"Wow... Besar sekali Cray Stone ini, kalau di jual pasti laku besar nih." Ucap Renka.
"Renka!" Sun melirik ke arahnya. "Jaga ucapanmu! Yang berhak memutuskan hal itu hanya Senior!"
"Sudah tidak apa-apa, kalau kalian mau kalian boleh mengambilnya." Ucap Scarra.
"Be-Benarkah? Apa senior yakin? Apa tidak akan menyesal?" Ucap Renka dengan ekspresi kegirangan.
"Sssstt... Kamu ini! Udah di kasih malah bilang seperti itu!"
"Hahaha... Sudah ambil saja, itu hadiah untuk kalian!" Scarra membuka Reward Chest. "Tapi sebagai gantinya, ini akan menjadi milikku."
Calestial Sword.
Type : Accessories.
Grade : Unique.
Class : Mage / Witch.
Additional Attribute :
AP : 300.
HP: 300.
MP : 1000.
Di dalam Crown Island Online setiap perlengkapan seperti Senjata, Armor, maupun Aksesoris memiliki beberapa tingkatan (Grade). Dan di antaranya adalah Grade Normal (Grade terendah), Epic, Unique, Rare, Legendary, dan Titan (Grade tertinggi).
"Apa ini? Sejak kapan Mage dan Witch bisa menggunakan pedang?" Scarra mengamati senjata tersebut dengan lebih seksama.
"Hmm, ternyata aksesoris." Scarra membuka pedang itu dari sarungnya, dan mencoba memainkannya.
"Ringan sekali... Attribute nya juga lumayan, ya tapi tentu saja takan berefek padaku, aku rasa ini akan cocok untuk Maggie."
"Maggie, pakailah ini!" Attribute nya cocok sekali untukmu."
"Kamu bercanda, ya?! Aku kan Class Witch, mana bisa aku menggunakan pedang." Ucap Maggie.
"Coba lihat dulu deh dengan teliti." Ucap Scarra.
Para Hunter yang lain mencoba ikut melihat dan memeriksanya.
"Apa! Aksesoris?! Aku kira senjata!" Serentak.
**
[Di Aula Pertemuan Guild Mawar Merah]
10 Besar Rank S Mawar Merah tengah berkumpul dan sedang melakukan rapat internal.
Shion yang merupakan pengawal pribadi Rimaster Genjiro ikut dalam pertemuan itu, dan ia pun berdiri tepat di belakangnya.
"Master, kehadiran kelompok yang bernama XGuard itu telah meresahkan para penduduk! Kita harus bertindak!"
"Benar! Kita tidak boleh berdiam diri saja! Kemarin Putri Aldea hampir menjadi korban penculikannya, dan ini sudah tidak bisa dibiarkan!"
"Master, bukankah kita sudah mengetahui lokasi persembunyiannya? Saya rasa, sekarang waktunya untuk kita menyerang balik!"
"Benar sekali! Benar-benar melelahkan kalau hanya terus-terusan bertahan."
"Tapi, selama kita belum tahu motif mereka, kita tidak boleh gegabah!"
"Maka dari itu, kita harus menyerangnya! Dan mencari tahu siapa dalang di balik ini semua!"
"Apa kalian tidak ingat? Beberapa waktu lalu Hunter Rank S kita mati terbunuh saat mencoba menangkap mereka?!"
"Benar! Kekuatan mereka tidak boleh di remehkan!"
"Tapi kita harus menunjukan betapa menakutkannya kekuatan kita pada mereka! Atau kalau tidak, Guild lain akan menganggap kita lemah!"
"Sudah, tenanglah!" Rimaster Genjiro mencoba menengahi. "Menurut kabar dari Aldea, saat itu Guild Gagak Hitam datang dan mencoba menyelamatkannya, apakah ini sebuah kebetulan? Atau justru mereka juga tengah berhadapan dengan kelompok tersebut?" Ucap Genjiro.
"Guild Gagak Hitam?" Para Petinggi Guild Mawar Merah cukup terkejut saat mendengar hal itu.
"Master, jadi apa rencana anda?" Tanya Genjiro.
Saat itu Master Earl Vio hanya mendengarkan dan tidak berkata apa-apa, lalu dirinya menutup pertemuan tersebut dan akan memberitahukan keputusannya nanti.
Kemudian para Petinggi Guild Mawar Merah beranjak pergi keluar dan meninggalkan Aula tersebut.
"Kalau kekuatan kita sampai terlihat melemah, maka Guild lain bisa saja menyerang kita kapanpun." Sahut Shion yang saat itu sedang berjalan di belakang Genjiro.
"Master, apa menurut anda kelompok tersebut sengaja dibuat oleh Guild lain? Untuk melaksanakan rencana kotor mereka?" Tanya Shion.
"Untuk mengetahui hal itu, kita membutuhkan dukungan dari Guild Gagak Hitam dan beberapa guild lain, kita harus memastikan bahwa mereka tidak memiliki hubungan dengan kelompok tersebut. Guild ini tidak boleh sampai diremehkan." Ucap Genjiro.
"Dimengerti." Sahut Shion.
"Shion, maafkan aku yang kurang bijak ini. Waktu itu aku tidak mendengarkan saranmu untuk mencegah Aldea menaikan level di Hutan itu."
"Master bicara apa? Melindungi Putri Aldea adalah tugas saya, seharusnya saya yang meminta maaf karena saya telah lalai dalam memilih Hunter penjaga." Ucap Shion.
Genjiro pun hanya tersenyum mendengarkan hal itu. "Sekarang kita hanya bisa menunggu, keputusan apa yang akan dikeluarkan oleh Master Earl Vio."
Saat Genjiro dan Shion sedang berbicara, Putri Aldea berlari menghampiri mereka.
"Oh, Aldea!" Sahut Genjiro.
"Kakak!" Aldea berlari menghampirinya. "Akhirnya pertemuannya selesai juga, ya." Ucap Aldea.
"Mmm...." Genjiro menganggukkan kepalanya.
"Aku bosan menunggu disini, dan aku terus kepikiran, aku ingin memperlihatkan skill baruku pada kakak."
"Begitu ya, kalau begitu maafkan kakak. Emangnya, skill apa yang akan Aldea tunjukan kepada kakak?"
"Rahasia dong, ayo kak ikut aku ke arena pelatihan," Aldea menarik salah satu tangan Genjiro. "Kak Shion ga boleh ikut!" Teriak Aldea.
"Eh, hehehe...." Shion hanya tersenyum menyeringai.
"Ahahaha... Shion, aku pergi dulu!"
"Baik Master, jaga diri anda!" Ucap Shion sambil membungkukkan badannya.
"Aldea, jangan cepat-cepat dong larinya, nati jatuh lagi."
"Ah kakak lambat! Aku sudah tidak sabar tau." Ucap mereka sambil berlari.
"Jika tanpa mereka, mungkin kebahagiaan ini tidak akan pernah ada. Bagaimanapun aku harus berterimakasih padanya." Shion teringat kepada Maggie.
**
Sesampainya Scarra beserta rombongannya di Desa Ashura, mereka dikejutkan dengan sebuah pemandangan yang sangat mengerikan.
Saat itu tepat di hadapan Araki, terlihat seseorang sedang berdiri sambil menodongkan senjatanya.
Dan orang tersebut adalah Nigun Grid Luis, Sang Kapten Divisi #7 XGuard.
"Sepertinya, mencemaskan kalian adalah suatu kebodohan!" Ucap Nigun.
"I-Itu kan...?!"
"XGuard...?!" Serentak.
"Apa yang ia la...." Belum selesai Maggie menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba saja sebuah tebasan pedang dilancarkan tepat ke leher Araki.
Sllaaashhh...
Tebasan tersebut melepaskan kepala Araki dari lehernya.
Pluk.
"Tidaaaaak...!!!"
"Arraaaakiiii...!!!" Magie dan para Hunter yang lain berteriak serentak.
Mereka langsung berlari dan menyerang Nigun secara bersamaan.
Trraannkk... Traannkk... Treennkk...
Bbaaaam.
"Hahaha... Kecoa memang tidak ada habisnya!" Ucap Nigun sambil menahan setiap serangan yang datang.
"Apa ini? Apa yang terjadi?" Scarra saat itu masih tidak percaya melihat apa yang telah terjadi di hadapannya.
Selama ini ketika Scarra dan rombongannya meninggalkan Desa Ashura, ternyata sebuah pertarungan sengit telah terjadi di Desa tersebut.
Para Hunter dengan di bantu oleh para warga bertarung dan berjuang mati-matian untuk melindungi desanya tersebut.
Araki, Aragiri, Haru, Rama, dan sebagian besar para penduduk tergeletak mati berserakan dibantai olehnya.
"Yu-Yuki?!" Scarra teringat dengan Yuki dan langsung mencarinya.
Scarra berlari mencarinya dengan sangat panik, dan ia menghiraukan Nigun yang saat itu sedang bertarung melawan Maggie dan para Hunter yang lain.
Kemudian Scarra melihat Yuki yang sudah tergeletak dan mati terbunuh sambil menggenggam sebilah pisau di tangannya.
"Yuukkiiiii...!!!" Scarra berlari menghampirinya dan lalu memeluknya.
"Tidak, tidak, tidak, kau tidak boleh mati Yuki, kau tidak boleh mati!" Scarra menepuk-nepuk wajahnya sambil sesekali menggoyangkan bahunya. "Bangunlah Yuki, ayo bangun... Kumohon Yuki, ayo bangunlah... Aku di sini, aku telah kembali!"
Scarra berusaha menyembuhkannya dengan menegukkan beberapa Full Life Potion padanya.
Namun karena jumlah HP nya telah mencapai angka 0%, maka Potion tersebut tidak lagi berpengaruh padanya.
"Yuki... Yuki! Yuuukkiiiiiii...!!!" Scarra berteriak sekencang-kencangnya.
Bersambung.
Hai! Author ingin menginformasikan untuk Up terupdate kalian bisa cek di Noveltoon ya.. Jika kalian reader noveltoon jangan lupa kunjungi novel ini ya.. Judulnya sama kok.. Thanks