Chereads / Aku Mencintaimu Suatu Hari Nanti / Chapter 9 - Apa Yang Kau Lakukan?

Chapter 9 - Apa Yang Kau Lakukan?

Karena ditinggal oleh Xu Nianja, Xu Qiaoqiao mencari seorang pelayan yang kebetulan lewat dan pelayan tersebut membawanya ke tempat ibunya. 

Sesampainya di lokasi tempat ibunya berada, Xu Qiaoqiao memandang halaman kecil keluarga Xu di depannya, ia merasa sedikit bernostalgia. Ia membuka pintu lalu masuk ke sebuah ruangan, sepintas ia melihat wanita cantik sedang duduk di tempat tidur.

Di bawah cahaya lampu yang terang, terlihat senyum yang tenang di wajah wanita itu. Kepalanya tertunduk dengan lembut, paras wajahnya terlihat begitu cantik, semua itu menunjukan bertahun-tahun ia senang menyendiri dalam diam.

Saat ini ia sedang bersenandung, dan suaranya yang lembut membuat orang merasa nyaman luar biasa.

Ya, tidak salah lagi. Ia adalah ibunya. Bahkan setelah delapan tahun, Xu Qiaoqiao masih dapat mengenalinya dengan sekali lihat jika ia adalah ibunya.

Tanpa sadar ia melangkah maju dan memanggilnya, "Ibu!"

Wanita itu terpaku, perlahan-lahan ia menoleh. Matanya menatap Xu Qiaoqiao, dan kemudian menggerakkan tangannya yang tampak menggendong sesuatu, "Sssst jangan, jangan bersuara! Qiaoqiao sedang tidur."

Seketika Xu Qiaoqiao menyadari bahwa yang dipeluk wanita itu adalah sebuah bantal. Hal ini membuatnya terkejut karena wanita yang terbaring itu mengatakannya sambil menimang-nimang bantal layaknya bayi kecil, "Qiaoqiao, ini sudah larut malam. Ayo, tidurlah nak..."

Walau memang, suaranya terdengar begitu tulus, tampak begitu serius dan lembut. Xu Qiaoqiao yang menyaksikan itu membuat matanya mengharu.

Pada saat ini, ia akhirnya mengerti. Alasan kepala pelayan dan neneknya begitu sulit mengatakan hal yang sebenarnya terjadi. Keadaan ibunya sungguh menyedihkan.

*****

Setelah melihat keadaan ibunya itu, kini Xu Qiaoqiao berjongkok di halaman pada malam ini. Ia hanya menatap langit malam yang tidak dihiasi bintang. Malam yang muram seperti suasana hatinya.

Hatinya terasa berat, karena harus menerima kenyataan yang sangat berat. Hal-hal kecil yang dulu telah ia lupakan, perlahan-lahan kembali muncul dalam benaknya. 

Xu Qiaoqiao ingat jika dulu Ibunya pernah mengeluarkan kue kacang hijau yang telah berjamur dari lengannya, ia bilang itu untuknya. Ia juga ingat jika Ibunya juga pernah mengeluarkan sepasang sepatu kristal untuk bonekanya, ia bilang itu adalah hadiah ulang tahun untuknya.

Sungguh konyol ketika itu usianya masih sangat kecil, hingga tidak menyadari keanehan ibunya. Bahkan, selama delapan tahun ibunya menghilang, ia masih saja mengira bahwa ibunya sudah tidak menginginkan dirinya. Tapi sekarang akhirnya ia mengerti.

Bahkan jika ibunya sudah terganggu mentalnya, Xu Qiaoqiao akan selalu berusaha untuk mencintainya dengan segenap kekuatan. Seketika matanya kembali mengeluarkan air mata. Ia mengambil napas dalam-dalam, menundukkan kepalanya dan perlahan menutup mata. Ia ingin menekan rasa sakit dalam hatinya.

Setelah beberapa saat barulah ia berdiri, melihat ke dalam ruangan itu lagi. Di sana ia masih melihat ibunya tampak sudah sangat mengantuk, tapi masih berusaha menggendong bantal itu dan mulutnya masih menyenandungkan lagu pengantar tidur. Sungguh meski kondisi ibunya seperti itu, lagu yang dinyanyikannya membuat orang merasa tenang sepanjang malam.

Tanpa sadar ia mengangkat bibirnya. tiba-tiba, ia merasakan ada hawa dingin yang datang. Belum sempat menoleh, lengannya ditarik dengan kuat hingga keluar dari ruangan tersebut.

Ia terkejut, menoleh ke belakang, baru menyadari bahwa yang menyeret dirinya adalah Xu Mushen. Meskipun sebelumnya pernah bertemu di dalam mobil saat itu, tapi ia tetap menjaga jarak dengannya. Saat ini Xu Qiaoqiao baru menyadari betapa tingginya Xu Mushen.

Meski tinggi, namun pria itu setidaknya masih satu kepala lebih tinggi darinya. Walau memang tubuh yang terlihat seperti gunung besar itu menunjukan kekuatannya yang mampu mendominasi situasi saat ini.

Saat ini, langit benar-benar gelap. Hal itu membuat ia tidak dapat melihat dengan jelas ekspresi wajahnya. Tapi ia masih bisa merasakan aura buruk dan bahaya yang dibawa oleh pria ini.

Xu Qiaoqiao terkejut, ia berusaha dengan keras melepaskannya, tapi ia sadar dirinya terlalu lemah untuk berhadapan dengan pria itu!

Ia mengecilkan suaranya dan berkata, "Kakak, apa yang kamu lakukan?"

Hanya karena masalah tadi siang, kenapa ia tidak bisa menunggu sesudah ini untuk menghabisiku?

Malam itu sangat gelap dan angin bertiup sangat kencang, benar-benar waktu yang tepat untuk membunuh orang!

Xu Mushen tidak menghiraukannya dan terus menyeretnya keluar dari halaman. Xu Qiaoqiao semakin ketakutan dan memohon padanya, "Kak, apa yang kamu lakukan? Laki-laki tidak seharusnya memperlakukan perempuan seperti ini?

Xu Mushen menghentikan langkahnya, menoleh ke belakang, "Apa kau yakin mau mengatakannya di sini?"