Chereads / Pembunuh Dewa / Chapter 4 - Budak Obat

Chapter 4 - Budak Obat

Suara air yang mengalir, pepohonan hijau yang rindang, seekor cacing tanah besar sedang minum di pinggir sungai, tubuhnya penuh dengan gantungan kantong yang besar dan kecil.

Di sebelah cacing tanah itu, ada beberapa Ksatria yang terlihat kuat sedang makan dengan gembira sambil mengobrol. Di belakang cacing tanah, ada belasan orang yang kurus hingga kelihatan tulangnya, tangan dan kaki orang-orang ini diikat dengan rantai yang berat saat berjongkok di tanah. Ekspresi wajah mereka tidak bersemangat, mereka menundukkan kepala mereka dan makan makanan yang tidak begitu bergizi.

Di dalam tandu yang ada di atas tubuh cacing tanah tersebut ada seorang orang tua yang memiliki ekspresi yang suram, tubuhnya memakai jubah panjang yang berwarna abu kehitaman, di bagian dada jubah itu tersulam lima buah botol obat yang berwarna putih, orang tua itu terlihat kurus, diatas kepalanya memakai penutup kepala, dari posisinya yang diatas memandang ke bawah ke arah orang-orang yang diikat dengan rantai itu, seperti seorang jagal yang sedang memilih babi untuk dipotong.

Pandangan mata orang tua itu tidak menentu, kadang-kadang pandangan matanya menuju ke arah para Ksatria yang sedang makan dan minum dengan gembira, mengeluarkan ekspresi penasaran di wajahnya yang suram, setiap Ksatria yang dipandanginya rona wajahnya pasti akan berubah, mereka terdiam seperti sangat takut padanya.

"Sudah selesai makan belum? Kalau sudah selesai makan kita akan melanjutkan perjalanan." Mo Yanyu membawa Shi Yan keluar dari semak belukar, ekspresi wajahnya terlihat dingin.

Para Ksatria hanya tertawa kemudian menyimpan kembali makanan lezat yang belum selesai dimakan, kemudian menjawabnya: "Sudah selesai, sudah selesai makan."

Mo Yanyu tetap bertahan dengan ekspresinya yang dingin, wajahnya kelihatan tidak puas, ketika sampai di sebelah Ksatria senior, dia baru memaksakan wajahnya untuk tersenyum sembari berkata: "Guru Kalu, apakah anda sudah selesai makan?"

Guru Kalu dengan dingin menganggukkan kepalanya, saat dengan enggan menjawab: "Nona Mo, butuh perjalanan selama tiga bulan untuk sampai di Shangmeng, tetapi budak obat yang kalian dapat hanya tersisa enam belas orang, aku hanya takut mereka tidak akan sanggup sampai hidup-hidup di Shangmeng…"

"Guru tidak perlu khawatir, selama perjalanan kita akan terus memberi anda budak obat yang anda mau." Wajah Mo Yanyu sangat serius, lalu sambil melempar Shi Yan ke tanah ia tertawa saat berkata: "Lihat, bukankah sekarang sudah tambah satu budak obat?"

Kalu menganggukkan kepalanya dengan wajah tanpa ekspresi, pandangan matanya seperti ular berbisa memandangi Shi Yan dengan seksama, alisnya mengerut: "Tubuh bocah ini sangat kurus, takutnya dia tidak akan tahan beberapa hari."

"Tubuhnya memang sangat kurus, tetapi didalam tubuhnya ada inti energi..." Mo Yanyu menjelaskan kepada Kalu.

"Ksatria?" Mata Kalu terlihat bersinar, kelihatan sekali dia tertarik kepada Shi Yan.

"Dia sudah pasti seorang Ksatria!" Mo Yanyu sangat yakin.

"Ini baru bagus." Kalu tersenyum dengan penuh makna dan dengan serius memperhatikan Shi Yan dengan lebih seksama, kemudian menganggukkan kepalanya dengan puas: "Sangat bagus, Nona Mo tolong bantu saya memberi dia makan hingga kenyang, aku ingin tubuhnya sehat kembali, seorang Ksatria yang terluka parah tidak akan bisa tahan jika kusiksa, jika karena tubuhnya lemah dan mati karena kuberi obat, maka akan sangat sia-sia."

"Guru tidak perlu khawatir." Alis mata Mo Yanyu terlihat penuh dengan keangkuhan, lalu dengan ringan berkata: "Qiangsen, kenapa bengong! Cepat pasangkan rantai di tangan dan kaki bocah ini!"

 "Baik!" Seorang lelaki botak dengan tubuh kekar yang tingginya hampir mencapai dua meter itu menjawabnya, dia lalu dengan cepat mengeluarkan sebuah rantai yang baru dari tubuh cacing tanah. Lelaki itu dengan kasar mengikat rantai itu di tangan dan kaki Shi Yan, dia sama sekali tidak peduli apakah itu akan membuat Shi Yan merasakan sakit atau tidak.

Tubuh lelaki itu memakai baju zirah yang sangat berat, di luar baju zirah tersebut terlihat ada sedikit dagingnya yang keluar, orang itu terlihat penuh dengan kekerasan, baju zirahnya yang sangat berat itu berwarna hitam pekat, jika dilihat di tubuhnya yang besar itu, baju zirah itu sama sekali tidak berat, sedikitpun tidak mempengaruhi kecepatan bergeraknya.

"Qiangsen, kamu jaga dia baik-baik, jangan sampai dia kabur dari kelompok ini." Mo Yanyu dengan penuh dendam mengarahkan pandangannya ke Shi Yan, kemudian berbalik arah ke area kelompok paling depan, sepertinya dia sama sekali tidak ingin tinggal sedetikpun lebih lama di samping Shi Yan.

"Nona tidak perlu khawatir, aku paling bisa diandalkan dalam hal ini." Lelaki botak yang bernama Qiangsen itu tersenyum dan menepuk dadanya untuk menjamin.

***

Shi Yan merasakan seluruh tubuhnya mati rasa, dengan tatapan dingin melihat perkembangan kondisinya saat ini, dia sama sekali tidak mengucapkan sepatah katapun.

Shi Yan tahu dalam kondisi seperti ini, mau mengatakan apapun juga percuma. Di dunia dimana orang kuat memakan orang lemah seperti ini, tidak akan ada orang yang akan mendengar alasan apapun. Shi Yan tahu jika dia tidak segera beradaptasi di dunia ini, maka dia akan segera menjadi tulang belulang, tidak akan ada orang yang akan mengasihani dirinya.

Inti energi lemah yang ada di dalam tubuhnya pelan-pelan bergerak, rasa kram yang ada di tubuhnya terasa lebih mendingan setelah istirahat beberapa saat. Tetapi, rantai yang mengikat kaki dan tangannya itu benar-benar membebaninya, dan itu membuat tubuhnya yang belum pulih menjadi berat seperti sebuah gunung besi, setiap kali melangkah penuh dengan susah payah.

 "Plakkk!"

Sebuah cambuk kulit tiba-tiba mencambuk dengan keras ke arah punggung Shi Yan. Pukulan cambuk itu sangat cepat, tenaganya juga sangat kuat, membuat daging yang ada di punggungnya terbelah, rasa sakitnya seperti terbakar api. Ketika Shi Yan membalikkan kepalanya, dia baru menyadari lelaki yang bernama Qiangsen itu sedang memegang cambuk kulit, wajahnya penuh dengan senyum kejam saat memandanginya.

"Budak obat sialan! Cepat jalan! Apa kau ingin merasakan cambukanku lagi?" Qiangsen membuka mulutnya dengan lebar lalu tertawa keras.

Shi Yan sama sekali tidak membalas ucapannya, hanya saja dia memandangi Qiangsen beberapa detik dengan tatapan tenang yang aneh. Sebelum Qiangsen mengangkat cambuk itu lagi, Shi Yan dengan susah payah mengikuti budak obat yang ada di depannya, dia merasakan setiap langkah terasa sangat berat dan memerlukan energi yang lebih banyak.

Setelah Shi Yan membalikkan badannya, tawa gila yang ada di wajah Qiangsen pelan-pelan menghilang, sebaliknya terlihat ekspresi yang sangat aneh.

Sepanjang perjalanan ini, banyak budak obat yang membangkang dari awal selalu "dijaga" olehnya, karena dia sangat ringan tangan dan pukulannya selalu kejam, bahkan ada dua orang budak obat yang belum pernah menerima obat dari Kalu, mati dipukul hidup-hidup dibawah penjagaannya. Semua budak obat yang melihat dia, di mata mereka hanya terlihat dua macam ekspresi.

Ketakutan atau dendam yang menusuk hingga ke dalam tulang.

Hanya orang ini, ketika dia menatap Qiangsen, sama sekali tidak terlihat rasa takut, juga tidak terlihat rasa dendam, hanya ketenangan yang tidak biasa, ketenangan yang terlihat dingin.

Orang ini sama sekali tidak merasa dirinya adalah tawanan, dan itu membuat Qiangsen malah balik merasa dia adalah hewan buruan. Qiangsen merasa tidak nyaman, tetapi karena Shi Yan dengan patuh jalan kedepan, dia sama sekali tidak bisa mencari alasan untuk memukulnya dan hanya bisa melepaskannya, tetapi dalam hatinya Qiangsen bersumpah akan "Menjaga" bocah ini dan membuatnya merasakan perasaan ketakutan.

Qiangsen sangat menikmati ketika orang lain menatap dia, yang terlihat hanyalah tatapan ketakutan di mata mereka. Ini membuat Qiangsen merasakan perasaan bahagia karena dialah yang memegang nyawa orang itu.

***

Dalam beberapa hari selanjutnya, Shi Yan hanya diam dan tidak mengucapkan sepatah katapun, bahkan dia sangat penurut. Jika dia disuruh jalan maka dia akan jalan, jika dia disuruh berhenti maka dia akan berhenti. Shi Yan sama sekali tidak memberontak, juga tidak terlihat ekspresinya sedikitpun, sepertinya dia sama sekali tidak peduli dengan keadaan yang ada di sekelilingnya, diantara semua budak obat yang membangkang, Shi Yan terlihat sangat berbeda dengan yang lainnya.

Bahkan Qiangsen yang ingin memberinya pelajaran, sangat susah untuk mencari alasan untuk menyentuhnya, Shi Yan benar-benar sangat penurut, saking penurutnya membuat Qiangsen benar-benar merasa aneh, dan itu membuatnya tidak bisa memikirkan apa yang membuatnya seperti itu.

Hanya pada saat istirahat makan Shi Yan baru akan buka mulut. Setiap kali buka mulut pasti akan meminta makanan, di bawah perintah Guru Kalu, permintaannya akan dipenuhi dengan baik.

Dengan cepat, para Ksatria itu menyadari Shi Yan benar-benar suka makan, bahkan memakan makanan tidak begitu bergizi yang biasa diberikan untuk para budak obat itu dimakannya dengan lahap. Setiap Kali makan dia akan memakan porsi tujuh orang budak obat, selanjutnya setiap hari, porsi makanannya akan bertambah satu porsi, bahkan kelihatannya kedepannya akan semakin bertambah.

Ini membuat para Ksatria merasa heran, mereka sama sekali tidak bisa habis pikir, tubuh Shi Yan yang sangat kurus dan lemah itu bisa memuat makanan yang begitu banyak. Awalnya mereka mengira Shi Yan tidak akan bisa mencerna semua makanan itu, tetapi akhirnya mereka menyadari mereka salah.

Tubuh Shi Yan yang kurus seperti kulit dibalut tulang, dalam beberapa hari ini pelan-pelan mulai berisi, meskipun tidak terlihat terlalu berisi, tetapi para Ksatria yang mengamatinya dengan teliti menyadari perubahan ini.

Shi Yan bukan hanya mencerna semua makanan yang tidak begitu bergizi tersebut, bahkan makanan itu membuatnya semakin sehat dan kuat.

Perubahan pada tubuh Shi Yan membuat Guru Kalu sangat senang. Orang tua yang memiliki wajah yang suram itu memberi izin agar Shi Yan makan dengan lahap, membolehkan dia makan sebanyak apapun yang bisa dia makan, tidak boleh berkurang sedikitpun.

Melihat Shi Yan yang semakin hari semakin kuat, Qiangsen merasakan perasaan tidak tenang, setiap kali dia melihat ekspresi tenang yang dingin dari mata Shi Yan, Qiangsen merasakan bocah ini adalah pembawa malapetaka, tetapi dia tidak bisa menolak perintah dari Kalu, hanya bisa memberikan Shi Yan makanan yang secukupnya.

Untungnya Qiangsen mengetahui cara Guru Kalu menyiksa, dan itu membuatnya merasa sedikit tenang, dalam hati hanya bisa berharap Guru Kalu bisa bergerak lebih awal.

*** 

Dalam sekali makan Shi Yan memakan porsi makan dua belas orang, setelah itu dia berhenti makan. Setelah selesai memasukkan sebutir nasi terakhir kedalam mulutnya, Shi Yan menutup matanya, dia tidak mempedulikan pandangan aneh dari para budak obat yang ada di sampingnya itu.

Porsi makan dua belas orang, dicerna dengan cepat oleh lambungnya. Perutnya seperti lubang tak berdasar, juga seperti sebuah alat pencerna yang akurat, membuat semua makanan itu dicerna dengan tepat dan membuatnya menjadi nutrisi yang tersebar ke seluruh pembuluh darah, tulang, organ dalam, sel ototnya. Itu membuat tubuh Shi Yan yang awalnya kurus tanpa terasa menjadi semakin kuat dan kekar.

Luka yang ada di dadanya sudah sembuh sejak lama, luka yang panjang seperti itu hanya butuh waktu satu setengah hari sembuh dan tidak meninggalkan bekas luka sama sekali, sangat ajaib dan itu membuat Shi Yan sadar bahwa tubuhnya berbeda dengan dirinya yang dulu.

Dia jugalah yang paling mengerti, dalam beberapa hari yang singkat ini, terjadi perubahan yang sangat besar di tubuhnya. Perubahan ini, setiap jam setiap detik dapat dirasakannya dengan jelas!

Makanan yang masuk kedalam tubuhnya semua dicerna menjadi nutrisi, membuat tubuhnya pelan-pelan menjadi kuat, inti energi lemah yang ada di tubuhnya, dalam waktu beberapa hari ini bergerak naik turun, bahkan menjadi kuat satu kali lipat! 

Shi Yan dapat merasakan dengan jelas, di dalam tubuhnya ada sebuah kekuatan yang tidak kecil, rantai yang awalnya terasa sangat berat seperti gunung itu juga tidak memberinya beban yang begitu berat.

Shi Yan memfokuskan pikirannya, dia dapat merasakan inti energi yang ada di dalam tubuhnya, dengan natural berjarak tiga inci di bawah pusarnya, mengikuti aliran darahnya naik dan turun, melewati tiga tingkat menuju tempat pengelolaan, menyebrang dari hati ke ginjal, pada saat Zhou Tian (siklus) kecil ini selesai, inti energi yang ada di dalam tubuhnya kembali meningkat satu kali lagi.

Shi Yan yang mengerti sedikit ilmu Qigong, mengerti perbedaan Zhou Tian besar dan kecil, Zhou Tian kecil hanya melewati pembuluh konsepsi, tidak melewati dua belas saluran biasa, juga tidak melewati enam saluran pembuluh darah langka lain. Tetapi Zhou Tian besar tidak hanya harus melewati dua belas saluran biasa, tetapi harus melewati enam pembuluh darah langka itu, sungguh menyulitkan.

Kedua belas saluran biasa Shi Yan, delapan saluran besar yang langka hanya dua saluran pembuluh konsepsi yang bisa dilewati, dia hanya bisa melakukan Zhou Tian kecil, Zhou Tian besar sangat sulit untuk beredar, dari ingatan Shi Yan yang lain, dia tahu di dunia ini hanya Ksatria dengan bakat bawaan lahir yang kedua belas saluran biasa dan delapan saluran besar yang langka bisa dilewati tanpa hambatan, kemudian membuat Zhou Tian besar beredar.

Shi Yan sama sekali tidak kecewa, dia tahu jika inti energi yang ada di tubuhnya cukup kuat, cepat atau lambat bisa membuat otot-otot yang tertutup tersebut terbuka semua.

"Ada seorang budak obat yang mati lagi, dalam waktu enam hari, sudah ada dua orang yang mencoba obat lalu mati."

"Aku sudah melihatnya, sebelum orang itu mati, tubuhnya sudah mulai membusuk, sungguh kejam!"

"Daripada mati seperti itu, lebih baik mati bunuh diri, hidup juga sama sekali tidak ada harapan, kita semua sudah ditakdirkan mati sama seperti mereka."

"Tidak boleh bunuh diri! Jika kita mati karena mati bunuh diri, keluarga kita bahkan tidak akan mendapatkan koin kristal biru! Ahh... Tahanlah, jika dalam setengah tahun ini kita bertahan dan tidak mati maka kita akan bebas, bahkan kita bisa mendapatkan uang, demi anak dan istri, kita harus lanjut bertahan!"

Setelah mendengar perkataan budak obat itu, budak obat lain hanya bisa terdiam, gagasan bunuh diri memang sudah tidak lagi terpikirkan, menahan rasa takut yang ada di dalam hati, diam-diam memberi tahu diri untuk harus tetap bertahan.

  ...