Romeo melihat keluar jendela, berhadapan langsung dengan jalanan ibukota yang semakin padat. matanya tak lepas dari sesosok perempuan yang sangat ia rindukan, jilbabnya yang sedikit berantakan tak menutup wajah cantiknya, Romeo rindu dengan senyum diwajah itu, saat suara merdu yang berteriak tepat dikupingnya. apalagi saat perempuan itu terus bermanja-manja dan selalu ingin diantar kemanapun.
Kesibukan Romeo yang membuatnya tak bisa meninggalkan perusahaan ini hanya untuk ber-say hallo kepadanya, mata wanita itu semakin sembab saja, apa dia merasa kesepian? apa hari-harinya berjalan dengan baik? apa dia makan tepat waktu?. ada sesuatu yang retak dalam hatinya, kerinduan yang semakin hari semakin membuatnya rapuh. namun memang apa yang membuatnya ingin terus bertahan diperusahaan ini? tentu saja lagi-lagi itu untuk Nia.
Perempuan yang semakin hari semakin cantik dengan pakaian tertutup, menjaga dirinya dari sentuhan laki-laki, perempuan yang menjaga hatinya untuk satu laki-laki. apa hebatnya surya dibanding dirinya? apa yang tidak bisa kuberikan untuk Nia? apa yang surya lakukan hingga Nia ingin repot-repot mengubah jalan hidupnya?. apa yang ada di dalam diri surya dan tidak ada didalam diriku?.
Mencoba untuk menjauhkan perasaan ini, dan membuat Nia bahagia. tapi apalah dayaku saat aku begitu merindukan aroma nafasnya, sentuhan disetiap jentik jemarinya. senyum dibibirnya yang sering mengecup pipiku dengan gemas.
"kau suka hadiah dari Daddy nak?". ayahku menepuk pundakku pelan, aku hanya tersenyum dan tetap melihat Nia yang sudah masuk kedalam busway dan berlalu pergi.
"makasih Dad, Romeo tidak habis pikir bahwa hadiah dari Daddy adalah Nia yang akan magang diperusahaan ini". Romeo berjalan kearah meja kerjanya dan menopang dagunya sembari melihat wajah Daddy nya yang sudah tersenyum sumringah.
"Daddy tau apa yang bisa membuat anak kesayangan Daddy satu-satunya tersenyum bahagia, selama 2 minggu ini kau sudah bekerja dengan baik. sekarang kau yang belajar memegang perusahaan ini, bekerjalah dengan baik dan Daddy yakin Nia akan jatuh dalam pelukanmu".
"Terimakasih Dad, Daddy jadi liburan ke swiss dengan Mommy?".
"Tentu jadi, masa kamu aja yang dapet hadiah. Daddy dan Mommy juga mau dong dapet hadiah, sedikit berlibur berdua dan memadu kasih". Romeo tertawa saat dilihat tawa diwajah laki-laki yang sudah mengurus hidupnya selama ini. ada rasa bahagia dan bangga bahwa dia bisa menjadi anak yang berbakti, ya walaupun semua ini juga karena keuntungan untuk mendapatkan hati seorang Nia.
"ya ya Romeo tau Dad, sekali lagi Romeo ucapin makasih ya Dad. Romeo tau saat ini mendekati Nia sangat sulit karena Nia hanya ingin sesuatu yang halal, mengejar cinta mas surya dengan caranya".
"Jodoh itu tidak ada yang tau nak, orang baik mendapatkan orang yang baik. jika saat ini Nia mengejar cinta seseorang dan memperbaiki dirinya untuk bisa bersanding dengan seseorang yang baik seperti surya. maka kau juga harus merubah dirimu untuk lebih baik lagi, tapi tentu saja semua diniatkan untuk kebaikan, bersaing secara sehat dan menggunakan cara yang tepat lalu berdoa semampu dirimu. Tuhan yang lebih tau hati seseorang, jika Nia jodohmu maka Daddy yakin apapun jalannya, berliku atau lurus kamu akan tetap mendapatkan hatinya disebuah pernikahan yang suci".
"Romeo akan berusaha meniatkan semua ini untuk kebaikan Dad, terimakasih Daddy dan Mommy mendukung Romeo sampai sejauh ini, mencintai Romeo dan mau membantu Romeo semampu yang Daddy bisa". Romeo bangkit dari duduknya dan memeluk Daddy nya dengan erat.
"kau anak kami, dari dulu kau kecil hingga kau sudah besar seperti ini. kami selalu berusaha untuk memenuhi semua keinginan kamu, namun tentu saja dengan cara yang benar. kau harus berusaha dan buat Nia menengok kearahmu dan mencintaimu sebagaimana kau mencintai dia dengan tulus. Daddy dan Mommy mendukung kamu sampai sejauh ini karena kami tau, Nia adalah perempuan yang baik dan sopan. dia bisa merubah kamu yang keras kepala ini menjadi sedikit penurut".
Romeo dan Daddy nya tertawa bersama dan melepaskan pelukan mereka, Romeo memang seorang laki-laki yang memiliki hati cukup lembut dan sedikit keras kepala, Romeo akan menangis saat hatinya benar-benar sedih dan dia tidak pernah menutup semua masalah dari orangtuanya, apapun yang ia rasakan maka ia akan menceritakannya kepada kedua orangtuanya. itulah mengapa kedua orangtuanya selalu mendukung apapun yang Romeo inginkan, dukungan orangtua adalah sesuatu yang akan membuat kita menjadi nomor satu, dan menjadi pemenang dalam hidup ini.
"ayo kita makan siang, Mommy kamu sudah menunggu kita di Restorant biasa".
"Ya Dad". mereka berjalan beriringan, sembari tertawa dan sesekali bercengkarama.
Seorang laki-laki yang berada dibelakang mereka sedikit tersenyum miris melihat kedekatan dua orang ayah dan anak. Surya hanya melihat punggung anak dan ayahnya yang tertawa bahagia itu. pelukan hangat seorang ayah kepada anak laki-laki, surya sudah tidak pernah merasakan pelukan itu lagi. ada sebagian hatinya yang semakin hari semakin sakit saat ia harus mengalah demi apapun, ada sebagian hatinya ingin mempunyai kebahagiaan, sebagaimana bahagianya seorang Romeo, Surya ingin memiliki cinta dan hangatnya keluarga seperti Romeo. ia ingin berbagi suka dan duka kepada orangtuanya. namun ia tidak bisa mendapatkan hal itu, dia hanya anak yang dirawat oleh kedua orangtua Romeo, mau bagaimanapun dia bukanlah anak kandung mereka, walaupun kasih sayang dan semua kebutuhan selalu dipenuhi oleh orangtua Romeo.
Surya melihat lagi berkas Cv yang dia pegang, dari seorang perempuan yang sejauh ini hadir dalam mimpinya, mengapa disaat surya ingin pergi menjauh dari semua ini semakin berat? mengapa wajah Nia menghantui hari-harinya? surya sudah meyakinkan dirinya bahwa ia tidak mempunyai perasaan apapun untuk Nia. semua perhatian yang Nia berikan seperti mawar merah yang mekar dipagi hari, semakin hari semakin membuatnya bahagia.
Surya menutup berkas itu dan menyingkirkannya perlahan, ia masuk kedalam ruangannya dan membasuh wajahnya dengan air keran, dia mencoba berwudhu dan menjalankan sholat Dzuhur, semoga saja setelah ini hatinya semakin membaik dan melupakan kekalutan ini.
Surya tidak ingin merasakan cinta kepada Nia, Surya tidak ingin bersaing dengan Romeo, keluarga Romeo sudah cukup baik mau mengurusnya seperti anak mereka sendiri. Surya hanya perlu mengalah dan menjauh dari perasaan yang akan menjebak hidupnya. ya surya hanya perlu menjauh dan semuanya akan baik-baik saja.
Romeo cukup pantas mendapatkan semua keinginannya, sedangkan dirinya? hidup dan hatinya seperti sudah mati semenjak kematian kedua orangtuanya dulu, tidak akan ada cinta yang mampu membuatnya bahagia selain cinta dari orangtua kandungnya. Tidak dengan dengan senyum dan perhatian Nia, tidak akan mungkin bisa membuatnya bahagia.