Scarra memotong dan menguliti tubuh Nigun dengan sadisnya. Meskipun sudah tak bernyawa lagi, Scarra tetap tidak berhenti melakukannya.
"Cukup Scar! Hentikan!" Maggie berteriak dengan air mata yang berlinang.
Dirinya mengerti apa yang Scarra rasakan saat itu. Dengan hanya membunuhnya saja, tentu tidak akan mengembalikan Yuki dan meredakan rasa kehilangannya. Hanya saja apa yang dilakukan Scarra saat itu sudah berlebihan.
Saat itu pikiran Scarra sangat gelap, ia diselimuti oleh rasa amarah dan kebencian yang sangat dalam. Teriakan Maggie saat itu sedikit mengembalikan kesadarannya. Scarra mulai mengenakan cincinnya kembali, serta memasukan kembali senjatanya.
Saat itu Scarra masih terdiam, berdiri dengan tatapannya yang kosong. Tiba-tiba saja sepasang tangan merangkul tubuhnya dari arah belakang, dan memeluknya dengan pelukan yang hangat.
"Yu-Yuki...?" Scarra mengenali pelukan itu. Pelukan hangat yang selalu ia rasakan setiap malamnya, yang selalu menemaninya melewati malam-malam yang dingin.
Scarra membalikan badannya. "Yuk...?" Ternyata yang Scarra lihat bukanlah seperti apa yang dirinya bayangkan.
"Ya, aku akan menjadi Yuki untukmu." Maggie memegang wajah Scarra dengan kedua tangannya, lalu menghapus air matanya.
Kemudian Scarra memeluk Maggie dengan erat sambil menangis dan berkali-kali memanggil nama Yuki.
Para Hunter yang melihat kejadian itu tak mampu menahan tetes air matanya.
**
[Aula Pertemuan Guild Mawar Merah]
Malam itu secara mendadak Master Earl Vio mengumpulkan para Hunter Rank S #10 besar di Aula Pertemuan, untuk kembali mengadakan rapat internal.
Di ruangan tersebut para Hunter termasuk Rimaster Genjiro telah berkumpul, namun Master Earl Vio masih belum tiba.
"Loh, K tidak datang? Padahal aku ingin bertemu dengannya." Genjiro melihat ke arah kursi K yang kosong.
* K - Hunter Rank S Peringkat #1 *
Semua para Petinggi tiba-tiba saling mengutarakan pendapatnya, dan memberikan solusi menurut pandangannya masing-masing.
Arian mengutarakan pendapatnya. Lalu ia meminta izin kepada Rimaster Genjiro untuk memimpin Divisi Pedang Mawar Merah (Hunter Pasukan Khusus), untuk melakukan sebuah operasi penyerbuan.
Elions Han langsung berdiri dan melakukan protes, ia tidak sependapat dengan apa yang Arian utarakan. Menurut Han tindakannya tersebut sangatlah gegabah, karena sampai saat ini kekuatan tempur XGuard sama sekali belum diketahui. Dan jika operasi penyerbuannya gagal, maka tamatlah riwayat Guild Mawar Merah.
Dan merekapun saling berdebat.
* Arian - Hunter Rank S Peringkat #7 *
* Elions Han - Hunter Rank S Peringkat #6 *
"Mau kuat atau tidak aku pasti akan menghabisinya." Sahut Keenan.
* Keenan - Hunter Rank S Peringkat #8 *
"Mmm... Mana mungkin kau bisa melakukanya dengan Pedang berkaratmu." Sahut Little Rain.
"Hah! Mau gua pecahin kepala lu?" Teriak Keenan.
"Coba saja kalau bisa, dasar bocah gundul!"
"Apa!" Mereka saling bertengkar di depan para Hunter yang lain, bahkan di hadapan Rimaster Genjiro.
* Little Rain - Hunter Rank S Peringkat #5 *
"Cepatlah kita bahas rencana kita, atau kalau tidak si rambut klimis ini bisa mati duluan." Ucap Riot Hanzo.
"Oi gondrong, lu berpihak pada bocil ini?" Teriak Keenan sambil menunjuk ke arah Little Rain.
* Riot Hanzo - Hunter Rank S Peringkat #4 *
Para Petinggi Hunter saling beradu argumen. Sebagian besar dari mereka menyerukan untuk melakukan perlawanan. Dan sebagian yang lain berpendapat untuk tetap bertahan, dan merencanakan sebuah tipu daya perangkap.
"Mereka semua tampak antusias. Tapi, si Gendut itu mau makan sampe kapan?" Pandangan Luck Cluster tertuju kepada Big Fan, yang tanpa henti mengunyah makanannya.
* Luck Cluster - Hunter Rank S Peringkat #10 *
* Big Fan - Hunter Rank S Peringkat #9 *
"Jadi... Untuk apa kita berkumpul disini?" Tanya Silver Nails.
"Mana kutahu, belum apa-apa mereka sudah ribut duluan. Padahal Master Vio belum datang dan menjelaskan apa pun." Jawab Elena.
* Silver Nails - Hunter Rank S Peringkat 2 *
* Elena - Hunter Rank S Peringkat 3 *
Kemudian Master Earl Vio datang dan memasuki Aula Pertemuan tersebut. "Salah satu Kapten XGuard telah mati!" Ucap Earl Vio sambil berjalan menuju kursinya.
"Apa!" Serentak.
"Bukankah itu kabar baik?"
"Tapi siapa yang melakukannya?"
"Hunter Rank A Gagak Hitam!" Earl Vio duduk di kursinya.
Mendengar hal itu, semua Hunter di ruangan tersebut sangat terkejut. Bagaimana mungkin sekelas Hunter Rank A mampu membunuh Kapten dari kelompok XGuard, yang mana Rank S Mawar Merah saja tidak mampu menangkap salah satu anggota dari XGuard tersebut. Dan bahkan mati terbunuh saat mencoba menangkapnya.
"Master apa anda serius?" Tanya Genjiro.
Earl Vio menganggukkan kepalanya. "Setidaknya, itulah laporan dari K yang aku tugaskan untuk mengamati pergerakan kelompok tersebut.
"K? Pantas saja dia tidak datang hari ini." Sahut Silver Nails.
"Tapi, bagaimana mungkin seorang Hunter Rank A bisa melakukan hal itu?!" Elion Han masih tidak percaya, dan ia khawatir bahwa itu adalah sebuah informasi palsu.
"Kalau kamu tidak percaya, berarti kamu meragukan K!" Sahut Riot Hanzo.
"Mereka benar-benar telah berkembang sangat pesat." Sahut Luck Cluster.
"Begitu ya! Jadi, kita harus segera menyerang mereka selagi salah satu Kaptennya terbunuh? Itukan tujuan dari rapat ini?" Arian menangkap informasi dan menyimpulkannya sendiri.
"Bukan! Secepatnya kita harus melakukan pertemuan dengan Guild Gagak Hitam!"
"Pertemuan?!" Serentak.
"Tapi benar juga sih... Kalau kita bekerjasama, mungkin mengalahkan mereka akan jauh lebih mudah." Elena merasa itu adalah sebuah solusi yang bagus, dan ia mencoba meyakinkan para Hunter yang lain.
"Tapi, apa mereka mau?" Tanya Elions Han.
"Kita akan segera tahu!" Kemudian Earl Vio memerintahkan Genjiro untuk menyiapkan surat Pakta Non-Agresi dan Pakta Netralitas. Serta memerintahkan untuk segera mengatur sebuah pertemuan dengan Guild Gagak Hitam beserta Bulan Sabit.
Tidak hanya Guild Gagak Hitam, tapi Earl Vio juga menginginkan pertemuannya dihadiri oleh Guild Bulan Sabit. Hal itu dilakukan guna mencari informasi yang lebih luas, dan memastikan ketidakterlibatan Guild Bulan Sabit dengan kelompok XGuard.
Dan pertemuan berakhir.
**
[Di Desa Ashura]
Tepat di tengah malam, sebuah upacara pemakaman sedang dilangsungkan di Desa Ashura.
Dengan dihadiri dan dibantu oleh para warga yang tersisa, mereka mulai memakamkan para Hunter dan para warga yang telah gugur dalam melindungi Desanya tersebut.
Untuk menghargai Para Pahlawan Ashura tersebut, makam itu ditempatkan di tempat yang khusus dan dibangun dengan sangat indah.
Setelah upacara tersebut selesai, Scarra langsung mengumpulkan anggotanya. Scarra memerintahkan mereka untuk segera kembali ke Kota Acela dan menceritakan semuanya kepada Master Kousei.
"Satu hal lagi! Bilang padanya, tidak usah mengirimkan bantuan, aku akan membereskannya." Ucap Scarra.
"Senior...? Tapi kan...."
"Cepat pergi!" Tegas Scarra.
Tanpa bertanya lagi merekapun segera bergegas pergi. Tatapannya saat itu terlihat sama seperti saat ia membunuh Nigun Grid Luis, dan itu sangat mengerikan.
"Maggie, kau juga pergilah." Ucap Scarra.
"Aku ikut denganmu!" Jawab Maggie.
"Apa maksudmu?" Tanya Scarra.
"Bagaimanapun mereka anggotaku dan aku bertanggung jawab atas kematian mereka. Jadi, biarkan aku ikut!"
"Jangan bercanda Maggie, mereka sangat kuat! Kau bisa terbunuh!" Scarra menggenggam kedua tangannya. "Sudah, lebih baik kembalilah."
"Bodo! Pokonya aku ikut!" Dengan muka yang cemberut Maggie melangkah pergi, kemudian ia duduk di sebuah batu kecil. Dan Scarra berjalan menghampirinya.
"Aku tidak mau dengar apa-apa lagi!" Ucap Maggie sambil menutup kedua telinganya.
"Ini, pakailah." Scarra mengeluarkan sebuah Armor dari Inventory nya dan memberikannya kepada Maggie."
"Apa ini?"
"Mulai sekarang kita akan memakainya." Ucap Scarra.
Armor yang diberikan Scarra saat itu adalah merupakan Armor Kebesaran Guild XStrike. Armor Guildnya terdahulu.
"A-Attributenya... Tinggi sekali!" Teriak Maggie sambil melihat ke arah Scarra, dan Scarra hanya tersenyum.
Bersambung.