Chereads / My Psycho Model / Chapter 5 - bab 3

Chapter 5 - bab 3

Ema sudah selesai melakukan sesi pemotretan, dan sekarang ia sangat lapar. Mengingat tadi tidak ada satu pun asupan yang masuk kedalam mulut dan perut nya.

"Sudah selesai?" tanya nial menghampiri ema yang sedang mengganti pakaian.

"Seperti yang kau lihat" jawab ema santai lalu meletakan pakaian yang tadi ia pakai pemotretan ke tempat asalnya.

"Ck. Ayo makan, aku sudah memesan nya untuk mu" kata nial berjalan mendahului ema

"Hei, kalau kau benar menawari aku makan siang maka tunggu aku sampai selesai,sialan" ujar ema mengejar nial lalu mencepol asal rambut nya.

"Kau tau ruang kerja ku" jawab nial santai menatap ema.

"Yaya"

"Sir, makanan yang anda ingin kan sudah ada didalam" ujar key sopan ketika ema dan nial melewati meja milik key.

"Hm" jawab nial dengan deheman, ema yang paham situasi langsung menggandeng mesra tangan nial.

"Kau benar memesan kan untuk ku sayang?"tanya nya pura-pura tidak percaya.

"Iya, lagian kau juga belum makan dari pagi tadi"

Bagus. Jawaban nial tambah membuat key jadi senewen sendiri.

"Aku makan cinta pada mu" ujar ema mengecup bibir nial sekilas. Lalu mereka hilang dari pandangan key.

"Wanita jalang itu benar-benar sudah kelewatan" geram key sambil mengepal kan kedua tangan nya.

Ema dengan lahap memakan makan siang nya, sedangkan nial hanya menatap ema makan. Kagum bercampur ngeri, karena porsi makan ema sangat banyak sangat diluar perkiraan nial.

"Kau tidak makan?" tanya ema ketika mengingat bukan hanya dia saja yang ada diruangan sebesar ini.

"Kau makan saja, aku minum kopi" jawab nial sambil meminum kopi nya. Ema mengangguk kan kepala, tidak mau repot bertanya kenapa nial lebih memilih minum kopi saja.

"Kau, kau tidak takut badan mu bertambah gendut? Maksud ku kau kan model, dan biasanya kalian para model sangat menjaga makan kalian" tanya nial membuat kunyahan ema terhenti begitu saja.

"Aku bukan mereka, aku ya aku" jawab ema sekenah nya.

"Setelah ini kau kemana?" tanya nial membuat ema berpikir sejenak.

"pemotretan di studio" jawab ema melanjutkan makan nya.

"Biar ku antar" tawar nial yang langsung dijawab gelengan oleh ema.

"Aku punya asisten, kau tidak perlu repot-repot" jawab nya.

"Aku selesai, terima kasih makan siang nya" kata ema lalu berdiri membersihkan diri.

"Biar key saja yang membersihkan "

Ema memutar bola matanya dengan malas

"Hal seperti ini harus kah orang lain yang membersihkan?" tanya ema kesal lalu membuang sisa-sisa bekas makan nya tadi ketempat sampah.

"Biasakan lah melakukan hal-hal kecil, tanpa melibatkan orang lain" ujar ema lalu pergi meninggalkan ruangan nial.

"Kau! Jaga pandangan mu pada ku!" ujar ema memperingati key yang sedang menatap nya remeh.

"Ck, wanita itu semakin bertingkah saja" geram key ketika ema sudah masuk kedalam lift.

Ema menemui sari yang sedang menunggu nya dilobby.

"Batalkan pemotretan dengan william sialan" perintah ema tidak mau diganggu gugat.

"Tapi...."

"Batalkan saja, aku malas berhadapan dengan pecundang seperti dia" potong ema membuat sari mengangguk menurut. Sari lalu menelpon seseorang dan membatalkan pemotretan dengan william.

"Nona anda harus membayar ganti rugi kepada pihak mereka" kata sari hati-hati pada nona nya.

"Aku tau" jawab ema lalu menelpon nial.

"Aku baru saja membatalkan kontrak dengan william"

"baiklah, aku akan membayar ganti rugi nya"

"Hm"

"Setelah ini kau akan kemana?"

"Entah lah, shopping mungkin"

"Hubungi aku jika kau benar-benar shopping"

"Iya"

Ema memutuskan panggilan lalu menghadap sari

"Ayo kita pergi berbelanja, telpon adikmu dan ajak dia bersama kita" ujar ema yang langsung diangguki oleh sari

"Sudah?"

"Sudah nona"

Disini lah mereka sekarang disalah satu mall yang terkenal.

"Lala ayo kita habiskan uang hari ini" ujar ema melepaskan topeng kaku nya.

"Baiklah kak, let's go" jawab lala senang sedangkan dibelakang mereka sari menghela nafas tidak bisa berkata apaapa, nona nya selalu saja memanjakan adiknya. Hal ini lah salah satu nya kenapa sari tidak bisa berhenti dari pekerjaan nya. Nona nya sangat baik pada keluarga nya, bahkan ema sangat menyayangi adik nya seprti adik nona nya sendiri.

ema dan lala asik memilih apa saja yang akan mereka beli.

"Kau, kenapa berdiri seperti patung?" ujar ema dengan nada garang pada sari.

"Cepat kesini dan pilih lah"

"Baik nona"

"Ck. Sudah ku bilang jika diluar pekerjaan panggil aku dengan benar, EMA"

"Iya ema"

"Bagus"

__

Tbc...