Mayra terpaku sangat lengan besar merengkuhnya, ia tidak dapat bergerak bebas, ketika dia sudah sadar sepenuhnya.
Dia ingin teriak namun dia tidak melakukannya, dia malah menatapi Zofran yang masih terlelap.
"Kamu tampan tapi sayang sikap mu sama sekali tidak berkelas." Ucap Mayra dalam hati.
"Emmhh, kau sudah bangun?"
Mayra masih diam tidak bicara, namun Zofran malah menggodanya Cup...
"Jika aku bertanya maka jawablah."
Cup... Zofran mengecup singkat bibir merah muda istrinya itu.
"Pak! Bisakah anda lebih sopan!"
"Mayra, aku suami mu, aku bebas melakukan apapun pada mu, dan jika kau menolak maka kau DOSA!"
Zofran bangun dan mengambil handuk, bergegas mandi.
Mayra hanya mencuci muka dan menatap wajahnya di wastafel.
"Sudah tidak terlalu pucat, berarti aku bisa pergi ke cafe hari ini."
Zofran yang keluar dari kamar mandi dengan hanya menggunakan CD bermerek puma, membuat Mayra seketika menutup matanya.
Mayra membuka koper yang belum sempat ia rapihkan, mengambil bajunya dan bergegas mandi.
Zofran sudah ada di meja makan menikmati sarapannya, tanpa menunggu sang istri.
"Bi, saya minta tolong, hari ini pantau terus keadaan Elmayra, jangan biarkan dia keluar rumah tanpa saya atau mami."
Bi Juju yang mengerti segera pergi ke dapur.
Mayra turun dengan celana bahan hitam dan kemeja lengan panjang berwarna Grey, dengan rambut kuncir kudanya, make up tipis, hanya lipstick tipis berwarna pink yang ada di bibirnya.
" Mau kemana?" Zofran bertanya dengan kasar.
"Apa perduli mu?"
"Aku suami mu!"
"Baiklah, aku akan ke Cafe."
"Tidak boleh, tetap di rumah sampai aku kembali."
"Kau suami ku kan? apakah aku istri mu?"
"Jika aku istri mu maka aku bukan tawanan mu!"
Mayra pergi dari ruangan tersebut dan segera menaiki taksi online yang dia pesan. Mayra sedikit mengingat sesuatu tentang Zofran. "Dia bukan pria kasar dan tempramen, dia juga bukan pria penganggu seperti yang ku bayangkan, tapi apa alasannya menikahi ku dengan cara seperti ini?"
Mayra tiba di Cafe, seluruh mata terpusat padanya, lalu munculah Kevin dari dalam ruang pembuatan minuman.
"Pagi mbak Mayra, lemes banget? sakit? 6 hari ini kemana aja, banyak banget yang nanyain Strawberry short cake nya."
"Eh, Vin kalau banyak yang tanya kamu kan udah saya ajarin buatnya?"
"Iya sih, tapi aku gak PD, kemarin aku udah coba tapi kata anak anak rasanya sedikit aneh."
"Kamu masih simpan kuenya?" Mayra membuka chiller yang ada di ruangan itu.
"Nah itu Mbak." Kevin menunjukan karyanya.
Mayra segera menyendok kuenya dan segera minum air putih.
" Vin, kamu tambahin berapa banyak rum di creamnya, rasanya pahit dan aduh..."
"Maaf mbak." wajah Kevin segera panik karena Mayra mulai muntah di ruang belakang.
Mayra sekarang berada di ruangannya mengolah beberapa berkas untuk cafe barunya, dan menghitung berapa cost yang di keluarkan ya bulan ini.
Setelah selesai, Mayra datang ke cold kitchen, Mayra sibuk membuat semua persediaan kue untuk cafe ini, terutama strawberry short cake nya.
Mayra kaget saat sedang menata semua kue karyanya di etalase chiller yang ada di counter depan.
"Untuk apa lagi sih manusia itu datang kemari."
Wajah gembiranya berubah menjadi rasa kesal berbalut penasaran.
"Aduh, pak Zofran, makin ganteng ya mbak Mayra, tapi katanya Bu Maria, pak Zofran kemarin sudah resmi menikah ya?" Celetuk Aruna.
"Menurut saya biasa saja." Jawab Mayra ketus dan berlalu begitu saja.