Chereads / Imperfect relationship / Chapter 21 - 21# Dave, kau menggodaku ! (2)

Chapter 21 - 21# Dave, kau menggodaku ! (2)

"Kenapa hanya dengan hembusan nafasnya saja aku tergoda, Raisa kamu sangat lemah !" gerutuku dalam batin.

"Raisa, kamu kenapa diam? kenapa wajahmu memerah lagi ?" Davian yang tadinya memelukku sekarang memegang kepalaku dan menatap wajahku.

"Aku baik baik saja, sudah lepaskan aku"

"Apa aku membuatmu bergairah ?" berbisik ditelingaku sembari beberapa kali menghembuskan nafasnya dileherku.

Tubuhku semakin tidak karuan, aku mendesah pelan bersikap sebisa mungkin tidak terpengaruh dengan apa yang dilakukan Davian.

"Kumohon cepat keluar, sebelum kakakku memergoki kita"

Davian tidak bergeming dengan rengekanku. Tangannya sekarang memeluk pinggangku, membuat tubuhku dan tubuhnya tidak memiliki jarak lagi. Matanya masih menatapku sedari tadi, kulihat dia juga berkeringat dan wajahnya juga memerah sama denganku.

"Dave kamu baik-baik saja ?" ucapku lembut sambil membelai wajahnya yang masih terpaku melihat wajahku.

"Raisa, aku tau kamu juga merasakannya" setelah mengatakannya Davian mencium bibirku sambil memelukku dengan erat, aku mencoba melepaskan ciumannya tapi Davian menahan tubuhku. Aku mulai menikmati ciumannya dan tanpa sadar aku membalas ciumannya. Saat aku menikmati ciuman tersebut, tiba-tiba dia melepaskan ciumannya dan menatapku dengan mulutku yang masi sedikit terbuka.

"Kenapa Dave ?" tanyaku menatapnya seperti orang yang sedang bingung, dan mata yang sayu.

"Raisa, aku menginginkanmu"

"Maksudmu ?"

Davian menciumku kembali, sambil menggendongku menuju ranjang. Tanpa melepaskan ciumannya Davian menidurkanku diatas ranjangku. Saat Davian berada diatas tubuhku aku merasakan ada yang mengeras dibagian bawah tubuh Davian, pikiranku mulai kotor. Tiba-tiba saja tangannya sudah berada didalam kaus ku yang oversize ini. Aku mengerang saat Davian membuka pengait bra ku lalu meremas gundukan daging di dadaku, aku mendorong tubuh Davian menjauh dari atas tubuhku, tapi Davian tidak bergerak sama sekali, aku takut, rasanya ingin menangis tapi aku tidak akan membiarkan air mataku menetes. Aku kehilangan akal dan menggigit bibirku sendiri hingga berdarah.

"Raisa, apa yang kamu lakukan ?" Davian melepaskan ciumannya menatap bibirku yang sudah berdarah dan mata yang berkaca-kaca.

"Raisa maafkan aku, aku sudah kehilangan akal" Davian memelukku, menciumi keningku. Tapi air mataku mengalir karena sudah tidak sanggup kubendung lagi.

Davian yang mengetahui aku menangis, langsung menghapus air mataku.

"Maafkan aku Raisa, maaf" kali ini Davian yang menangis. Aku mengusap air mata Davian, lalu mencium pipinya pelan.

"Mari main game saja" pintaku pada Davian yang masi memelukku dipangkuannya.

"game ?"

"Kamu bisa bermain PlayStation kan ?"

"Tentu, kamu punya ?" tatapan matanya yang mulai berbinar.

Aku bangkit dari pangkuan Davian, mengambil PlayStation ku.

"Kita mau bermain apa Kak ?"

"Kamu bisa bermain sepak bola ?"

"Kamu meremehkan ku ?"

"Mari bertaruh ?" Davian menyeringai.

"Bertaruh ?"

"Kalau kamu kalah kamu harus jadi supirku 1 Minggu, kalau aku yang kalah sebaliknya"

"Baiklah, ayo mulai !"

Aku bermain PlayStation bersama Davian, tidak disangka dia sebenarnya orang yang asik. Dia bukan orang yang naif seperti yang kukira.

Akhirnya aku yang memenangkan pertaruhan ini, sesuai perjanjian kita Davian akan menjadi supirku selama 1 Minggu.

Ketika sedang asyik bermain game, rasa kantukku datang dan aku tertidur dibahu Davian. Kemudian tidak lama setelah aku tidur sepertinya Davian juga tertidur dengan kepala bertumpu pada sofa dikamarku.

Kreekk.. pintu kamar terbuka pelan.

Kak Raka dan kak Bas masuk kedalam kamarku, menatap aku dan Davian yang sudah tertidur pulas dengan layar televisi yang masi menyala.

"Dasar Dave, apa ini cara dia berkencan ?" ucap Bastian pelan.

"Ini pasti ide Raisa mengajak Dave bermain PlayStation" sahut kak Raka

"Benarkah ?"

"Biarkan saja mereka tidur, ini lebih baik daripada mereka terus bertengkar" ucap kak Raka sambil merangkul Bastian meninggalkan kamarku.