Chapter 8 - chapter 8

setelah kejadian di taman waktu itu leo seperti selalu menghindari nadira. awalnya nadira tak ambil pusing dengan kelakuan leo tapi lama kelamaan bagi nadira ada sesuatu yang hilang. kini sudah seminggu leo menghindari nadira.

hari minggu ini kampus lumayan ramai karna persiapan seminar untuk senin nanti nadira juga ikut membantu dan ada leo juga. hari sudah mulai siang saat nadira melihat leo sedang duduk di taman belakang

leo yang menyadari nadira juga ingin duduk langsung berdiri

"kalau mau duduk duduk aja" ucap leo beranjak dari tempatnya berdiri nadira masih menatap leo dia sangat rindu dengan sosok leo yang selalu membuatnya marah dan seminggu ini saat leo menjauhinya nadira baru menyadari kalau dirinya mencintai leo

"aku suka sama kamu" ucap nadira entah keberanian darimana nadira dapat mengucapkan itu setelahnya nadira menangis tanpa mengeluarkan suara leo yang mendengar nya merasa itu adalah mimpi

"aku gak denger" jawab leo sambil mendekat ke arah nadira

"aku ,,,,,suka,,,,,,sama,,,,kamu" ucap nadira lagi tiba tiba leo memeluknya nadira membalas pelukan leo setelah cukup lama berpelukan leo membawa nadira duduk

perlahan lahan nadira sudah mulai tenang tidak ada lagi suara isak tangis yang terdengar

"kenapa seminggu ini kakak ngehindarin aku" tanya nadira ber aku-kamu

leo terkejut mendengar perkataan nadira yang begitu lembut kepadanya

"maaf ku pikir kamu benar benar tidak akan menerimaku" jawab leo menatap lembut nadira

"maafkan aku kak" ucap nadira

"kamu gak salah" jawab leo sambil menggenggam lengan nadira kali ini tidak ada penolakan dari nadira leo pun tersenyum puas

" jadi bagaimana apa kamu mau menjawab perkataanku seminggu lalu" tanya leo

"aku sudah menjawab nya tadi" jawab nadira leo yang mengerti maksud nadira langsung memeluk nadira dan mengecup keningnya

****

"loh ra,,,kok pegangan tangan sama kak leo si" tanya nayla

"gue udah berhasil dapetin gunung es ini" jawab leo

"apa?!!!" teriak nayla

"shut,,,,kalo ngomong pelanin dikit kali" ucap nadira

"iya iya maaf" ucap nayla

"tapi ini beneran kan" tanya nayla

"iya" jawab nadira singkat lalu leo memeluk pinggang nadira

"wahhh bisa diabetes nih gue kalo kayak gini ya udah gue pergi dulu ya" pamit nayla

"sekarang aku anter kamu pulang ya" ujar leo

"iya" jawab nadira

****

"aku pengen ngomong sama kamu" ucap rio saat menemui nadira di kampusnya

"gak ada yang perlu di omongin lagi" jawab nadira lalu melangkah menjauh

"kamu pacaran sama leo kan" tanya rio sambil menahan tangan nadira

"bukan urusan kamu" jawab nadira dingin lalu melepaskan genggaman tangan rio

"aku sepupu leo aku lebih tau siapa leo daripada kamu" ujar rio yang membuat nadira tertegun ditempatnya namun nadira segera menutupi kekagetan nya dan tidak menghiraukan perkataan rio

nadira sedang duduk di taman belakan sambil melamun dia masih memikirkan perkataan rio tadi 'apa maksudnya dia lebih tau leo daripada aku bukankah leo seseorang yang hangat dan sangat romantis semua orang tau itu apakah ada sisi lain leo yang tidak aku ketahui' pikir nadira

"nadira" panggil seseorang

"eh leo" ujar nadira lalu leo duduk di samping nadira

"kamu kenapa kok melamun lagi mikirin sesuatu ya" tanya leo sambil mengelus rambut nadira

"mmmm aku mau nanya sesuatu sama kamu boleh" tanya nadira ragu

"tanya aja sayang gak papa" jawab leo sambil menggenggam tangan nadira

"kamu kenal rio danika putra" tanya nadira

"iya dia sepupu aku" jawab leo sambil menatap bingung nadira "Memangnya kenapa" tanya leo

"aku,,," ucapan nadira terpotong karena ponsel leo berdering

leo berdiri dari duduknya lalu menjauh baru dia mengangkat teleponnya

'kenapa dia menjauh dariku apakah aku tak boleh tau urusannya bukankah aku pacarnya' pikir nadira

setelah menelepon leo sedikit berlari mendekati nadira

"maaf sayang aku ada urusan jadi aku harus duluan maaf hari ini aku gak bisa ngantar kamu" ucap leo lalu mencium kening nadira tanpa menunggu jawaban nadira leo langsung pergi meninggalkan nadira seorang diri

'apa urusannya begitu penting sampai harus meninggalkan ku apakah dia tidak bisa mengantarku sebentar saja lalu pergi mengurus urusannya' gumam nadira dalam hati sambil berjalan menuju gerbang kampus dia lebih memilih menunggu nayla daripada menelepon pak supir untuk menjemputnya

sekitar setengah jam nadira menunggu namun nayla belum juga muncul tak lama ada sebuah mobil sport berwarna putih berhenti di depannya sang empu turun dari mobil dan menghampiri nadira

"rio" gumam nadira saat melihat rio turun dari mobil

"kamu mau kemana" tanya rio

"mau pulang" jawab nadira singkat

"biar aku antar" ucap rio

"gak usah aku lagi nunggu leo"

"bukannya leo ninggalin kamu karna ada urusan yang dia bilang penting" ujar rio menekankan kata terakhirnya nadira bingung bagaimana rio bisa tau kalau leo meninggalkannya karna ada urusan penting

"aku tau karna aku mengikuti leo" ucap rio lagi seakan tau apa yang dipikirkan nadira

"lihat ini" ucap rio sambil memperlihatkan ponselnya nadira membekap mulutnya tak percaya leo berciuman dengan seorang wanita

"kamu bohong kan" ucap nadira menahan tangisnya

"ngapain aku bohong" jawab rio

"kalau kamu mau bukti ayo ikut aku biar aku buktikan" ajak rio menarik tangan nadira untuk masuk ke mobilnya nadira hanya menurut saja karna dia juga ingin tau kebenarannya