rasa cintanya kepada Menik kepadaku pada saat mengaji hari Sabtu di masjid Istiqomah.
"bil! emang bener kamu suka sama Monic ? "
"iya di! tapi gimana ya, aku malu buat ngomongnya"
"kenapa harus malu? "
"ya... malu aja, sama aku takut kalau dia menolak cintaku"
"nggak ada salahnya kan dicoba dulu, minggu kemarin aku nembak Novia, aku juga takut kalau dia nolak tapi akhirnya kita sekarang pacaran"
" ya itu kan kamu sama Novi ya bukan aku sama Monic "
"kalau emang kamu laki-laki sejati, kamu harus berani mengambil resiko seberat apapun!"
"ya udah, tapi bantuin ya!"
"gampang! emang mau kapan nembaknya?"
" kalau besok bisa nggak? "
"buset! besok! ya udah oke! nanti aku juga bakalan minta bantuan Novia buat ngajak Monic "
"oke"
akhirnya dia pun berani untuk mengungkapkan rasa cintanya pada perempuan yang ia cintai. aku langsung berbicara dengan Novia untuk merencanakan kegiatan besok.
" Nov! aku minta bantuan dong!"
"bantuan apa?"
"jadi besok bilang mau nembak si Monic, nanti kamu bantuin ya ngurusin si Monicnya "
"emang tempatnya mau di mana?"
" bagusnya di mana ya? kalau di manglayang gimana? "
"kalau gitu sama dong sama tempat jadian kita!"
" nggak kalau kita kan di tanah merah di kebun singkongnya, nah kalau ini tempatnya sebelum belok ke tanah merah "
"di jalannya bukan?"
"iya"
"Ooh... ya udah kalau gitu"
" jangan lupa ya "
" iya "
keesokan harinya aku dan Bilal berangkat pada pagi hari dan langsung menuju ke lokasi. dan untungnya saat baru sampai di pasar 46 kita bertemu dengan Novi dan Monic.
"eh Nov! baru nyampe?" tanyaku
" iya nih, aku sama Monic baru nyampe "
"sama dong kita juga baru nyampe "
" terus sekarang gimana? "
"ya udah sekarang kita langsung ke lokasi aja"
"yuk...!"
kita pun melanjutkan perjalanan ke lokasi. sesampainya di lokasi bila tidak langsung menembak Monic karena katanya ia malu.
"di! sekarang gimana?"tanya Bilal kepadaku
"ya udah sekarang ngomong, tembak aja! "
"tapi aku malu di!"
"ya Allah... masa malu sih!"
" terus aku harus gimana? kalau nanti dia nolak gimana? "
"ya udah coba aja dulu, urusan diterima atau enggaknya itu urusan belakangan. yang penting sekarang kamu ngomong dulu " jelasku
"ya udah... ya udah... " ia menarik nafas dan melanjutkan perkataannya " nanti dulu aja deh "
" laa Ilaaha illallah... eta si Bilal...! cepetan atuh ! " ucapku kesal
" bentar...! bentar...! aku mau ngumpulin mental dulu " jawabnya
" Astagfirullah hal Adzim ! "
aku heran kenapa dia lama sekali untuk mengungkapkan rasa cintanya pada Monic, haduh...! . dan ternyata bukan aku saja yang kesal, calon pacarnya pun kesal soalnya dia nggak ngomong-ngomong.
" jadi nggak mau ngomongnya? aku udah nunggu lama-lama ih! cepetan ngomong ! "
terkejut sekali aku mendengarnya. kok ada gitu perempuan yang ngebet pengen ditembak sama laki-laki, dan malah dia yang cepat cepetin si laki-lakinya. dan akhirnya setelah sekian lama kita menunggu Bilal untuk berbicara sama dia pun mau berbicara juga.
" di! doain ya semoga aku diterima "
"iya tenang aja"
"bismillahirrohmanirrohim ! " dia menarik nafas panjang dan melanjutkan perkataannya " Monic! kamu mau nggak jadi pacar aku? "
" iya mau! "jawab Monik bahagia
"Alhamdulillah!"
"selamat ya bil kamu udah diterima sama Monic!" ucapku pada Bilal dan Monic
"iya di! makasih "
"tuh kan apa gue bilang, coba dulu! "
"iya di! makasih ya udah nyemangatin dan ngebantuin aku buat nembak Monic "
"iya sama-sama!"
akhirnya bila berhasil menembak Monic. aku senang sekali akhirnya rencanaku dan Novia untuk mempersatukan Bilal dan Monic
berhasil, sekali lagi " Selamat ya buat kalian berdua ! "
dulu aku pernah mempunyai masalah dengan kelas 1 SMP. jadi sekolahku itu bukan hanya untuk SD saja yang bersekolah di situ. pada pagi hari sekolah dipakai untuk anak SD dan setelah Dzuhur sekolah dipakai oleh anak SMP. ingat dengan orang-orang yang pernah menyayat tangannya dengan kaca? yup! merekalah orangnya. kelompok ini bisa disebut sebagai primadona di sekolah yang dipimpin langsung oleh Gita. sebelum pacaran denganku Novia juga suka ikut-ikutan dengan kelompok mereka tetapi untungnya setelah berpacaran denganku Novia berusaha untuk menjadi lebih baik. Bukannya aku menganggap kelompok mereka kurang baik tetapi ada beberapa kebiasaan mereka yang sebaiknya tidak diikuti oleh Novia, dan bukannya Novia menjauhi mereka, tetapi ia tidak mengikuti pergaulan mereka saja dan Salsa juga termasuk kelompok itu tetapi sepengetahuanku Salsa jarang ikut nongkrong bersama mereka.
permasalahan ini berasal dari kelompok perempuan-perempuan itu. kelompok itu terdiri dari beberapa orang di antaranya yaitu Gita, Adiba Wida, Dia dan Salsa. Gita dan yang lainnya berpacaran dengan anak-anak SMP. nah disinilah awal mula permasalahannya. jadi para mantan perempuan-perempuan itu ( teman-temanku) tidak enak atau tidak terima kalau mantannya berpacaran dengan anak SMP. aku pun tidak tahu kenapa mereka bisa tidak terima kalau mantannya berpacaran dengan kakak kelasnya, apakah mereka cemburu? atau belum bisa move on? atau bahkan mereka merasa kalah saing dengan kakak kelasnya? sampai mereka pernah menantang mantannya untuk bertanding futsal.
"si Gaza ganteng banget tahu" ucap Gita
"iya, si Rossi juga ganteng" ucapan Adiba
" ih gantengan si Anu lah! " ucap Wida
" Ganteng dari mana? gantengan juga aku " ucap Dedi
" iya tuh bener " ucap Darus
" apaan sih, jelas gantengan si Gaza lah! " ucap Gita
" iya ! coba kalian berani enggak tanding futsal sama temen-temennya si Gaza? " tantang Dia ayu
" Berani lah! sok kalau kita menang mau dikasih apa? " tanya Dedi
" dikasih uang Rp.1.000 " jawab Gita
" apaan cuman Rp.1.000,. kalau mau Rp.5.000/orang berani gak? "
" Tenang Git timnya si Gaza pasti menang kok " ucap Dia ayu
" yaudah berani! "
" deal ya? "
" deal!!!, eh bentar kalau kamu yang kalah gimana? "
" yaudah terserah kalian mau diapain juga "
" bener ya? "
" iya "
" deal? "
" deal!!! "
kedua belah pihak pun setuju untuk bertanding futsal, jika tim laki-laki yang kalah maka harus mau disuruh apa-apa oleh perempuan tetapi jika tim si cewek atau timnya si gajah yang kalah maka harus membayar Rp5.000/orang sesuai janjinya tadi. yang perempuan memberi tahu pacar-pacarnya dan yang laki-laki memberi tahu teman-teman yang lainnya.
" temen-temen! kita diajak tanding futsal sama pacarnya si Gita! "
"yang bener?"
"bener! terus katanya kalau kita menang bakal dikasih Rp. 5.000/orang "
"asli?"
"asli!"
"ya udah kita kasih tahu yang lainnya"
" oke! "
salah satu dari mereka melihat kepadaku dan mengajakku untuk ikutan.
" Aldi! "
" iya? "
" mau ikut gak ? "
" kemana? "
" tanding futsal "
" ikut ikut! dimana tandingnya? "
" di GOR TAWEKAL "
" ouh iya siap! aku mau ganti baju dulu "
setelah semuanya sudah siap, kita pun pergi ke GOR tawakal dan langsung bertanding dengan mereka. memang mereka bukanlah lawan yang bisa kita remehkan, kita pun mengakui kalau mereka bermain dengan hebat. tetapi karena kerja keras yang kita lakukan akhirnya kita pun menang. dan setelah selesai kita pun menagih janji kepada para perempuan yang menjanjikan akan membayar Rp. 5.000/orang.
" Woy! mana yang katanya mau ngasih uang Rp.5.000/orang ? " ucap salah satu temanku
" iya! sabar kali " jawab mereka
kita sudah sekian lama menunggu tapi perempuan-perempuan itu belum datang juga Dan kita pun memutuskan bubar dulu dari GOR dan menunggu mereka di gang.
" mana ini yang katanya mau ngasih Rp. 5.000/orang? lama banget, ya udah kalau kayak gini kita bubar dulu aja nanti tungguin di gang " usul salah satu temanku
sesampainya di gang kita melihat kalau mereka sedang ada di tukang es krim bersama pacarnya. salah satu teman ku pun amarahnya meledak dan ingin mengguyur mereka dengan air selokan.
"bisa-bisanya mereka malah pada makan es krim! udah dan seru kalau mereka nggak mau bayar bayar terus, kita guyur aja mereka pakai air selokan! "
kita pun mengambil air selokan per orang menggunakan botol. tak lama kemudian mereka datang dan langsung diinterogasi oleh beberapa temanku.
"nah! ini nih orangnya, mau bayar atau diguyur ? "
"diguyur pakai apa?"
"pakai air selokan ! "
"air selokan? jangan dong! "
"ya terus mana janjinya?"
"ya iya bentar " mereka melihat sekitar dan " Kabur....!!! "
mereka pun kabur dan tidak mau bertanggung jawab atas janjinya.
keesokan harinya pada saat jam istirahat, awalnya aku ingin pulang ke rumah terlebih dahulu, tetapi di perjalanan aku bertemu dengan Deddy yang sedang mengobrol dengan salah satu pacar dari perempuan-perempuan itu. dan tiba-tiba jadi menunjukkan dan berkata bahwa seakan-akan akulah yang telah membuat perjanjian dengan Gita and the Geng.
"nah itu si Aldi Aldi! sini!" ucap Dedi
"iya kenapa?" jawabku
" nah ini yang namanya Aldi "
" oh... ini yang namanya Aldi! jadi kamu yang sudah ngebuat perjanjian sama si Gita, kalau si Gita kalah mereka harus bayar. 5.000/orang dan kalau nggak bakal di baju pakai air selokan " katanya
"loh kok jadi nyalahin aku sih ! orang kemarin aku cuma ikut-ikutan doang, itu juga futsal diajakin "
"udah ngaku aja! kalau mau uang sok sebutin aja mau berapa uangnya nanti kita yang bayar, tapi kalau mau banjur, banjur aja kita jangan perempuan kasihan. barang kok ke perempuan "
" tapi beneran bukan aku yang bikin perjanjiannya!. Dedi! bukannya kamu yah yang udah bikin perjanjian sama si Gita? "
" bukan! bukan aku " jawabnya
"ya udahlah, sekarang aku mau pergi dulu tapi kalau kamu masih mau uang atau pun ngebanjur, kamu bisa panggil aku lagi "
dia pun pergi s tapi aku masih tidak habis pikir dengan Dedi, kenapa dia malah sangkut pautkan masalah ini denganku? bahkan ia menuduhku kalau akulah yang telah membuat perjanjian ini. aku sangat bersyukur sekali Novia tidak ikut-ikutan, kalau ia ikut-ikutan mungkin aku juga akan bertengkar dengan orang yang memperebutkan Novia dariku. #mungkin.