Chapter 21 - UNTUKNYA

" Waduh...! bentar lagi kan hari mensiv yang ke 2 bulan bersama Novia, kira-kira aku mau kasih apa ya? "

aku baru ingat kalau sebentar lagi adalah hari mensiv ku dengan Novia yang ke-2 bulan. sepertinya bagus juga deh kalau aku memberikannya sebuah boneka. tetapi pada saat aku melihat tabunganku aku baru mengumpulkan Rp.25.000, apakah dengan uang segitu cukup untuk membeli sebuah boneka? tapi masa aku mau menyerah sebelum berperang. jelas tidak ada kata menyerah di dalam kamus. aku meminta bantuan kepada temanku, sebenarnya sih dia adik kelasku. tapi walaupun begitu dia tetap temanku dia bernama Rizki.

" Ki ! anter yuk!" ucapku memulai pembicaraan

" kemana? " jawabnya bingung

" beli boneka "

" emang ada yang jualan boneka disini? " tanya nya kembali

" ada lah! " jelasku

" dimana? " Rizki melihat kiri dan kanan

" itu loh yang di depan sekolah impres " jelasku sambil mempraktekkan dengan tangan

" ouh.... yaudah yuk ! " ucap Rizki antusias " sekarang ? "

" Minggu depan ! " kataku agak ngegas dikit

" ouh yaudah " jawabnya polos

" ya sekarang lah ! " kataku tambah ngegas

" iya-iya-iya! "

" yuk berangkat ! " ajakku padanya

" yuk!!! " jawabnya antusias

Rizky ini temanku yang baik soalnya dia orangnya penurut. setiap pulang sekolah aku suka bermain dengannya dan biasanya aku selalu menyuruhnya untuk membeli seblak dan setiap disuruh dia pasti mau tidak pernah berkata "tidak" dan "enggak mau"

" Ki! tolong beliin seblak dong ! " ucapku meminta bantuan padanya

" siap! mana uangnya? " jawabnya

" nih Rp.5.000. tiga ribunya buat seblak dua ribunya buat kamu. terus pedesnya kayak biasa ya! satu sendok " ucapku

" SIAP BOSS! " ucapnya sambil mengangkat tangan hormat kepadaku

aku bisa dekat dengannya dulu sebenarnya tidak sengaja dan malah kita dekat karena sebuah masalah. jadi aku sedang bermain di lapangan yang suka disebut BALINGBING- karena di sana terdapat 2 pohon belimbing. di samping pohon belimbing terdapat ayunan yang dibuat dari ban. saat itu Rizky sedang menaiki ayunan itu itu dan tiba-tiba ada cacing yang jatuh kebawah ayunan dan aku pun berkata.

" EH AWAS ADA CACING! " ucapku berteriak

dan tiba-tiba ia mengamuk. ia menangis dan marah-marah kencang sekali. " AAA...! BEJAKEUN LAH KA POLISI MEH SIA DIPENJARA ANJING! " ucapnya sambil menunjuk-nunjuk ke depan wajahku. Saat itu aku bingung sekali, apa yang harus aku lakukan?. sampai ibunya pun datang serta ibu-ibu yang ada di sekitar.

" ada apa ini? " tanya ibunya padaku

" E.... gak tau " jawabku bingung sambil menggaruk kepala yang tidak gatal

" ini tadi a Aldi ngomong ada cacing terus si ikinya malah ngamuk " terang salah satu temannya

" oh.... yaudah mending sekarang Aldi pergi dulu. duduk disana " ucap ibunya Rizki sambil menunjuk ke arah tempat yang harus aku duduki

aku pun menjauh dari keramaian dan duduk di atas teras depan rumah. ibunya datang dan mengobrol padaku tentang ternyata ia takut kepada cacing.

" jadi begini di, si Iki itu takut sama cacing. jadi lain kali kalau misalkan ada cacing lagi mending jangan ngomong ke si Iki " ujar ibunya

" ouh iya Bu " jawabku pelan karena masih gak enak juga sama ibunya

" maaf yah tadi Iki udah marah-marah sama Aldi " ucapnya juga merasa bersalah

" iya enggak apa-apa Bu. justru harusnya Aldi yang minta maaf karena udah bikin anak ibu nangis. "

" enggak apa-apa. Ibu maafin kok " ucapnya berusaha menenangkan ku

" makasih Bu " ucapku sambil tersenyum

" sama-sama "

setelah kejadian itu barulah kita jadi teman dekat.

nah! jadi begitulah asal-muasalnya aku bisa dekat dengan Rizky. maka dari itu aku memintanya untuk menemaniku membeli boneka untuk hadiah mensiv ku bersama Novia. setelah pulang sekolah aku dan Rizky berangkat ke toko boneka dengan berjalan kaki. awalnya aku dan Rizky tidak menemukan toko itu sampai akhirnya.

" perasaan tokonya disini deh " ucapku heran

" masa? " tanya Iki tidak percaya

" beneran " ucapku membenarkan " eh tapi apa bukan disini ya? ". aku berjalan sedikit " kayaknya itu deh "

" mana? " Iki melihat sekitar mencari tokonya

" itu! " ucapku sambil menunjukan tokonya " coba kamu lihat deh masih buka gak? "

" siap " ia berjalan menuju toko dan tidak sampai 2 menit ia kembali padaku

" gimana? " tanyaku tidak sabar

" masih buka " jawabnya

" tapi kira-kira uangnya bakalan cukup gak yah? " ujarnku bingung

" coba dulu aja "

" yaudah yuk kita masuk "

aku pun masuk ke toko boneka itu dan langsung disuguhkan dengan boneka yang beraneka ragam. aku menanyakan harga-harga boneka yang dijualnya dan aku mencari boneka yang bagus tapi harganya juga yang pas dengan uang yang aku punya sekarang.

" mang! yg ang ini berapaan? " tanyaku pada penjual boneka

" ini Rp.50.000. yang ini Rp.70.000 dan yang itu Rp.10.000 " ia menjelaskan bonekanya satu-persatu

" ada gak yang harganya Rp.20.000 kebawah? " tanyaku kembali pada penjual boneka

" ada nih! " ia menyodorkan boneka

saat aku menanyakan boneka yang harganya Rp.20.000 ternyata ada tetapi itu boneka sudah pasaran dan aku tidak terlalu menyukai bentuknya. jika aku membeli boneka itu maka tidak ada kebanggaan tersendiri soalnya manakah itu sudah pasaran. aku melihat boneka yang bagus, boneka beruang. bentuknya bagus bulunya lembut dan matanya kinclong.

" mang! kalau boneka yang beruang ini berapaan? " tanyaku sambil menunjukan boneka beruang kepada penjual boneka

" kalau yang itu Rp.30.000 "

" gak bisa kurang mang? "

" gak bisa de! soalnya ini juga toko bukan punya saya jadi kalau harganya dikurangin nanti saya yang dimarahin " terangnya

" yah.... " pundakku merosot lesu " emang gak ada yang lain lagi? "

" ada nih! "

iya menunjukkan boneka lagi kepada kita. yang menunjukkan boneka beruang tapi yang membedakan kulitnya tidak lembut matanya biasa aja dan bentuknya juga tidak terlalu bagus.

" kalau yang ini bisa Rp.20.000 " ia menunjukkan boneka beruang yang aku tidak terlalu suka

" enggak mang ah! " jawabku masih terkekeh dengan boneka beruang yang aku sukai

" masih tetep pengen yang itu? " ia menunjuk boneka yang aku sukai

" iya "

" yaudah Sok Rp.25.000 "

" beneran mang? " tanyaku antusias

" iya "

akhirnya boneka yang aku inginkan bisa aku dapatkan juga alhamdulillah. tetapi aku kira Rp.27.000 itu sudah satu paket dengan plastik dan juga pitanya ternyata plastiknya di dijual terpisah.

" nih bonekanya " ia memberikan bonekanya padaku

" loh mang! gak pake plastik sama pitanya atau bungkus yang lain gitu? " tanyaku heran

" enggak lah! kalau mau nambah lagi "

" berapa? " tanyaku padanya

" Rp.2.000 "

" aduh....! ada gak yah uangnya " ucapku khawatir kalau uangnya tidak ada

aku memeriksa semua sakuku dan aku baru ingat kalau tadi aku baru dikasih Rp.5.000 kalau orang tuaku.

" eh ada nih mang! " aku mengambil uang dari sakuku

" mana? " ia menjulurkan tangannya

" ini mang " aku memberikan uangnya

" bonekanya emang bungkus dulu ya "

" iya mang "

aku membawa pulang boneka itu ke rumahku untuk dibungkus. di rumah aku mencari box yang kira-kira cukup untuk membungkus boneka beruang yang aku beli tadi. aku sudah mencari box ke seluruh sudut rumahku tetapi tidak ada kardus yang cocok. aku mencari ide bagaimana caranya membuat box yang gak muat dimasukin boneka jadi muat. akhirnya aku terpikirkan oleh satu ide. aku membawa 2 box sepatu yang kecil dan memasukkan boneka itu ke blok yang pertama, lalu box yang kedua untuk menutup bagian atas box yang pertama. bentar-bentar kalau kayak gitu kelihatannya kurang estetik deh berarti harus ditambah perhiasan lagi. Rizky melakban di seluruh bagian kedua box itu dan di sambungan depannya aku pasang ring yang berlogo Doraemon dengan banyak diamond dan gembok kecil. lalu aku menempelkan uang monopoli di seluruh bagian boxnya dan menyimpan kunci gemboknya di salah satu uang monopoli itu. akhirnya kalaupun sudah jadi dan siap untuk diberikan kepada Novia. semoga Novia senang dengan hadiah ini walaupun hadiahnya bisa saja tetapi perjuangannya yang membuat hadiahnya itu menjadi luar biasa.

* * * * * * * * * * *

keesokan harinya aku mau kado itu ke sekolah dan dimasukkan ke dalam tasku. maka dari itu tasku terlihat sangat besar. saat melewati teman-temanku mereka semua menatap ke arahku dengan tatapan yang aneh mungkin mereka heran tentang apa yang sebenarnya aku bawa dalam tas. apakah aku membawa bom?. dan mungkin mereka dalam hatinya berkata " itu si Aldi bawa apaan sih? ". tetapi walaupun begitu aku tetap PD biarkan orang lain berkata apa "yang penting PD ya kan! ".

Bel istirahat pun telah berbunyi dan itu artinya jam pelajaran selesai dan sekarang waktunya istirahat dan sepertinya sekaranglah waktu yang tepat untuk memberikan hadiah kepada Novia. Aku sudah tidak sabar.

saat Novia akan pergi keluar kelas, aku mencegahnya agar ya tidak keluar kelas terlebih dahulu soalnya ada hadiah yang akan aku berikan kepadanya.

" Nov! mau kemana? " tanyaku pada Novia

" aku mau jajan. emang kenapa? " ia malah balik bertanya padaku

" mending kamu jangan jajan dulu soalnya aku mau ngasih kamu sesuatu "

" sesuatu? apa ? " ia bertanya heran

aku mengeluarkan kado yang ada didalam tasku " sebenarnya aku mau ngasih kamu ini "

" itu apa? " ia bertanya makin heran

" liat aja " jawabku sambil tersenyum manis

saat aku memberikan kado itu kepada Novia, teman-temanku jadi berkumpul dan mereka penasaran dengan isi kado yang aku berikan kepada Novia.

" wih....! apaan tuh "

" cie... cie... cie... dikasih kado "

" buka dong "

" BUKA...! BUKA...! BUKA...! "

Novia ingin membuka kado tetapi dia seperti sedang kebingungan bagaimana cara membukanya " ini cara ngebukanya gimana? "

" oh iya! itu cara ngebukanya harus nyari kuncinya dulu. nah! kuncinya ada di salah satu uang monopoli itu '' jelasku pada Novia

Novia mencari kuncinya di setiap uang monopoli dibantu oleh beberapa temannya. iya membuka satu persatu uang monopoli itu dari mulai kiri, kanan, atas, dan juga bawah. sampai akhirnya ada salah satu temannya yang menemukan kunci itu.

" nah! kayaknya ini deh kuncinya " ucap salah satu temanku heboh sambil meraba-raba uang monopoli itu

" mana? coba masukin " ujar Novia penasaran

" bentar-bentar "

" bisa gak? "

" loh kok gak bisa sih? " ucap temanku heran sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal

" masa? " Novia terkejut dan membulatkan matanya heran

" coba kamu yang masukin " ia memberikan kuncinya pada Novia

Novia mencoba memasukkan kuncinya kembali " oh iya emang gak bisa. Aldi ini beneran kuncinya kan? "

" Gak tau. coba aja kalau masuk berarti bener, kalau gak masuk berarti salah soalnya ada kunci jebakannya juga " ucapku memeberi tahu kepada semuanya

" yah.... ternyata ini kunci palsu " ucap Novia sambil memerosotkan kedua pundaknya lesu

" yaudah ayok kita cari lagi " ajak salah satu temanku

mereka mencari kembali kuncinya di setiap uang monopoli itu dengan teliti " mana sih kuncinya? "

" coba periksa yang sebelah sini " ucap salah satu temanku sambil menunjuk bagian yang akan diperiksa

" nah! ini apaan nih? " ucap salah satu temanku heboh saat ia telah menemukan suatu yang berbeda di uang monopoli itu

" buka uangnya! "

" oh iya bener ini kuncinya. coba masukin dulu ke gembonya siapa tau itu jebakan lagi "

" bisa gak? "

" bisa bisa! Nov kadonya kebuka! " ucapnya girang sambil melambaikan tangan pada Novia agar ia melihatnya

" yang bener? " tanya Novia tidak percaya

" beneran! " tegas temanku

" wih.... cepetan buka " ucap temanku yang lain

mereka membuka kado dariku dan semakin banyak temanku yang mengumpul di sana. mungkin karena mereka penasaran kali ya.

" wih...! Nov! hadiahnya boneka dong " ucap temanku histeris

" Mana? " Novia menghampiri temannya itu " eh iya beneran boneka. Aldi makasih ya! " ucap Novia sambil tersenyum manis padaku

" iya sama-sama " aku membalas senyuman manisnya

" CIE...! CIE...! CIE...! YANG BARU DIKASIH BONEKA. SENENG BANGET TUH MUKANYA " rayu teman-temanku histeris plus heboh

akhirnya Novia dan teman-temannya pun bisa membuka kado itu dan Novia menyimpan bonekanya ke dalam tasnya. Jaga baik-baik ya bonekanya. 😘🥰 .