Chereads / Imperfect relationship / Chapter 3 - 3#menyebalkan

Chapter 3 - 3#menyebalkan

Meskipun sudah diberi obat tapi tanganku tetap saja masih memar, tidak apa hanya memar pikirku. Tapi ini memang sedikit mengganggu, tidak begitu susah untuk bergerak namun akan sakit sekali jika bersentuhan dengan benda yang sedikit keras.

Aku berangkat ke kampus diantar papaku, kali ini aku langsung masuk ke kampus, dan mengirimkan pesan pada Vanya dan Alika bahwa aku sudah menunggu mereka di taman kampus.

"Aku ngga salah lihat kan, itu bukanya si brengsek yang menyerempetku semalam. kenapa bisa dia ada disini ?" Aku bergumam sendiri karena kedua temanku belum saja datang. Aku masih menatapnya, tiba tiba dia juga menatap kearahku. Sedikit terkejut, tapi aku langsung membuang muka.

"Bagaimana tanganmu ? apa kamu tidak memerlukan tanggung jawabku?" Sentuhan dan suara lembut tersebut datang dari belakangku.

"Kamu! apa tamparanku masi kurang untuk menyadarkan mu!" sedikit terkejut dan murka melihat dia berdiri memegang bahuku berdiri dibelakangku.

"Apa aku kurang lembut berbicara denganmu ?" mendekat kan wajahnya ke wajahku.

Jantungku berdegup kencang aku terpaku melihat wajahnya, Rahang yang tegas, hidung yang mancung , alis tebal, rambutnya yang sedikit berantakan, aromanya memikat, kulitnya yang putih, tatapan mata yang tajam, membuat wanita manapun terbius dengan pesonanya.

"Panggil aku Davian, atau Dave, Raisa"

Bisikannya membuatku merinding, darimana dia tau namaku ?. Aku terdiam aku tidak akan mengatakan apapun, aku tau dia hanya ingin membalas tamparanku semalam. Aku berdiri dan meninggalkannya.

"Arrgghhh, maaf aku tidak sengaja" karena sedikit melamun tanganku yang memar menabrak seseorang.

"Kenapa kamu kesakitan, kamu yang menabrak ku?" melirikku dengan tajamnya.

"Tanganku memang sedang memar, jadi memang sedikit sakit jika tersentuh. Maaf"

Aku segera berlalu dari seseorang yang aku tabrak tadi.

"Sa! kamu mau kemana sa ?" Alika mendatangi aku dan refleks memegang tanganku yang memar. Karena aku memakai kemeja lengan panjang jadi tidak ada yang melihat memar ditanganku.

"Ahhhh sakit" aku mengerang kesakitan.

"Ada apa dengan tanganmu ?" raut wajah yang sangat khawatir.

Aku menceritakan semua kejadian tadi malam dan pagi ini kepada Alika. Alika tidak memotong pembicaraanku sampai aku selesai menceritakan.

"Sa kamu baru dua hari di kampus, dan kamu sudah berhasil menampar Senior kita" Alika menepuk jidatnya sendiri.

"Tapi kan itu diluar kampus Al, ngga ada hubungannya dong"

"Iya iya Sa, serah kamu aja deh, yang penting jangan terluka kayak gini lagi ok?"

Aku menganggukan kepalaku.

Aku mulai bosan dengan penjelasan yang diberikan senior senior hari ini, kantukku mulai datang, tadi malam aku sulit tidur karena memar ditanganku.

Aku mengirimkan pesan kepada kakakku agar menjemputku dari kampus dan mengantarkanku ke dokter. Kakakku mengiyakan.

Waktu pulangku tiba, aku segera keluar kampus karena sudah banyak panggilan dari kakak yang tidak aku terima.

Kelihatannya didepan gerbang keluar kampus sedikit ramai, banyak mahasiswi sedang melihat sesuatu yang menggoda. Aku mendekat dan melewati beberapa yang terpaku melihat sesuatu.

Lelaki yang sangat familiar dengan mini cooper yang juga familiar. Ternyata kakakku sendiri, mengenakan t-shirt abu abu dengan kacamata hitam kak Raka memang sangat mempesona. Handphoneku bergetar, panggilan masuk dari kak Raka.

"Iya kak ?"

"Raisa sayang, kamu dimana ?"

"Aku tidak jauh darimu kak, tapi tolong kakak menjauh sedikit dari hadapan wanita wanita disekitarmu"

"Baiklah aku akan memutar balik, dan sedikit menjauh dari sini, tapi ketika aku berhenti kamu harus segera masuk ke mobil"

Aku mematikan panggilan, dan menuju mobil.

Aku memasuki ruang pemeriksaan, aku menyampaikan keluhanku, dan penyebab keluhanku. Kakakku sedikit terkejut, karena tidak menyadari jika aku terserempet tadi malam.

Setelah dari klinik dan sampai rumah, aku langsung mandi dan meminum obatku. setelah memeriksa beberapa keperluanku untuk besok tidak lama kemudian aku tertidur.