Chereads / Imperfect relationship / Chapter 24 - 24# Dating (2) 18+

Chapter 24 - 24# Dating (2) 18+

Setelah semua memperkenalkan diri, Erick datang bersama Vanya. Gadis yang berparas cantik dan terkesan dewasa dengan body yang aduhai, seperti tipe wanita yang selalu disukai Erick, bukan seperti Raisa yang dandan alakadarnya.

Aku merasa sedari tadi kedua mata orang yang duduk berhadapan denganku itu terus mengawasi ku. Rasanya sungguh tidak nyaman, aku akan membuat dia berpikir bahwa Davian adalah kekasihku.

"Babe, sepertinya makananmu sangat enak ?" ucapku pada Davian.

"Kamu mau mencobanya ? biar aku suapkan" yeah, sepertinya Davian tau maksudku. Davian menyuapiku makanan yang ia pesan tadi.

"Sangat lezat Dave, kamu mau mencoba punyaku ?"

Davian mengangguk.

"Biar kusuapi babe" aku menyuapinya.

"Enak sekali babe, tapi ini tidak lebih enak dibandingkan bibirmu"

Mataku terbelalak seketika saat Davian mengatakan nya. Aku berusaha tersenyum semanis mungkin, dengan berusaha mencubit paha Davian dibawah meja.

"Aku ketoilet sebentar ya" ucapku dan meninggalkan meja.

Selesai dengan urusanku dikamar mandi, aku segera keluar. Betapa terkejutnya aku melihat Erick yang sudah berada didepan pintu toilet.

"Erick, apa yang kamu lakukan disini ?"

Tanpa menjawab pertanyaanku, Erick langsung menarik lenganku masuk kedalam bilik toilet kembali dan menguncinya.

Erick menatapku sangat tajam, mencengkeram bahuku sangat kuat.

"Erick !!! lepas atau aku akan teriak!!"

"Teriak saja Raisa, dan aku akan menelanjangi mu jika kamu berani teriak."

Aku menunduk, berfikir bagaimana aku bisa keluar dari cengkeraman Erick.

"Aku merindukanmu sa" suara Erick berubah menjadi sangat lembut.

"Desy akan mencarimu jika kamu tidak pergi sekarang"

"Aku tidak mencintainya sa, aku mencintaimu"

"Kamu bohong!"

"Aku sangat mencintaimu sa" Erick menatapku dengan tatapan memohon. Tapi aku sudah tidak memiliki perasaan apapun padanya.

Ketika aku sedang merenungi semuanya, Erick mendaratkan bibirnya di bibirku.

"Emhhh, lepas rick !! lepas !!"

"Tidak akan sa!" Erick menarik t-shirt yang sedang kupakai hingga robek.

"Erick kumohon lepaskan aku"

"Aku mau kamu jadi milikku sekarang juga !"

Setelah merobek t-shirt ku, dia menciumi leherku, meremas payudaraku. Tanganku yang sudah dikunci olehnya keatas dan kakiku juga dikunci oleh kakinya, membuatku hanya bisa menangis pasrah, ingin rasanya aku berteriak tapi Erick juga sudah menyumpal mulutku dengan tissue toilet.

Braaakkk!!!

"Raisa !!"

Erick melepaskan kegiatannya yang sedang menciumi leherku dan meremas payudaraku. Aku menangis lebih histeris ketika tiba tiba saja Davian mendobrak pintunya.

Davian menarik Erick keluar dari bilik toilet dan menghajarnya sampai dia tidak bisa melawan lagi.

"Raisa, maafkan aku. Aku terlambat datang" ucap Davian dengan suara bergetar sembari melepaskan jaketnya untuk kupakai. Karena aku hanya menggunakan bra saat ini.

Davian memapahku keluar dari kamar mandi dan segera menuju mobil.

"Sa, kamu tunggu dimobil sebentar. biar aku mengambilkan barang barangmu yang tertinggal didalam cafe"

Aku hanya mengangguk, dan ketika Davian akan pergi aku menarik lengannya.

"Dave, jangan katakan apapun tentang kejadian tadi kepada mereka"

Davian mengangguk dan pergi. Aku termenung didalam mobil, memikirkan apa yang terjadi tadi dan kenapa Erick melakukan perbuatan itu tadi. Bukankah dulu dia yang mencampakanku, meninggalkanku semaunya sendiri.

Setelah kembali ke mobil Davian segera mengantarku pulang, menggedongku ala bridal style sampai tempat tidur karena tubuhku yang masih lemas.

"Dave, terimakasih" ucapku menatap Davian dalam.

Davian mengangguk dan langsung mencium keningku.

"Bagian mana yang sakit ?"

aku menunjukan pergelangan tanganku yang sudah memerah dan terdapat bekas kuku.

"Bagian mana lagi ?"

"hanya itu saja ?" Davian perlahan membuka kancing jaket denimnya yang kupakai. Aku berusaha menutup kembali kancingnya, tapi tenaganya lebih kuat dariku. Dia memandangi tubuhku di setiap incinya.

"Dave, aku akan mandi. Bisakah kau menunggu diluar ?"

"Kalau tidak mau ?"

"Dave!!"

"Sudah sana mandi, atau akan kumandikan jika kamu terus menyuruhku keluar"

Aku berjalan masuk ke kamar mandi, membasuh tubuhku yang sudah lengket akibat peluh. Aku berendam sebentar untuk merilekskan tubuhku. Tentang perlakuan Erick tadi sebenarnya apa yang terjadi padanya,Aku masih bingung dibuatnya.

"Kau sudah selesai mandi Raisa ?"

"Astaga, Dave kau mengagetkan ku"

"Salah sendiri terus melamun"

Dave berjalan menghampiri ku yang masi mematung didepan kamar mandi. Lagi lagi dia mengagetkanku dengan tiba tiba menggendongku dan meletakan ku diatas kasurku.

"Dave kau mau apa ?"

"menurut mu ?" posisinya sekarang berada diatas tubuhku tanpa menindih. Shit ! smirk diwajahnya membuatku gila, dia sangat tampan dengan segala yang ada dalam dirinya. Aku seperti sudah terhipnotis oleh tatapannya.

Dave mulai mencium bibirku, melumat dengan pelan, dan satu tangannya bergerak melepas ikatan bathrobe yang kupakai. Melepas ciumannya lalu menatap tubuhku hanya memakai bathrobe yang sekarang sudah dibuka ikatannya.

"Kamu sangat indah Raisa" setelah mengatakannya pelan Dave menciumku kembali dengan tangannya meraih gundukan yang ada di dadaku. Meremasnya, memainkan puncak gundukan tersebut.

"Ahhhhh" erangan ku lepas dari mulutku.

Dave mulai mencium leherku, menggigit kecil dibeberapa bagian membuat banyak tanda kepemilikan disana. Setelah puas menciumi leherku perlahan turun menciumi gundukan kenyalku menghisapnya seperti bayi yang sangat kehausan.

Aku hanya bisa menggigit bibir bawahku, menikmati sensasi yang Davian berikan. Tangan yang dari tadi meremas dan memainkan ujung gundukan di dadaku perlahan turun menyentuh daerah kewanitaan ku.

"Ohh babe, apa kau menikmatinya ? Ini sudah sangat basah bukan" ucap Davian sembari menyentuh halus bagian kewanitaan ku. Aku menatapnya dalam, mataku yang sudah sayu karena gairah, aku tidak menjawab pertanyaan Davian.

Davian bangkit dari atas tubuhku, lalu sedikit turun dan menundukkan kepalanya tepat didepan pangkal pahaku. Dengan gerakan yang sangat cepat aku menutup pahaku.

"Aku tau kamu malu kan babe ?" ucap Davian dengan smirk smile nya. "Tutup matamu, nikmati saja sensasi yang aku berikan" Davian mengecup lembut keningku, detik kemudian Dave menenggelamkan wajahnya kedaerah kewanitaan ku.

Aku bisa merasakan lidahnya menari di daerah intimku, menjilati seluruh permukaannya. Memainkan klitorisku dengan lidahnya. "Ahhhh Dave..." aku mulai mengerang merasakan kenikmatan yang Dave berikan. Dave semakin menggila menjilat dan sesekali menyedot didaerah intim ku. Tangannya juga tidak lepas dari gundukan kenyal didadaju semakin keras meremasnya, membuatku terus mengerang dan sesekali menjambak rambut lebat Davian.

"Ahhhh Daveee" dengan nafas yang mulai tidak beraturan aku terus mengerang.

"Ohh babe apakah ini first time untukmu ?"

"Ummhhh yeah Dave emhhhh" aku terus mengerang menikmati kenikmatannya.

"Arrgghhh Dave sepertinya aku harus ketoilet"

Davian masih dengan permainannya dibagian bawah tubuhku. "Uhhh Dave aku ingin buang air kecil" nafasku semakin berat.

"Keluarkan saja disini babe" Detik kemudian setelah Davian mengatakannya tubuhku menggelinjang hebat, dadaku membusung keatas. Cairan yang kukira tadi ingin buang air kecil keluar dengan sendirinya. Dengan sangat bernafsunya Davian menjilati cairanku dipaha dan juga diarea intiku hingga tidak tersisa.

Mataku menatap tubuh Davian yang aku tidak tau sejak kapan dia sudah telanjang bulat seperti itu. Kejantanan nya yang besar dan panjang sudah mengeras, membuatku menelan salivaku dengan sedikit kasar.

Sekarang posisi Davian berada diatasku siap untuk menindih ku. Tapi saat aku berpikir dia ingin menindihku, dia malah menyuruh ku untuk turun dari kasurku dan dia duduk ditepi kasurku.

"Berjongkok lah didepanku babe" entah sadar atau tidak aku menuruti perkataan Davian, dan jongkok tepat didepannya. oh tidak maksudku didepan kejantanan nya. Lagi lagi aku sulit untuk menelan salivaku.

" c'mon babe lakukan sesukamu pada juniorku"

Tanpa menunggu arahan dari Davian lagi, aku mulai memegang kejantanannya, memasukannya kedalam mulutku. Mengulumnya dengan gerakan tidak beraturan, meskipun mulutku sudah penuh dengan kejantanan Dave tapi tetap saja itu belum sepenuhnya masuk kedalam mulutku. Davian menuntun ku untuk mempercepat gerakan mengulum kejantanannya dengan memaju mundurkan kepalaku.

"Ahhhh yeahh babe" desahan sexy Davian membuatku gila. "ohhhh...faster...babe emhhhh" seperti perkataan nya aku mempercepat gerakanku. Tiba tiba aku merasakan cairan hangat menyemprot didalam mulutku aku melepaskan mulutku pada kejantanan Davian, memandangi sambil tanganku mengocoknya. Cairan itu sekarang menyemprot didadaku membuat gundukan kenyalku penuh akan cairan Davian. Davian mengangkatku menidurkanku diatas ranjang, memeluk tubuh telanjangku dan menutupi tubuh telanjang kami berdua dengan selimut tebal dikasurku. Aku membalas pelukannya, "tak akan kubiarkan orang lain mendahului ku. Kamu hanya milikku Raisa, selamanya milikku" bisik Davian disela sela mencium keningku. Aku tersenyum mendengarnya dan mempererat pelukanku ditubuhnya.