Chereads / Imperfect relationship / Chapter 19 - 19# Bukan pelacur kecil yang menyedihkan !

Chapter 19 - 19# Bukan pelacur kecil yang menyedihkan !

"Kamu sangat nakal Raisa" sambil mengelap bibirnya yang berdarah karena gigitanku.

"Kamu gila Dave! aku hampir saja mati kekurangan oksigen karena kamu !"

"Maaf, maaf."

Davian melanjutkan mengemudinya. Setelah ciuman itu aku dan Davian hanya diam tanpa pembicaraan apapun, hingga aku menyadari telah sampai didepan rumah Alika.

Tok..tok..tokk!

"Selamat sore nona Raisa"

"Bi, Alika ada ?"

"Nona Alika sudah menunggu anda dikamarnya, silahkan masuk saya antar ke kamar nona Alika."

Aku berjalan berdampingan dengan asisten rumah tangga dikeluarga Alika.

tok tok tok..

"Nona Alika, nona Raisa sudah datang"

kreek..

"Raisaa!!! Dari mana saja kamu gadis nakal ?"

"Dimana tasku ?"

"Kamu memakai kemeja siapa ? kenapa sangat besar sekali kemejanya ?" Alika mengatakannya sambil melemparkan senyum menggodanya.

"Bajuku tadi basah kuyup Al"

"Kamu dari mana kenapa bisa kehujanan"

"Dimana tasku Al ? Davian masih menungguku didepan" kenapa bisa aku keceplosan, aku segera berlari masuk ke kamar Alika dan mencari tasku.

"Astaga Raisa apa yang terjadi diantara kalian berdua haha"

"Berisik, aku pulang dulu. Terimakasih sudah membawakan tasku byeee"

Aku keluar dari kamar Raisa dan segera menghampiri Davian yang sedang menungguku.

"Sorry, lama ya ?"

"tidak masalah"

"Bisa kita pulang sekarang ?" aku terkejut dengan kata kataku sendiri.

"Baiklah kita pulang sekarang nona Raisa." Davian dengan senyum nakalnya sambil memegang daguku.

Akhirnya sampai juga di rumahku, aku lega sekali karena malam belum datang ketika aku sampai dirumah.

"Terimakasih kak Davian, karena sudah mengantarkan ku pulang"

"Sama-sama nona Raisa, terimakasih sudah menemaniku hari ini"

"hmm"

"Haha bukankah kamu sangat menikmatinya"

"Brengsek ! sudah sana pulang cepat !"

"Aku akan pulang jika kamu sudah masuk kedalam rumahmu"

"Terserah kamu saja, byee"

Aku turun dari mobil Davian, masuk kedalam rumah dan melihat kak Raka yang duduk di ruang tamu menatapku dengan tatapan membunuh.

"Darimana saja kamu ?"

"Aku ada urusan sebentar kak ?"

"Tidak usah berbohong, kakak sudah tau kamu dari mana."

"Maaf kak maaf, kakak sudah tau aku dari mana tapi masih saja bertanya padaku huufff"

"Raisaaaa!!!"

"Ampun kak ampun, aku kemar dulu" aku berlari kekamarku, aku takut jika kak Raka semakin marah.

Setelah mandi dan makan malam aku langsung tidur, karena sangat lelah.

Pagi berikutnya dikampus, aku mengikuti kelas seperti biasanya. Setelah kelas selesai aku dan teman temanku berencana untuk menghabiskan waktu bersama. Tapi ketika dosen baru saja keluar dari kelas, tiba-tiba ada beberapa orang senior wanita datang mencari seseorang, dan seseorang itu ternyata adalah aku.

"Kamu Raisa ?"

"Iya"

"Kamu sangat memalukan, menggoda seniormu dengan tubuhmu kotormu !! menggoda dua senior yang sangat dihormati dikampus ini sekaligus, dimana rasa malumu. Dasar pelacur kecil !"

"Siapa yang kamu maksud pelacur !"

"Apa kamu tidak punya kaca ! lihatlah dirimu benar benar seperti pelacur yang sangat menyedihkan !! bagaimana cara orang tuamu mendidikmu sehingga kamu masih sekecil ini sudah menjadi pelacur !!"

"Tutup mulutmu wanita sialan !!"

"Beraninya kamu mengataiku ! dasar pelacur !!"

plaakkk!!! sebuah tamparan keras meluncur ke pipi kiriku.

"Wanita sialan !! siapa yang kamu maksud menggoda senior !! apa kamu tau siapa sebenarnya yang menggoda duluan !!"

"Mengakulah saja pelacur kecil !!"

"Aku tidak akan membiarkanmu mengataiku seperti itu lagi !!"

Aku mencengkeram lehernya, dan mendorong dia sampai ke tembok. Dia tidak hanya mengataiku tapi juga mengatai orangtuaku.

"Dasar wanita sialan ! beraninya kamu merendahkan ku !! kamu pikir aku akan diam saja dengan perlakuanmu"

Beberapa teman dari senior tersebut mencoba mengehentikan ku tapi dihalangi oleh Alika dan Fany, beberapa orang lainnya terkejut melihatku.

"Jika kamu masih berani menggangguku dan teman-temanku, aku akan membereskan mu sendiri dengan tanganku !!" Setelah itu aku melepaskan cengkraman tanganku dilehernya dan pergi meninggalkan kelas. Aku melihat wajahnya yang memucat, dan ketakutan.

"Al apakah Raisa baik baik saja ?" Fany yang berjalan dibelakang ku bertanya kepada Alika karena melihatku seperti orang yang berbeda.

"Tenang saja Al, ini bukan pertama kalinya Raisa bertindak seperti itu." ucap Alika menenangkan Fany.

"Sa ? aku tidak membawa mobil sendiri hari ini."

"Naik mobilku saja Al"

Setelah naik ke mobil, Alika segera menelfon Vanya dan Desy agar bertemu di cafe tempat kita berkumpul.

Fany sengaja memilih meja dilantai dua dengan suasana outdoor. Agar lebih rileks untukku yang sempat bersitegang tadi dikampus. Setelah memesan makanan kita mengobrol dengan asyik sambil menunggu Vanya dan Desy.

"Raisa kamu sangat keren tadi." Fany yang pertama kali melihatku seperti itu memujiku dengan mata berbinar binar.

"Haha apakah kamu terkejut melihatku tadi fan ?"

"Aku sebenarnya mengkhawatirkan mu tadi sebelum kamu membalas perkataan senior Sherin, tapi setelah mendengar kamu membalas umpatannya aku yakin kamu akan menang haha"

"Oh ya Sa, kamu tidak takut kak Davian tau tentang perseteruan mu tadi ?"

"Oh Alika sayang, ini sama sekali tidak berhubungan dengan Davian"

"Ada apa antara kamu dan kak Davian sa ?" Fany menyela.

"Tidak ada apa apa"

"Benarkah Raisa ? lalu kenapa wajahmu memerah ?"

"Al berhenti menggodaku"

Tidak perlu menunggu lama Vanya dan Desy segera datang, diikuti dengan makanan yang sudah kita pesan.

Ternyata perseteruanku dengan senior tadi sudah sampai ke fakultas lainnya. Kabar tersebut mudah sekali menyebar, aku hanya khawatir jika nanti orang tuaku dipanggil untuk datang ke kampus.

Saat berkumpul dengan teman-teman kita bisa sampai lupa waktu, arlojiku juga sudah menunjukan pukul setengah 9. Kami memutuskan untuk segera pulang. Aku pulang satu mobil dengan Alika, sedangkan Fany berpindah ke mobil Vanya, karena rumah Vanya dan Fany berada dalam satu kompleks yang sama.

Ditengah perjalanan menuju rumah Alika aku mengobrol ringan dengannya.

"Al, kamu sudah menjalin hubungan dengan kak Davian ?" ucap Alika berhati-hati

"Tidak Al"

"Kurasa kak Davian benar benar menyukai mu"

"Sudahlah aku muak dengan itu"

"Raisa, apakah kamu tau siapa wanita yang saat itu bersama kak Davian dicafe ?"

"Tidak, kenapa ?"

"Dia adalah mantan pacar kak Davian dulu, dia baru pulang dari luar negeri."

"Lalu ?"

"Dia ingin kembali menjalin hubungan dengan kak Davian"

"Oh"

"Raisa !!"

"kenapa sih Al ?"

"Kamu tau apa yang terjadi antara kak Davian dan wanita itu dulu ?" "Dia menghianati kak Davian, dia bermain dengan banyak lelaki dibelakang kak Davian dan dia juga hanya ingin sebagian dari kekayaan kak Davian"

"Benarkah ? kenapa bisa Davian tertipu dengan wanita semacam itu"

"Wanita itu sangat licik sa, bahkan dia juga pernah memfitnah kak Bastian. Dia mengatakan bahwa dibelakang kak Davian, kak Bastian selalu menggodanya bahkan beberapa kali berusaha memperkosanya."

"Sungguh yang kamu katakan ?"

"Sampai akhirnya kak Davian dan kak Bastian sempat bermusuhan, lalu kak Davian mengetahui sendiri semua perilaku busuknya"

"Wanita gila haha"

"Jika dia mengetahuimu bahwa kamu sedang dekat dengan kak Davian, dia pasti juga akan membahayakan mu Raisa"

"Terimakasih Alika telah mengingatkan ku. Tapi dari mana kamu mengetahuinya dengan sedetail itu ?"

"Kak Bastian yang memberitahuku."

"Kapan ?"

"Sejak kamu berada dirumah sakit"

Akhirnya sampai dirumah Alika, aku hanya mengantarkan Alika sampai depan pintu gerbangnya dan langsung pergi menuju rumahku. Aku terdiam dengan beberapa hal yang berkecamuk dipikiranku.

Setelah sampai rumah aku mendapati rumah sudah sangat sepi, mungkin kak Raka belum pulang atau sudah tertidur dikamarnya. Sedangkan mamah dan papah belum juga pulang dari luar negeri, dirumah yang sebesar ini membuatku sangat kesepian. Aku naik ke atas dan masuk kedalam kamarku. aku memutuskan untuk mandi lalu tidur karena besok aku masih harus pergi kuliah.