Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Nine Keys of Truth

🇪🇸Remnaant
--
chs / week
--
NOT RATINGS
18.6k
Views
Synopsis
Tahun 2024 Masehi, perubahan terjadi pada seluruh dunia. Hujan turun diseluruh penjuru dunia, hal itu membuat seluruh dunia gempar dan para ahli cuaca kebingungan. Tapi itu bukan hujan biasa, warna airnya seputih susu dan membasahi setiap inci dari bumi. Namun, itu hanya berlangsung selama sejam, dan tidak ada yang menganggap Hujan itu berbahaya karena setelah diteliti itu hanya air biasa dengan warna putih yang sumbernya tidak diketahui, tapi telah dipastikan tidak berbahaya. Sebelum bencana terjadi 24 jam setelahnya, sebuah bencana yang didasari teori " Evolusi " dimulai ". Dan manusia berada di ambang kepunahan. Kisah ini berlangsung beberapa puluh tahun setelahnya, kisah seorang anak yang tidak biasa, dan mengemban sebuah tugas mengerikan yang tidak sengaja ia dapatkan.
VIEW MORE

Chapter 1 - Prolog : Evolusi Dunia

29 Februari 2024 Masehi, peristiwa alam yang menggemparkan seluruh dunia terjadi. Pada hari yang hanya datang empat tahun sekali itu, awan gelap menyelimuti seluruh dunia dan membuat para ahli cuaca kebingungan. Tidak ada tanda-tanda atau sesuatu kejanggalan yang dapat diprediksi oleh fluviometer tercanggih sekalipun.

Hal ini membuat seluruh dunia tidak siap akan dampaknya. Lalu Hujan turun dari langit, tapi air hujan yang turun itu bukanlah air biasa, itu bukan air jernih, itu adalah air seputih susu yang membasahi seluruh dunia.

Namun, Hujan itu tidak berbahaya sama sekali, itu bukan hujan raksa atau hujan es yang dapat menyakiti kulit manusia secara langsung, secara singkat itu hanyalah air biasa yang berwarna putih, tidak memiliki rasa dan juga aroma.

Karena itu orang-orang awam tidak mempermasalahkannya, namun para ilmuan memiliki rasa penasaran yang luar biasa di dalam diri mereka, lagipula itu adalah sifat dasar dari mereka. Jadi mereka mengambil sampel dari air itu.

Mereka mencoba membongkar dan mengidentifikasi air unik yang turun dari langit itu. Mulai dari komposisinya, kenapa itu bisa berwarna putih, dan dari mana asalnya. Upaya terus meeka lakukan sementara hujan terus turun selama seharian penuh, tapi hasilnya nihil, mereka hanya dapat menyimpulkan bahwa itu hanyalah air biasa dengan warna putih alami.

Dan tidak akan terjadi apa-apa jadi biarlah alam melakukan sesukanya, begitulah pikir mereka awalnya... sebelum bencana yang sebenarnya terjadi 24 jam kemudian.

Para hewan mulai bertingkah aneh, hewan-hewan mulai dari yang kecil seperti semut maupun hewan-hewan besar seperti gajah mulai menunjukan gejala yang janggal. Ada yang menggeliat, ada yang melolong kesakitan, dan ada yang memakan bagian tubuh mereka sendiri.

Saat itu suasana baik di perkotaan, pedesaan, hutan, dan seluruh tempat di dunia dimana para hewan hidup dan tinggal berubah mencekam. Tidak ada orang yang dapat tidur hari itu.

Lalu, para hewan itu mulai berubah menjadi sebuah eksistensi yang baru namun juga tidak, orang-orang mungkin menyebutnya dengan Evolusi. Evolusi massal terjadi bagi hewan dan tumbuhan, untuk kasus Tumbuhan itu mengerikan, karena beberapa dari mereka berevolusi menjadi makhluk yang memiliki jiwa dan akal, mereka bahkan dapat berbicara seperti manusia pada umumnya.

Tapi untuk kasus hewan, itu jauh lebih ekstrim, ukuran mereka berubah menjadi sangat besar dan menyerupai raksasa dalam cerita-cerita rakyat, wujud meeka berubah menjadi sesuatu yang baru dan sangat mengerikan.

Ada yang memiliki taring sangat besar, banyak burung yang sayapnya bahkan dapat menutupi seluruh area dibawahnya dari cahaya matahari, bahkan beberapa dari mereka memiliki ukuran setinggi gedung pencakar langit.

Beberapa mendapatkan sebuah kecerdasan dan mendapat kemampuan untuk berbicara seperti manusia, mereka benar-benar membuat kacau saat itu. Tapi insting binatang mereka tetaplah sama, merasa bahwa mereka telah menjadi lebih kuat dan berhak berkuasa, mereka saling membunuh satu sama lain.

Binatang-binatang yang berevolusi itu lalu disebut dengan sebutan baru, mereka dipanggil... Beast.

Sementar itu Umat Manusia? Mereka benar-benar jatuh dirantai makanan saat itu. Mereka benar-benar menjadi semut dan hanya dapat bersembunyi dari para Beast yang bertarung dan kelaparan. Mereka benar-benar menjadi semut, lemah, tanpa kekuatan, dan tak berdaya.

Tetapi, bahkan sejak zaman dahulu, pikiran manusia tidak ada habisnya, mereka terus mencari cara untuk lolos dari keterpurukan ini. Hingga beberapa har setelah hewan berevolusi, manusia juga mulai menunjukan tanda-tanda Evolusi.

Tapi evolusi mereka berbeda dengan para hewan dan tumbuhan, evolusi yang terjadi pada mereka adalah perubahan pada seluruh akal sehat dari dunia itu sendiri. Imajinasi, kunci dari kekuatan manusia. Orang yang menurunkan hujan itu ke bumi seakan-akan sudah tahu bahwa manusia tidak perlu merubah ukuran mereka atau mendapatkan kekuatan instan yang stagnan seperti binatang dan tumbuhan.

Mereka dapat memulai dari nol, dan berkembang menjadi sesuatu yang tidak dapat dibayangkan. Itulah kekuatan sejati dari manusia, dan alam tahu itu. Manusia diberikan kekuatan untuk terus berkembang menggunakan acuan level dan tingkat.

Tapi tentu saja, itu membutuhkan banyak waktu untuk menjadi kuat dan dapat menyaingi kekuatan dari para Beast yang saat ini berada di puncak rantai makanan. Sehingga, muncullah anugrah dari tuhan yang disebut gift atau [ Innate Ability ].

Sebuah kemampuan bawaan yang dimiliki oleh seluruh umat manusia, beberapa [ Innate Ability ] sangat lemah sehingga tidak dapat digunakan untuk bertarung, tapi ada juga [ Innate Ability ] yang sangat kuat dan dapat menandingi kekuatan dari para Beast.

Orang-orang yang memiliki [ Innate Ability ] kuat itu menjadi ujung tombak dari awal mula kebangkitan umat manusia dari keterpurukan, tentu saja orang-orang yang memiliki [ Inatte Ability ] non-tempur atau tipe suport membantu mereka dengan sekuat tenaga.

Tidak ada perbedaan antar umat manusia, mereka benar benar bersatu hari itu. Benar kata orang, bahwa hal yang dapat menyatukan sebuah kelompok besar yang bertentangan adalah musuh bersama. Dan itulah yang terjadi pada umat manusia saat itu.

Mereka menggunakan, sumber daya yang ada, kecerdasan mereka, dan kekuatan mereka untuk bangkit. Secara perlahan-lahan,manusia mulai membuat wilayah tanpa Beast didalamnya, agar mereka dapat kembali hidup dengan tenang.

Hal itu terus berlanjut, Umat manusia kehilangan dan mendapatkan. Butuh perngobanan yang tidak sedikit untuk akhirnya mereka dapat membuat daerah besar mereka sendiri, yang cukup untuk dapat disebut sebagai sebuah negara, memiliki sistem pemerintahan dan hukum sendiri.

1 tahun berlalu, dan akhirnya lahirlah 6 wilayah besar tempat hidupnya manusia, yang disebut dengan shelter, wlaupun begitu, luas dari shelter layak jika disebut negara. 6 Shelter itu adalah, Shelter 1 : Central, Shelter 2 : America, Shelter 3 : Europe, Shelter 4 : Makedonia, Shelter 5 : Oceania, Shelter 6 : East Asia. Keenam Shelter itu memiliki pemerintahan masing-masing namun tetap berada dibawah kekuasaan World Humanity Organization yang bertempat di Shelter 1 : Central.

Perlahan tapi pasti, umat manusia terus memperluas wilayah mereka, mereka memakan daging dari para Beast yang dapat dimakan untuk kebutuhan sehari-hari. Karena itu munculah organisasi-organisasi khusus yang bertugas memenuhi dan menunjang kehiduan umat manusia.

Manusia mulai mendapatkan kedamaian semu mereka, dan hal itu terus berlanjut hingga sekarang.

Tapi bukan itu awal dari kisah ini, kisah ini adalah kisah dari seorang anak yang lahir pada tanggal 29 Februari 2044, atau tepat pada tahun baru ke 20 PA ( Post-Apocalypse ). Kisah dari seorang anak yang mendapatkan takdir yang dapat mengancam kelangsung hidupnya dan seluruh umat manusia.

...

" Nona muda, kita akan pergi kemana? " Ucap seorang anak dengan rambut putih dan mata biru, yang terlihat berlari mengejar seorang gadis, di sebuah kebun anggur.

" Tidak usah banyak tanya, ikuti saja aku. " Ucap gadis itu, yang berlari tanpa terlihat lelah sedikitpun.

Mendengar itu, anak dengan rambut putih, hanya dapat pasrah dan berkata sambil mengejar nona mudanya.

" Tunggu aku, nona muda. "