Chereads / Pembunuh Dewa / Chapter 8 - Laba-Laba Giok Berbilah Putih

Chapter 8 - Laba-Laba Giok Berbilah Putih

Bulan yang bulat bagaikan piring perak.

Para Ksatria sedang berlatih dengan tenang, tubuh Mo Yanyu yang ramping tersembunyi di tengah-tengah daun pohon tua, dia menarik nafas panjang. Kalu bersandar di pohon lainnya, sambil memegang buku racun dan membacanya dengan penuh ketertarikan. Para budak obat berbaring sembarangan di tanah basah di belakang cacing tanah.

Shi Yan bangun dari latihannya, diam-diam mengamati sekelilingnya, lalu dalam hati sedang mengamati kondisinya saat ini.

Mo Yanyu berada di bagian pasukan paling depan, dan Kalu berada di bagian pasukan paling belakang, dua orang itu masing-masing satu di depan satu di belakang dan Shi Yan berada di tengah-tengah mereka, mereka berdua tampak sepertinya sama sekali tidak peduli pada Shi Yan, tetapi dilihat dari posisi mereka, kelihatan sekali mereka sedang mengawasinya.

Qiangsen sepertinya tahu Shi Yan akan bergerak, malam ini dia sama sekali tidak melatih dirinya, hanya melihat dari jarak sepuluh meter dari tempatnya. Sedikit saja Shi Yan bergerak, Qiangsen akan segera menyadarinya dan langsung bergerak untuk menahannya.

Tidak bagus, Shi Yan dalam hati bergumam, sambil terus menunggu kesempatan, menunggu orang-orang itu menurunkan kewaspadaannya.

Waktu tanpa terasa terus bergulir, dengan cepat hari berganti, sepertinya tidak lama lagi langit akan terang. Shi Yan masih tidak bisa menemukan kesempatan untuk melarikan diri, dalam hatinya terasa sedikit panik. Shi Yan akhirnya memutuskan tidak akan menunggu lagi dan bersiap-siap bergerak.

Pada saat itu juga, ada suara aneh yang terdengar tidak jauh dari tempat mereka. Setelah mendengar suara itu, seperti ada sesuatu yang sedang pelan-pelan mendekati lokasi mereka.

Inti energi bergerak memutar di lengan Shi Yan, matanya juga terlihat berkilat, tiba-tiba dia mulai bersemangat.

 "Semua pasukan bersiap!" Mo Yanyu berteriak, tubuh rampingnya yang ada di atas dahan pohon langsung berdiri, dari tempat yang tinggi itu, dia memandang ke kejauhan, lalu dengan terkejut berteriak: "Laba-laba Giok Berbilah Putih!"

Semua Ksatria yang sedang melakukan latihan terbangun oleh teriakan Mo Yanyu.

Ekspresi para Ksatria itu menjadi serius, satu per satu mengeluarkan senjata yang ada di tubuh mereka. Tidak perlu bagi Mo Yanyu untuk berkata lebih banyak, mereka segera menuju ke arah cacing tanah dan berkumpul. Mereka membentuk lingkaran mengelilingi cacing tanah, masing-masing berjarak lima hingga enam meter.

Kalu menyimpan buku yang ada di tangannya, sambil mengerutkan alisnya ia menhampiri cacing tanah, dengan suara yang berat berkata: "Kalian semua harus menjaga botol obat yang ada di tubuh cacing tanah!"

"Baik!" Para Ksatria itu menjawab dengan teriakan yang keras.

Para budak obat yang tertidur, satu per satu bangun. Setelah mendengar ada Laba-laba Giok Berbilah Putih yang mendekati mereka, dalam hati muncul rasa takut dan segera menuju tempat cacing tanah untuk berkumpul. Sepertinya mereka tahu kengerian Laba-laba Giok Berbilah Putih.

Seikat kunci terlontar dari tangan Mo Yanyu, jatuh di bawah kaki Qiangsen, "Qiangsen, buka semua rantai yang ada di tubuh para budak obat, jangan biarkan mereka mati dibunuh Laba-laba Giok Berbilah Putih, cepat!" Mo Yanyu segera mendesaknya.

Qiangsen mengambil kunci itu, menengadahkan kepalanya dan memandangi Mo Yanyu, sambil menunjuk Shi Yan dia bertanya: "Apakah rantai besinya juga akan dibuka?"

 "Lepaskan dia, aku tidak ingin dia mati begitu mudah." Wajah Mo Yanyu kelihatan tidak sabar.

 "Bocah, kamu harus menurut, aku akan mengawasimu!" Qiangsen mendengus dengan dingin. Dia terlebih dahulu membuka rantai besi yang mengikat tangan dan kaki Shi Yan, setelah itu dia baru berjalan ke arah budak obat lainnya. Dengan cekatan membuka semua rantai besi yang mengikat para budak obat itu.

Langit benar-benar membantuku! Rantai besi terlepas, seluruh tubuh Shi Yan terasa lega, dalam hati tidak berhenti tertawa dengan dingin.

Keluarga Shi merupakan keluarga bangsawan yang memiliki "Jiwa Ksatria". Meskipun pemilik tubuh ini tidak menjadi seorang Ksatria, tetapi dia sangat suka mencari tantangan, bocah itu sama sekali tidak awam dengan berbagai macam monster. Mo Yanyu menyebut Laba-laba Giok Berbilah Putih, Shi Yan tidak terkejut malahan bergembira. Dia segera menyadari kesempatan untuk melarikan diri sudah datang.

Laba-laba Giok Berbilah Putih merupakan monster tingkat dua. Delapan kakinya tajam bagaikan bilah pedang, sangat suka beraktivitas di malam hari, bahkan merupakan monster yang hidup berkelompok. Setiap kali muncul paling sedikit ada lima sampai enam ekor, Laba-laba Giok Berbilah Putih sangat ganas. Di dalam hutan You'an ini, setiap kali Laba-laba Giok Berbilah Putih ini melihat manusia, sudah pasti tidak akan dilepaskan.

Monster ini kulitnya sangat kasar dan tebal, pergerakannya sangat cepat. Besar tubuhnya biasanya lebih besar dari tubuh manusia. Kecuali Ksatria yang hebat, manusia biasa bertemu dengannya biasanya akan mati karena terluka. Meskipun Laba-laba Giok Berbilah Putih merupakan monster tingkat dua, tetapi karena setiap kali muncul pasti terdapat lima atau enam ekor, di tambah lagi pergerakan mereka yang cepat, Ksatria biasa sama sekali tidak bisa mengikuti kecepatan mereka, oleh karena itu ini benar-benar mempersulitkan mereka.  

Di dalam hutan You'an, bertemu dengan Laba-laba Giok Berbilah Putih hanya bisa berarti kesialan. Di tubuh monster ini sama sekali tidak ada benda harganya, tetapi monster ini suka bertarung, di tambah lagi gerakannya yang cepat seperti angin, ketika monster ini melihat manusia pasti akan segera maju dan menyerang, jika mereka belum selesai maka mereka tidak akan pergi.

Shi Yan diam-diam berjalan menuju cacing tanah, berdiri bersama dengan para budak obat yang ketakutan. Dalam hati mengamati dan tidak buru-buru memberontak.

 "Sial! Ada delapan ekor!"

Mo Yanyu yang berada di atas dahan pohon tua itu berteriak, alisnya yang indah itu mengerut, dengan nada yang berat berteriak: "Sangat susah untuk berhadapan langsung, semuanya bersiaga, ingat! Setelah menyerang jangan buru-buru untuk mengejar dan menyerang lagi, jika kalian lari sampai ke area hutan yang lebat maka akan semakin menguntungkan Laba-laba Giok Berbilah Putih. Jangan menyerang di area hutan lebat!"

Terdengar suara bilah pedang yang menusuk tanah, semakin lama semakin dekat. Dengan cepat, dua ekor Laba-laba Giok Berbilah Putih dengan panjang tubuh dua meter, tinggi kira-kira satu setengah meter sudah muncul. Seluruh tubuh monster itu berwarna putih salju, ukuran mereka berdelapan seperti sebuah mobil biasa, kakinya seperti pisau, mengkilat karena cahaya, terlihat sangat tajam.

Biasanya kedelapan kaki Laba-laba Giok Berbilah Putih bergerak dengan sangat gesit. Kecepatan jalannya sangat cepat, dalam sekejap sudah sampai di area ini. Kaki laba-laba yang tajam seperti pisau itu, ketika memantulkan kilau dalam cahaya yang terlihat pucat, tidak sulit untuk membayangkan bisa terjadi hal yang mengerikan seperti apa ketika pisau yang tajam itu menggores tubuh.

Para Ksatria itu melihat Laba-laba Giok Berbilah Putih satu per satu muncul. Ekspresi mereka sangat berat, Mo Yanyu sudah turun dari dahan pohon kayu tua itu dan berdiri di bagian pasukan paling depan. Jari-jarinya yang ramping terlihat dikelilingi aliran listrik, Kalu duduk di dalam tandu yang berada diatas cacing tanah, sorot matanya terlihat suram dan dingin, tetapi tidak kelihatan panik.

Delapan ekor Laba-laba Giok Berbilah Putih akhirnya berkumpul. Laba-laba Giok Berbilah Putih bukannya tidak memiliki kecerdasan, sebaliknya mereka bahkan bisa berpencar dan mengepung cacing tanah itu, seperti delapan buah mobil yang bergerak mengelilingi cacing tanah.

Sebuah suara desisan aneh yang menusuk telinga, delapan ekor Laba-laba Giok Berbilah Putih itu mengeluarkan tenaganya bersamaan, kaki laba-laba yang berwarna putih itu terangkat di udara, kemudian bergerak terbang menuju ke arah para Ksatria yang berada di samping cacing tanah!

Seketika, terlihat pedang yang saling bergesekan. Gerakan para Ksatria kuat dan cepat, pada saat menghindar, senjata yang ada di tangan kemudian menyerang ke arah perut dan mata para Laba-laba Giok Berbilah Putih.

Situasi saat ini terlihat sangat kacau!

Laba-laba Giok Berbilah Putih mengepung cacing tanah dan mengibaskan kakinya. Para Ksatria menghindar ke kanan dan ke kiri, senjata di tangan mereka tidak berhenti menyerang. "Jiwa Ksatria" Mo Yanyu meledak, aliran listrik yang ada di tangannya mengelilinginya, satu per satu sayatan berwarna hijau menembak ke arah Laba-laba Giok Berbilah Putih itu dan membuat tubuh mereka bergetar dan goyang.

Seorang Ksatria yang responnya kurang cepat, tergores di bagian dada oleh kaki Laba-laba Giok Berbilah Putih. Teriakan kesakitan Ksatria itu terdengar, ususnya keluar dari perutnya dan kemudian jatuh ke tanah.

Para budak obat yang melihat menjadi panik ketakutan, segera sembunyi dibawah cacing tanah. Beberapa budak obat yang sudah kehilangan akalnya, melihat kaki laba-laba yang akan segera menyerang mereka kemudian lari ke arah celah Laba-laba Giok Berbilah Putih dan masuk ke dalam, berharap bisa melarikan diri dari monster itu. Namun sebaliknya para budak obat itu di tusuk oleh Laba-laba Giok Berbilah Putih itu dengan kejam di lantai dan tewas seketika.

Wajah Shi Yan terlihat suram, cahaya yang ada di matanya terlihat berkilau, lalu bergerak di belakang para Ksatria, rantai yang ada di tubuhnya mengeluarkan suara benturan yang nyaring.

Di depan Shi Yan ada seorang Ksatria keluarga Mo dengan level bawaan lahir tingkat dua, pada saat bergerak bertabrakan dengan Ksatria lainnya. Orang ini belum sempat menghindar, lalu terkena goresan kaki Laba-laba Giok Berbilah Putih di lehernya, kepalanya terbang, darah segarnya menyembur ke tubuh Shi Yan.

Seluruh tubuh Shi Yan penuh dengan darah segar, bahkan pandangan matanya menjadi kabur, sebuah hasrat haus darah meledak di seluruh tubuhnya. Tujuh ratus dua puluh titik akupuntur yang ada di tubuhnya sedang berputar dengan dahsyat, kekuatan menghisap yang sangat kuat keluar dari dalam titik akupuntur tersebut.

Melihat tubuh Ksatria tanpa kepala yang mati di depan, tubuh Shi Yan secara perlahan mengering. Hanya Shi Yan sendiri yang bisa merasakan aliran udara, penuh dengan perasaan putus asa, tidak puas, pikiran penuh dengan kegilaan, masuk dari seluruh pori-pori yang ada di tubuhnya, menelusuri otot kemudian mengalir masuk ke tujuh ratus dua puluh titik akupuntur yang ada di seluruh tubuhnya.

Tiba-tiba, Shi Yan merasakan dirinya seperti kembali ke kolam darah. Di dalam kolam darah, tujuh ratus dua puluh titik akupuntur yang ada di tubuhnya juga telah menghisap air darah yang tidak sedikit. Air darah itu telah mengubah titik akupunturnya, membuat titik akupunturnya itu berputar seperti angin topan, melebarkan kapasitas titik akupuntur, dan itu membuat kecepatan titik akupuntur itu menghisap air semakin cepat.

Saat ini, aliran udara ditambah rasa putus asa dan tidak puas dari Ksatria yang ada di depannya, dengan cara yang sama masuk ke dalam tubuh Shi Yan. Menelusuri otot masuk ke dalam titik akupuntur yang di dalam tubuhnya, kecepatan menghisapnya semakin cepat, pusaran yang ada di dalam titik akupunturnya dengan dahsyat berputar, seperti sedang menelan dan mencerna aliran udara tersebut.

Hanya dalam waktu sepuluh detik yang singkat, kemudian tidak ada lagi aliran udara yang masuk ke dalam tubuhnya. Ksatria yang mati di depan Shi Yan, seluruh tubuhnya sudah mengering, sepertinya inti energi dan darahnya telah hilang tanpa jejak, terlihat seperti mayat kering yang kehilangan cairan dalam jumlah yang banyak.

Hasrat haus darah meledak di dalam pikiran Shi Yan. Tujuh ratus dua puluh titik akupuntur yang ada di dalam tubuhnya berputar, keputusasaan, ketakutan, kesedihan, kejahatan pelan-pelan berkembang, seperti sedang memaksa Shi Yan untuk menyerang membabi buta.

Kaki seekor Laba-laba Giok Berbilah Putih tiba-tiba bergerak, menebas ke arah kepala Shi Yan. Shi Yan terkejut, sambil sekuat tenaga menahan nafsu haus darahnya, ia bergerak horizontal ke samping Ksatria lainnya, untung saja dia bisa menghindari serangan kaki laba-laba itu.

Ksatria itu di tahan oleh seekor Laba-laba Giok Berbilah Putih, senjata menusuk dalam-dalam ke mata Laba-laba Giok Berbilah Putih itu. Mata Laba-laba Giok Berbilah Putih tertusuk, karena kesakitan ia kemudian sembarangan menyerang ke arah pinggang Ksatria itu. Ksatria itu terpotong dan mati dengan sangat menggenaskan.

Shi Yan yang bergerak horizontal ke samping Ksatria itu, baru saja hendak bersiap-siap mencari tempat yang aman, tiba-tiba merasakan tubuhnya terjadi perubahan yang aneh lagi.

Kekuatan menghisap seluruh titik akupuntur yang ada di tubuhnya kembali meledak! Dari tubuh Ksatria yang sudah terbelah dua itu, mengalir lagi aliran udara yang kental dengan rasa kesal dan tidak puas. Dengan dahsyatnya menelusuri otot yang ada di dalam tubuhnya, masuk ke dalam titik akupunturnya.

Dengan cepat, tubuh Ksatria yang sudah terbelah dua itu juga menjadi sebuah mayat kering.

Shi Yan tercengang!

Tanpa berpikir lebih banyak lagi, dia segera menyadari, di dalam tubuhnya diam-diam tersimpan "Jiwa Ksatria" lainnya. "Jiwa Ksatria" ini membuat titik akupuntur yang ada di seluruh tubuhnya sebagai fondasi, bahkan bisa menghisap kekuatan orang yang sudah mati, "Jiwa Ksatria" ini sangat jahat dan tidak normal, bahkan membuat Shi Yan merasa kaget dan gelisah.

Pada saat itu, ada seekor Laba-laba Giok Berbilah Putih yang mengeluarkan suara desisan yang tidak normal. Melihat hanya tersisa enam ekor Laba-laba Giok Berbilah Putih, bersama-sama mereka mundur, melesat masuk ke dalam hutan yang lebat itu.

Laba-laba Giok Berbilah Putih itu sepertinya menyadari orang-orang ini tidak bisa di lawan, setelah mati dua ekor, Laba-laba Giok Berbilah Putih ini akhirnya mundur.

Ekspresi wajah Shi Yan berubah, seketika dia menyimpan kembali kekuatan "Jiwa Ksatria" tidak normal yang ada di dalam tubuhnya. Tanpa berpikir dua kali, Shi Yan mengumpulkan semua inti energinya dalam kedua kakinya, tubuhnya seperti kilat mengikuti arah Laba-laba Giok Berbilah Putih itu.

Hanya bersama Laba-laba Giok Berbilah Putih dia memiliki kesempatan untuk melarikan diri!

Sebuah aliran hangat tiba-tiba keluar dari titik akupuntur yang ada di seluruh tubuhnya. Aliran hangat itu masuk ke inti energi yang ada di dalam tubuh Shi Yan. Inti energi Shi Yan yang memang tidak banyak, tiba-tiba bertambah satu kali lipat!

Hati Shi Yan bergembira, rasa percaya dirinya juga bertambah, ketika lari ke arah Laba-laba Giok Berbilah Putih, dia membalikkan kepalanya dan mengarahkan pandangannya ke arah Mo Yanyu, lalu dengan dingin berkata: "Mo Yanyu, setelah membersihkan dirimu sebaiknya kamu menungguku, cepat atau lambat aku akan memilikimu!"

"Cepat kejar!" tubuh Mo Yanyu yang ramping bergetar hebat, bola matanya yang indah penuh dengan amarah, lalu mengejar Shi Yan.

Ternyata Kalu lebih cepat dari dia!

Pembuat racun yang duduk di atas tubuh cacing tanah itu tidak turun tangan, seperti sedang menunggu sesuatu. Ketika Shi Yan berlari ke arah Laba-laba Giok Berbilah Putih, Kalu seperti elang yang terbang tinggi di atas langit. Dialah yang pertama menerjang ke arah Shi Yan.

"Bocah, aku sudah lelah menunggumu melarikan diri." Kalu masih berada di tengah-tengah udara lalu tertawa mengerikan.

  ...