Aku menggeliat dengan enggan, merilekskan badanku yang pegal dengan posisi tidurku sebelumnya. Ku angkat kedua tanganku keatas merilekskan otot otot tanganku tanpa ada seseorang disampingku.
Dukkk...!!
Tanganku meninju rahang tegas seseorang disampingku, "Shit !! Raisa apakah ini caramu membangunkan seseorang ?" gerutu seseorang yang kutinju rahangnya.
"Sorry Dave, aku tidak membuka mataku ketika meregangkan otot-otot ditanganku" sambil tertawa kecil aku melihat wajah Davian sambil mengelus lembut dagunya.
"Apa itu sakit Dave ?" aku menatap kembali wajah Davian sambil kubelai dagu serta rahangnya pelan.
"Tidak akan sakit jika kamu menciumku sekarang Raisa" Davian mengerlingkan matanya dengan nakal.
"Dave, kamu tidak akan mendapatkannya kali ini." aku berdiri dan sedikit berlari keluar dari kamarku sebelum Davian menerkamku.
Senja mulai menampakkan dirinya, begitu indah dengan dihiasi sekelompok burung berterbangan kesana kemari diatas sana. Dimana kakakku, dan kak Bas apakah dia sudah pulang ?. Aku melesat menuju halaman belakang untuk menikmati keindahan senja sore ini. Suara tawa yang sedikit nyaring mengganggu ketenanganku saat ini.
"Hei kalian kenapa berisik sekali !" pekikku sambil berjalan menuju gazebo disudut halaman.
"Oh tuan putri sudah bangun, dimana pangeran mu ?" tawanya sangat lepas.
"Kak Raka !! siapa tuan putri mu !"
"Pangeran Davian kau disini juga rupanya ?"
"Hei Bas, kau baru sadar jika aku memang terlahir seperti pangeran dikerajaan" Davian dengan polosnya membalas cemoohan mereka.
"Kalian sama sama tidak waras !!" umpatku lalu pergi meninggalkan mereka.
"Hei babe, mau kemana ?"
suara yang membuatku menoleh kebelakang.
"Dave, apa kau mau rahangmu patah !"
Dasar mereka ! hanya tau menggodaku saja. Aku segera mandi karena langit sudah menunjukan kegelapannya. Setelah aku menyelesaikan mandi ku aku sedikit bersantai diranjangku sambil membaca beberapa pelajaran matkul ku sembari menunggu waktu makan malam tiba.
kreekk..!! seketika suara pintu terbuka membuyarkan fokusku.
"Raisa turun, ayo makan malam"
"Ok kak, wait" aku membereskan beberapa bukuku dikasur dan segera turun untuk makan malam.
Makan malam kali ini cukup tenang, meskipun aku sedikit khawatir karena aku sedang makan semeja dengan beberapa orang lelaki yang sangat menyebalkan.
Setelah selesai makan, aku kembali kekamarku. Mempelajari lagi beberapa matkul ku, sambil berbalas pesan singkat dengan teman temanku yang penasaran tentang hubunganku dan Davian sekarang.
Aku mengabaikan ponselku dan menatap lekat layar laptopku juga sesekali melihat kearah buku disampingku. Aku sedang mempelajari kembali beberapa bagian matkul ku yang kurang ku pahami agar aku bisa memulai skripsku disemester depan.
Karena aku terlalu fokus dengan layar laptopku sekarang, menjadikanku melupakan sudah jam berapa sekarang ini ? mataku mulai berdenyut, terasa sedikit pusing karena aku menatap layar laptopku tanpa istirahat sedari tadi. Aku menyimpan beberapa file lalu mematikan dan menutup laptopku.
Kurebahkan badanku di kasur kingsize ku, menenggelamkan diri dibawah selimut tebal kesukaanku ini hingga terlelap kedalam mimpiku.
------------------
Aku enggan untuk bangun pagi ini, meskipun cahaya mulai terlihat dibalik tirai jendela raksasa dikamarku. Aku menutup kembali tubuhku dengan selimut dan memeluk guling ku dengan erat. Tidak ada gunanya juga aku bangun sepagi ini mengingat kelasku akan dimulai pukul 11 siang hari ini.
Tok tok tok..!!
"Holly shit !!!" geramku. Siapa yang berani membangunkanku sepagi ini !
"Raisa kamu tidak keluar untuk sarapan ?"
seperti bukan suara kak Raka batinku.
Aku membuka mataku, menyingkap selimutku dan segera membuka pintu.
"Good morning babe"
"Kamu !"
"Why babe ? apa kamu terkejut aku membangunkanmu ?"
"Dave ? mengapa kamu sepagi ini sudah berada di rumahku ?"
"Kamu tidak tau aku menginap dirumahmu ini semalam."
"Seriously ?" mataku terbelalak mendengar nya.
"Raisa, kamu sudah membuatku bergairah sepagi ini" bisikan Davian ditelingaku membuatku menggeliat geli.
"Dasar mesum !!" aku membanting pintu kamarku dan memposisikan tubuhku untuk kembali tidur.
Aku memaksakan diriku kembali untuk tertidur tapi rasanya sulit setelah darahku berdesir akibat bisikan suara sexy dari bibir Davian.
Aku memutuskan untuk mandi dan menyibukkan diriku didalam kamar melewatkan sarapanku. membolak-balik buku dan menatap layar laptopku, memeriksa beberapa tugas tugasku yang telah diselesaikan sebelumnya. Ketika aku merasa mataku sedikit perih, kulirik jam didinding kamarku. Pukul 9 kurasa aku bisa memejamkan mataku sejenak.
kring.. kring..!!!
Ponselku berdering nyaring disamping kepalaku, membuatku tersentak. "do you want kill me !!" suaraku memekik, tanpa melihat siapa yang menelfonku aku langsung memakinya.
"Bangunlah nona, sudah cukup untukmu berhibenasi" suara kekehan dari orang yang menelfonku.
"Ohh please Dave, kamu seperti hantu sekarang"
"Aku sedang dalam perjalanan menuju rumahmu, cepatlah bergegas aku akan menjemputmu, kelasku juga akan dimulai bersamaan dengan kelasmu"
"Kelasmu bukan urusanku Dave, untuk apa kamu menjemputku ?"
"Kamu lupa aku supirmu untuk satu Minggu kedepan"
"Haha maaf aku lupa, baik supirku. Tunggulah aku dengan sabar !" aku terkikik dan menutup telfonnya.
Waktu sudah menunjukkan pukul 10 lebih, aku bergegas mandi lagi dan bersiap untuk pergi ke kampus.
-----------------------
Beruntunglah aku kelasku dimulai pada jam 11, dan suasana kampus sedikit lebih sepi dibandingkan dengan kelas yang dimulai jam 9.
Tetap saja beberapa orang menatapku ketika aku turun dari mobil mewah milik pria idaman banyak mahasiswi disini. Aku berusaha menjaga ekspresiku, menjaga pandanganku dari semua tatapan wanita yang ingin segera melubangi kepalaku. Aku bersikap dingin seperti biasanya, tetapi sikap dinginku hilang seketika Davian yang turun bersaman denganku dari mobil dan mencium keningku. Bibirku sedikit terbuka karena terkejut dengan perlakuannya. Sekarang aku yang ingin melubangi kepala Davian. Aku memperbaiki lagi penampilanku dan segera berlalu menuju kelas.