Chereads / Imperfect relationship / Chapter 23 - 23# Dating

Chapter 23 - 23# Dating

Kelasku baru selesai pukul 4 sore, dan sekarang baru jam 3 sore. Aku melirik teman teman sekelasku memancarkan wajah wajah bosan yang sama denganku. Bagaimana bisa aku menyelesaikan kuliahku lebih cepat jika mendengarkan dosen saja aku malas malasan.

Satu jam berlalu, akhirnya kelasku selesai juga. ponselku bergetar menandakan ada panggilan masuk.

"Ya Dave ?"

"Kelasmu sudah selesai kan, ayo pulang. Aku sudah menunggumu diparkiran."

"Ok" telfon terputus dan aku bergegas menuju parkiran.

"Sa, mau kemana buru-buru ?" suara sahabatku dengan tangan menepuk bahuku.

"Aku ingin segera pulang Al, kurasa aku sedang tidak enak badan ?"

"Baiklah, mau ku antar ?"

"Tidak, sudah ada supir yang menjemputku."

"Supirmu menjemputmu dimana ?"

"Diparkiran Al"

"Ok, mari kita kesana bersama. Oh ya Fany jadi pulang bersamaku ?"

"Iya Al, aku akan pulang bersamamu"

Aku dan dua temanku berjalan bersama ke parkiran kampus sambil mengobrol santai.

"Sa, ini kan parkiran kampus. emang supir kamu jemput diparkiran kampus ?"

"Emmm...." kenapa aku bisa lupa jika supir yang ku maksud adalah Davian. Belum sempat aku menjawab pertanyaan Fany tiba tiba ada suara memanggil namaku sambil melambaikan tangan kearahku.

"Raisaaa...!!"

"Jadi itu supir kamu sa ?" ucap Alika sambil mengedipkan sebelah matanya.

"Supir idaman" sahut Fany dengan senyum liciknya.

"Ini kesepakatanku dengan Davian, kalian jangan salah paham"

"Cepat kamu kesana, kasihan supir idaman kamu sudah menunggu kamu" ucap kedua temanku dan mendorongku kearah Davian.

"Bye Raisa" mereka berdua berlalu meninggalkan ku.

Aku memasuki mobil dengan wajah sebal, bisa bisanya kedua temannya itu menggodaku.

"Kita mau kemana sa ?" ucap Davian memecah keheningan.

"Pulang !" singkatku dengan meninggika nada bicaraku.

Setelah ucapanku tadi aku sedikit menyesalinya, Davian tidak melakukan apapun tapi aku melampiaskan kekesalanku padanya.

Setelah sampai rumah, sebelum aku turun dari mobil Davian sebaiknya aku meminta maaf terlebih dahulu.

"Kak Davian.."

"Iya Raisa, ada apa ?"

"Maafkan aku yang membentak kakak tadi."

"Raisa Raisa, kamu seperti baru kenal aku tadi pagi saja"

"Pokoknya aku minta maaf, aku sungguh sedang emosi tadi kak. Aku bersalah melampiaskan emosiku padamu" aku mengatakannya dengan nada yang sedikit bergetar.

"Aku memaafkanmu Raisa" Davian menarik lenganku dan menenggelamkanku kedalam pelukannya. Aku membalas pelukannya, melingkarkan tanganku dipinggang Davian. Aku merasa nyaman dalam pelukannya. Davian mencium keningku dan mengelus rambutku perlahan beberapa kali. "Bisa bisa aku tertidur pulas jika dia seperti ini terus." batinku sambil tersenyum.

"Raisa, bagaimana jika kita lanjutkan kegiatan ini dikamar ?" ucap Davian sambil tersenyum nakal padaku.

"Dasar mesum !!" aku melepaskan pelukannya dan turun dari mobil.

"Terimakasih kak Davian, hati hati dijalan. bye " ku lambaikan tanganku.

"Bye sayang" sambil melemparkan senyum termanisnya.

---------------------------

Hari-hari yang aku lalui bersama Davian memang sangat menyenangkan, tidak membuatku bosan. Bahkan jika malam hari tiba, aku selalu tidak sabar menunggu hari esok untuk segera bertemu dengannya.

Hari ini hari ketujuh Davian menjadi supirku, itu berarti ini adalah hari terakhir. Kuliahku mulai pukul 9, sekarang sudah pukul 8.40 tapi davian belum juga sampai dirumahku. Nomornya pun tidak aktif saat ku telfon. Kumohon Dave jangan membuatku khawatir.

Tiba-tiba terdengar suara klakson, wajahku langsung berbinar saat ku lihat mobil Davian yang membunyikan klakson tersebut.

"I'm so sorry babe" ucap Davian, sebenarnya aku sudah sangat bahagia ketika melihat dia datang menjemput ku tadi.

"Bisa kamu percepat laju mobilnya ?" aku mulai khawatir dengan waktu yang sudah hampir jam 9.

"Ok babe"

Tepat pukul 8.58 aku sampai didepan kampus, tanpa pikir panjang aku turun dari mobil dan berlari meninggalkan Davian. Beruntung kelas belum dimulai dan dosen juga belum masuk ke kelas.

Aku mencari tempat duduk disamping Alika, dan ada Fany yang duduk didepan kursiku.

"Apakah supirmu kesiangan Raisa ?"

"Benar, dia kesiangan. Membuatku sedikit panik"

"kamu mengkhawatirkan Davian sa ?"

"Al, fan aku hanya khawatir jika terlambat mengikuti kelas" aku menghela nafas.

Kelas segera dimulai dan aku juga akan memperhatikannya.

---------------------------

Setelah kelas selesai semuanya berhamburan keluar kelas, begitu juga denganku dan dua temanku ini.

"Sa, ikut kita yuk" Fany menggengam tanganku dengan wajah yang sangat cerah disiang yang terik ini.

"Kemana ?"

"Kita mau ngedate bareng bareng sa ?" sahut Alika dengan senyum liciknya.

"Astaga kalian sudah punya pacar tapi masih mengajakku yang single ini"

"Ayolah Raisa kamu tinggal meminta bantuan supirmu itu"

"Jika kamu tidak berani mengatakannya kepada kak Davian biar aku saja" ucap Fany yang lari menuju parkiran.

Aku dan Alika juga mengejarnya yang menuju parkiran tapi sial, Fany sudah berada dihadapan Davian.

"Kak Davian, kamu tidak perlu menyetujuinya jika kamu tidak ingin pergi. Kita langsung pulang saja sekarang" ucapku yang putus asa karena rencana Fany ini.

"Oh babe, aku akan menemanimu pergi kemanapun kamu mau" Davian menarik pinggangku mendekatkanku ketubuhnya.

"Baiklah, terserah kamu saja Dave" aku menunduk malu dengan perlakuan Davian padaku.

------------------------------

Sampai di cafe yang sudah ditentukan, mataku menelusuri dimana teman-temanku memesan meja. Disudut tempat meja outdoor ada dua pasangan dan melambaikan tangannya, "itu dia Fany dan Alika" batinku.

Aku menarik lengan Davian untuk mengikuti.

"Akhirnya kalian sampai juga" resah Alika, sembari bersandar dibahu seorang lelaki yang aku tau Evans.

"Pesan sekarang yuk haus nih"

"Pesen aja fan, lagian Desy dan Vanya bentar lagi pasti juga datang"

"Desy dan Vanya ikutan juga nih ?" tanyaku sambil mengernyitkan dahi.

"Iya Sa, mereka udah dijalan katanya. udah pesen aja dulu"

Ketiga pasangan tersebut memesan apa yang mereka inginkan. Dan pesanan mereka juga tidak lama segera datang.

"Dave, kamu bosan ya ?" bisikku ditelinga Davian.

"Tidak, aku suka semua yang berkaitan denganmu" Davian membalas dengan berbisik ditelingaku dan menggigit kecil daun telingaku.

"Dave jangan disini"

"Ok babe, kita cari tempat nanti"

"Dave!!" mataku melotot seperti ingin keluar, tetapi Davian malah terkikik.

"Hai guys, sorry ya lama" ucap Vanya dan Desy yang baru saja datang yang sama sama menggandeng pasangannya.

Bersyukur hari ini ada Davian, aku tidak harus menjadi obat nyamuk bagi mereka.

Saat sedang asyik mengobrol dengan Davian, tiba tiba aku seperti dikagetkan oleh seseorang yang duduk berhadapan denganku.

"Erick ?" gumamku lirih. Aku melirik kearah Alika, pada saat yang sama Alika juga memandangku dengan tatapan menyelidik.

Semua pasangan sudah berkumpul waktunya berkenalan dengan satu sama lain.