Nia masuk kedalam ruangan, menarik nafas beberapa kali untuk menenangkan dirinya yang sudah cukup gugup. Nia dipersilahkan duduk oleh HRD, duduk dengan tenang dan tersenyum semanis mungkin. hanya senyum yang Nia bisa berikan pada HRD di depannya ini.
"Pak berkasnya udah saya taruh di meja sekertaris bapak". seorang laki laki masuk kedalam ruangan HRD, Nia yang merasa kenal dengan suara itu tanpa sengaja menengok ke belakang. dahinya mengkerut dan cukup kaget karena kedatangan Romeo?
"Hai Nia". Romeo memberikan senyum manisnya dan berjalan santai ke arah Nia.
"Kamu ngapain disini?". Tanya Nia berbisik, Takut HRD berpikir bahwa Nia kurangajar karena membawa teman masuk kedalam ruangannya.
"Kalian sudah saling kenal Nia?". Tanya Pak HRD.
"Dia teman saya pak". kata Nia
"Dia pacar saya pak". Ucap Romeo membenarkan.
"Eh...bukan, pak.. dia Teman Dekat saya tapi bukan pacar". Kata Nia yang sudah takut HRD nya salah paham. Lagipula untuk apa sih Romeo datang kemari?
"Hahahah kalian lucu sekali, Nia kenapa kamu sungkan begitu. Romeo ini anak baik, walaupun sedikit susah di atur. kalian disini boleh pacaran, asal jangan mengganggu pekerjaan saja". Kata Pak HRD.
"Dia kerja disini juga pak?". Tanya Nia kepada HRD, malas bertanya pada Romeo yang tidak henti-hentinya tersenyum gila ke arah Nia.
"Sebenarnya dia yang akan menggantikan Pak Surya sebagai direktur, Tapi karena Nak Romeo belum terlalu banyak pengalaman. jadi Nak Romeo kami buat bekerja di sekitar kami untuk sementara waktu, ya itung-itung dia juga belajar". Kata Pak HRD.
"Kita akan sering bertemu Nia, kau akan jadi partnerku dalam pekerjaan ini". Nia mendelik tak suka dan memandang kesal ke arah Romeo.
"Kenapa kamu gak bilang kalau kamu juga disini, pantas saja kamu bisa membuat ijin sakit untukku". Kata Nia yang sudah ingin sekali memakan Romeo hidup hidup.
"Aku Bos nya, aku bisa lakukan apapun yang aku mau.. termasuk untukmu, yasudah ayo kita bekerja". Romeo menarik tangan Nia, namun dengan cepat Nia menarik tanganya kembali dan menatap ke arah HRD.
"Pak sebenarnya apa pekerjaan saya?" Tanya Nia yang sudah malas melihat wajah Romeo.
"Pekerjaan kamu mengurus bagian keluhan masyarakat, karena saya pikir kamu bagus dalam hal berbicara dan juga meyakinkan orang lain. dan pekerjaan kamu akan dibantu oleh Romeo juga". Romeo yang mendengar perkataan HRD langsung menarik tangan Nia tanpa membuat Nia menjawab terimakasih kepada HRD.
"Tunggu dulu, kamu ini apa-apaan sih..tidak ada sopan santun sama sekali, kita harus berterimakasih kepada Pak HRD". Nia mendorong kesal bahu Romeo dan membuat Romeo mengerucutkan bibirnya kesal, Nia berbalik dan menyalami Pak HRD. "Terimakasih pak sudah menerima saya disini, saya akan bekerja dengan baik. kalau begitu saya permisi". HRD hanya tersenyum maklum dan mengangguk mengerti. Nia yang sudah melihat persetujuan dari balik senyumnya akhirnya merasa lega untuk meninggalkan ruangan.
Nia berbalik dan berjalan keluar dari ruangan tanpa melihat ke arah Romeo, Romeo yang melihat itu langsung mengikuti Reista dan berjalan di sampingnya. Bersiul-siul senang karena akan banyak waktu yang bisa mereka habiskan bersama..
"Jadi apa pekerjaan pertamaku?". Kata Nia yang berhenti berjalan dan menatap Romeo dengan wajah datar.
"Berjalan-jalan". Jawab Romeo tenang, tidak menghilangkan senyum di bibirnya.
"Romeo aku serius, aku kemari untuk bekerja. bukan bermain-main sepertimu, jika kamu ingin bermain.. kamu cari yang lain, aku ingin mendapatkan ilmu dan uang bagi hidupku". Kata Nia, tidak bisa membiarkan Romeo terus menjadi orang yang kekanakan, ini perusahaan bukan fakultas di tempat mereka kuliah. bisa seenaknya saja berjalan-jalan saat tidak ada dosen.
"Aku juga serius, kamu harus tau tempat ini.. dan mengetahui apa saja peraturan serta tempat tempat yang harus bisa kamu ingat untuk pekerjaanmu. memangnya kamu pikir kita berjalan-jalan apa?". Tanya Romeo yang sudah melihat wajah Nia yang memerah malu.
"Yasudah ayo, tunjukan yang benar.. aku dalam mode serius Romeo, jadi tidak usah bercanda".
"Siapa juga yang mengajak kau bercanda?". Setelah mengatakan itu Romeo memasukan kedua tanganya kedalam kantung celana, Nia yang melihat itu dapat merasakan Romeo yang begitu maskulin dalam pakaian kerjanya.
"Kamu sudah lama di kantor ini?". Tanya Nia yang juga belum mengerti bahwa Romeo pemilik perusahaan, Romeo yang tau bahwa Nia memang sulit memahami keadaan hanya bisa mengangguk.
"Sudah cukup lama, beberapa hari.. entahlah aku lupa". Kata Romeo yang memang tidak ingat sudah berapa lama Romeo di perusahaannya sendiri?. Itu pertanyaan konyol sih..
"Kau ini gimana? kau bekerja disini tapi tidak memberitahuku, apa kau juga magang? darimana kau dapat infonya? kau pelit sekali ya, tidak memberitahuku selama ini". Kata Nia yang pura pura merajuk.
"Disana adalah ruang untuk Rapat para petinggi direksi, dan di arah jam dua adalah tempat dimana ruangan Pemasaran berada. Kamu dan aku akan terbiasa bolak balik ke ruangan HRD dan Pemasaran, untuk membicarakan Tentang CSR kepada masyarakat dan beberapa kali harus mendengar keluhan masyarakat yang terkena dampak polusi dari limbah pabrik. mungkin beberapa hal tentang rasa kemanusiaan". Kata Romeo yang sudah mulai serius memberitahu pekerjaan yang akan dilakukan Nia.
"Apa limbah pabrik ini sangat berbahaya untuk masyarakat sekitar?". Tanya Nia.
"Cukup berbahaya, produksi pabrik membuang limbah dengan uap dan menyebar di udara. sampai sejauh ini sudah dilakukan penyulingan agar limbah itu tidak mengganggu paru paru masyarakat sekitar, namun tetap saja. ada masyarakat yang memang sengaja ingin mengambil keuntungan dari perusahaan agar mereka diberikan servis yang baik, ya sejatinya itu tanah mereka. jadi mereka menginginkan hal lebih atas apa yang kita produksi disana". Kata Romeo, Nia mengangguk salut karena ternyata Romeo tau apa masalah inti di perusahaan batu bara miliknya. Nia pikir selama ini Romeo hanya tau cara berpesta dan menghabiskan uang orangtuanya.
"Aku mengerti". Ujar Nia yang tersenyum ke arah Romeo, Saat itu juga Romeo melihat ke arah Nia dan terdiam karena senyum tulus yang diberikan oleh Nia.
"Senyummu manis sekali, sudah lama aku tidak melihat senyum tulus ini". Ujar Romeo yang mengangkat tanganya untuk menyentuh kepala Nia, Namun dengan refleks Nia memundurkan kepalanya dan tertawa.
"Ingat, janjimu". Kata Nia mengingatkan Romeo bahwa dia berjanji tidak akan mengelus puncak kepala Nia lagi.
"Astaga aku lupa, ayo kita berkeliling lagi". Romeo tertawa dan mengajak Nia untuk berkeliling ke tempat lain, Nia senang bahwa ada sisi dimana Romeo terlihat dewasa dan bisa memahami Prinsip Nia. ya walaupun Romeo terkadang lupa dan kebablasan sendiri. seperti tadi saat Romeo yang dua kali memegang tanganya, Romeo itu lucu.. Tapi juga menyebalkan. Ucap Nia dalam hati..