Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

My Psycho Model

๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉjj_30
--
chs / week
--
NOT RATINGS
215.7k
Views
Synopsis
Revisi! Ema tidak percaya akan cinta, baginya cinta hanya ada di dunia hayalan. Nial sangat percaya dengan cinta tapi cintanya kandas karena cinta masa kecilnya sudah menikah. bagaimana kelanjutannya, silahkan dibaca??
VIEW MORE

Chapter 1 - prolog

"kakak aku takut..hikss..aku mau pulang kak" tangis aletha kecil ketakutan, ema ikut menangis tapi detik kemudian ia menghapus air mata nya. Jika ia menangis juga siapa yang akan menenangkan adik nya yang lebih ketakutan dibandingkan dirinya. Lagian usia mereka terpaut cukup jauh yaitu 6 tahun. Aletha berusia 4 tahun dan ema berusia 10 tahun, jadi mau bagaimana pun ema harus bersikap dewasa disini dalam menangani situasi.

"kita pasti pulang, tapi kan kita lagi main petak umpat. Jadi jangan biarkan bobi menangkap kita, sudah jangan menangis. Kau akan terlihat jelek nanti nya" ujar ema membuat aletha menghapus air mata nya, ya walaupun air mata itu masih saja turun, tapi aletha dengan tangan mungil nya terus menghapus air mata nya. Ema sengaja membohongi adik nya karena ini adalah cara agar aletha tidak lagi menangis, ah aletha benar-benar polos sangat polos sampai-sampai mengira bobi akan mencari mereka. Kalian tahu siapa bobi? Dia anjing kesayangan aletha.

Ema meneliti ruangan dimana mereka diculik, mereka harus keluar dari sini.

"kau tunggu disini sebentar ya" ujar ema berdiri, aletha mengangguk menurut.

Ema mencari jalan keluar, namun sayang tidak ada jalan keluar untuk mereka jalan satu โ€“satu nya hanya lah pintu yang sekarang mungkin dijaga oleh orang-orang berbadan besar.

"kakak" panggil aletha membuat ema tersadar lalu menghampiri adik nya.

"kenapa?" tanya ema sedikit khawatir.

"aku lapar kak, apa kah kita bisa pulang lalu bermain disini lagi?" tanya aletha polos membuat setetes air matanya turun.

"kakak ada coklat kau makan ini saja dulu ya" ujar ema mengeluarkan coklat dari saku jaket nya.

Aletha menerima senang coklat pemberian kakak nya.

Kunyahan aletha berhenti ketika seseorang berbadan besar menyeret kakak nya. Jumlah mereka tiga orang dan semua nya berbadan besar dan menyeramkan.

"kakak...hiks...tolong lepaskan kakak ku...hikss" tangis aletha kencang. Ema menggeleng kan kepala nya mengisyarat kan pada aletha agar tidak menangis.

"AKHHHH" teriak ema ketika orang itu menarik rambut nya dengan kencang. Tangis aletha bertambah kencang. Orang kedua menampar bolak-balik ema.

"kakak tidak apa-apa, jangan menangis" ujar ema mencoba tersenyum menenangkakn adik nya. Namun bukan nya berhenti tangisan aletha malah semakin kencang.

"DIAM!" teriak satu orang lagi yang memegang badan ema.

HUWAAA....HIKSS....

"KU BILANG DIAM SIALAN" ujar orang dengan bekas luka di sudut bibir itu menendang aletha hingga terpental dan jatuh pingsan.

"TIDAK" teriak ema kencang, dengan sekuat tenaga ema melepaskan paksa pegangan kedua orang itu dan berlari menemui adik nya. Sudut bibir adik nya berdarah, pelipis nya, dan pingsan. Mata ema terpejam sebentar seperti ada seseoarang yang mengambil alih tubuh nyna. Ema bangkit dari duduk nya lalu mengambil besi yang sudah berkarat disebelah nya dan menghampiri orang yang telah menendang adik nya. Berani sekali orang itu melukai adik yang amat ia cintai, semua dunia tau jika ema tidak pernah menyakiti adik nya barang seujung kuku sekali pun. Dan orang bodoh ini sudah melewati batasan nya.

Ema menganyun-ayun kan besi berkarat nya sementara orang yang menendang adik nya menertawakan nya remeh.

Ema semakin dekat namun orang itu masih tidak berlalu dari tempat nya berdiri. Dengan gerakan cepat dan entah kekuatan dari mana ema langsung mengayunkan besi nya kewajah orang itu hingga terjatuh kelantai.

"sialan" gerutu orang itu berusaha bangkit, ema tidak membiarkan itu ia kembali memukul orang itu dengan membabi buta tampa memberikan kesempatan orang itu bangkit dan membalas nya.

Dalam detik kesepuluh orang itu tergeletak tak sadarkan diri. Dua orang lain nya langsung menghampiri ema lalu menendang ema hingga tersungkur. Cih, ema bangkit dan tersenyum meremehkan. Tidak ada wajah bocah 10 tahun yang mengemaskan, ada nya wajah datar tanpa belas kasih.

Ema kembali menyerang, serangan pertama nya besi berkarat menancap di perut salah satu orang itu dengan darah segar mengalir.

Satu orang lagi hendak menyerang namun serangan nya tertahan karena ema langsung menendang orang itu hingga jatuh, detik selanjut nya ema menancapkan besi berkarat itu ke mata orang itu dengan bergantian. Suara teriakan menggema diseluruh ruangan.

Tangan ema bergetar hebat, tapi hati nya merasa puas. Perasaan macam apa ini?

Ema menghampiri adik nya lalu mengendong adik nya dan membawa nya keluar dari sana. Ema melewati kaca tua diruangan itu, bayangan nya muncul.

"perkanalkan aku Ami" ujar banyangan nya membuat ema hampir melepaskan pegangan adik nya.

Ema menggelengkan kepala nya cepat, ia pasti berhalusinasi sekarang.

"siapa kau sebenarnya?" tanya ema ketika bayangan nya masih tampak nyata bagi nya.

"aku adalah bagian dari mu"

"gila"

"kau harus bisa menerima ku ema"

"TIDAK!" teriak ema melempar kaca tua itu dengan vas bungan yang memang berada disebelah kaca itu.

Ema segera membawa adik nya keluar sebelum ia akan bertambah kacau lagi.

--

Tbc...