Chereads / The Roommate 1 / Chapter 24 - 24 PAST STORY : ARISSA & JOJO (2)

Chapter 24 - 24 PAST STORY : ARISSA & JOJO (2)

Tanpa membuang-buang waktu lagi, Jojo segera menyerahkan "hasil bidikan terakhirnya" ke Danny dan Pak Simon. Dalam beberapa menit, sebuah senyum puas muncul di wajah keduanya. Lalu, sebuah nilai A besar segera ditorehkan dalam laporan praktik fotografinya.

"YESSSSSSS!!!!!"

Jojo melompat-lompat gembira saat melihat nilai tersebut. Itu adalah nilai A pertama yang didapatnya setelah sekian bulan dan nilai itu sukses menghapus bad mood-nya dalam sekejab!

"YESSS…YESSS…"

"Selamat ya?"

Sebuah suara lalu menegur Jojo dari arah samping. Itu suara gadis yang sama yang tadi dengan sukarela membantunya mendapat nilai sempurna. Gadis itu sedang memegang kameranya sendiri sambil tersenyum manis padanya. Untuk sesaat, Jojo terpesona pada senyum gadis tersebut. Lalu, semenit kemudian, pikirannya tersadar kembali dan Jojo mengulurkan tangannya.

"Hi, makasih banyak ya? Berkat kamu nilai aku jadi bagus…hehe"

"Ga masalah. Aku kasihan aja sama kamera yang kamu mau banting tadi. It's not worth it. Kalau kamu lagi kesal, jangan lampiaskan kekesalan kamu sama benda mati. Mereka ga salah apa-apa. Malah kamu nambah sampah…" balas gadis itu sambil menyambut uluran tangan Jojo.

Jojo mengangguk malu sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal.

"Btw, aku Jojo."

"Aku Arissa. Arissa Nova…"

...............…..

Sejak hari itu, hubungan mereka berdua menjadi sangat dekat. Jojo dan Arissa seringkali saling bahu membahu untuk menandatangani kuota absensi apalagi jika ternyata salah satu dari mereka ternyata berhalangan hadir. Entah Jojo yang sedang ada proyek EO atau Arissa yang kadang-kadang harus bekerja shift lembur untuk menggantikan rekan kerjanya sebagai salah satu barista di kafe. Tapi mereka berdua adalah pasangan yang kompak. Sahabat sejati.

Dan ternyata, dari teman-teman kampusnya juga Jojo memperoleh informasi kalau Arissa merupakan sebuah sosok wanita cantik penyendiri dan "sangat dingin". Julukan populernya adalah Ratu Salju.

"Wah keren banget elu, Jo. Bisa deket gitu sama Risa. Mau dong kenalin gue juga sama dia. Elu tau sendiri kan kalau gue udah naksir dia dari pas awal semester dulu. Waktu ga sengaja sekelas pas Kelas Nirmana Dasar…." kata Arya setengah memohon pada Jojo saat mereka sedang makan siang bareng. Arya sendiri dikenal sebagai playboy kampus yang doyan gonta ganti pacar. Minimal setiap sebulan sekali, ia pasti sudah dapat gandengan baru. Entah mahasiswi junior, teman seangkatannya, atau teman sekelasnya, semuanya pasti akan coba ia gaet asalkan mereka berwajah cantik atau bertubuh menarik. Sayangnya, Arissa selalu lolos dari jerat rayuannya.

Jojo hanya menggeleng-geleng mendengar permintaan konyol dari para teman-teman dekatnya tersebut. Baginya hal ini sudah kesekian kalinya ia mendapat permintaan serupa dari para penggemar fanatic Arissa. Mulai dari dosen, petugas kebersihan, kakak kelas senior, adik kelas, bahkan sampai teman-teman seangkatan mereka, semua terpikat pada pesonanya. Sayangnya, seperti julukannya, Arissa tetap tak tersentuh. Ia seperti seorang Ratu Salju. Memikat dari jauh dan mustahil untuk didekati oleh laki-laki manapun.

Bagi Jojo sendiri, bukannya mudah untuk berteman dengan Arissa. Gadis ini sangat berhati-hati dalam pergaulannya dan ia sangat cermat dalam memilih teman. Apalagi memberikan kepercayaan kepadanya. Butuh waktu sebulan untuk Jojo supaya Arissa mau menemaninya makan siang untuk pertama kalinya. Butuh 3 bulan bagi Jojo untuk mengetahui jadwal part time Arissa di tempat kerjanya sehingga gadis itu bisa ditemui dan diajak mengobrol seperti orang biasa. Dan butuh 6 bulan bagi Jojo sehingga Arissa bisa pelan-pelan terbuka tentang masa lalunya. Terutama tentang panti asuhan Young Generous dan cerita tentang anak tunggalnya, Jacob. Karena itu, Jojo benar-benar tidak pernah melewati batas persahabatan mereka. Apalagi Arissa seringkali membantu Jojo untuk mengerjakan tugas-tugas kuliahnya sehingga untuk setiap semester berikutnya, Jojo selalu berhasil lulus tanpa hambatan. Jojo sendiri, seringkali membantu Arissa sebagai "supir pribadinya" yang mengantar jemput Arissa karena jadwal shiftnya yang seringkali pulang larut malam.

"Sebenarnya kenapa sih kamu ga pernah mau menerima ajakan dari temen-temen cowok di kampus kita, Sa?" tanya Jojo suatu kali karena penasaran dan bosan. Ya, ia bosan untuk dikerubuti oleh para fans fanatic Arissa dan diminta tips rahasia supaya bisa mencuri hati gadis tersebut.

"Yah..tidak ada alasan khusus sebenarnya.." kata Arissa sambil tertawa renyah dan menyiapkan pesanan kopi untuk para pelanggannya. Sementara Jojo duduk manis setelah meeting dengan kliennya untuk acara launching produk baru mereka.

"Aku hanya merasa kalau mereka tidak tulus. Itu saja…" balas Arissa penuh rahasia.

"Terserah kamu sajalah.. tapi terus terang aku cape jadi bemper fans-fans fanatic kamu…" kata Jojo pasrah sambil menyulut rokoknya.

Arissa tertawa geli. Ah, gadis ini manis sekali kalau sedang tertawa seperti itu, pikir Jojo.

"Ok, you won. Actually, I keep myself for someone…" aku Arissa jujur.

"But, I haven't proven myself to him though. I still have a longgg stairs ahead me by now…"

Badan Jojo secara otomatis maju ke depan. Wah, ini menarik!

"Ow? Seriously??"

Arissa mengangguk tegas. "Yes…"

"Namanya?" tanya Jojo penasaran.

"Jose… aku memanggilnya Kak Jose," terang Arissa jujur.

"Have I met him in person before?"

Arissa menggeleng. "Not yet, dear."

Duh, teka-teki baru lagi nih, pikir Jojo. Baginya Arissa itu seperti sebuah samudra yang luas, persis seperti warna matanya. Ia penuh misteri dan tak tertebak. Entah seberapa banyak rahasia lain yang ia sembunyikan.

"Gimana kalau elu ngaku aja sekalian kalau elu pacar gue? Kan dari semuanya, cuma elu yang paling dekat sama gue?" goda Arissa jahil.

Jojo memutar bola matanya dan menepuk jidatnya.

"Makasihhh banget buat saran elu, Sa. Hari ini gue ngomong gitu, besoknya gue pasti dirajam sama semua penggemar fanatic elu…" balas Jojo sengit.

Detik berikutnya, Arissa tertawa terpingkal-pingkal saat mendengar pernyataan Jojo.

Di hari-hari kedepannya, Arissa bahkan membuka diri lebih banyak tentang masa lalunya. Tentang perjuangannya sebagai seorang single parent dan bagaimana ia bisa mendapatkan beasiswa di Universitas Solacio. Semakin Jojo mengenal Arissa, ia semakin kagum pada gadis ini. Arissa tidak hanya sangat cantik, tapi ia juga cerdas dan berpendirian kuat. Alasan kenapa ia mengambil pekerjaan part time sebagai seorang barista adalah untuk membiayai pendidikan anak tunggalnya, Jacob dan mensuplai dana bagi panti asuhan yang telah banyak berjasa baginya. Jojo sendiri, mungkin takkan pernah sanggup untuk berbuat sebanyak itu bagi orang lain. Sebagai sahabat, kadang-kadang Jojo meminta bantuannya sebagai model produk kliennya untuk buku katalog mereka. Dan pekerjaan dadakan tersebut memberikan pemasukan yang lumayan besar untuk Arissa.

Dan terakhir, Jojo juga mengetahui tentang warna mata asli Arissa yang ia sembunyikan mati-matian secara tak sengaja karena mata Arissa terkena iritasi akibat soft lensnya yang kotor. Jojo sangat mengagumi warna mata biru cerah Arissa yang dianggapnya sangat unik dan memukau tapi bagi Arissa, warna matanya adalah sebuah kutukan. Musibah dan masalah selalu menghantuinya dulu saat ia mengekspos warna mata aslinya. Sekarang, hanya dengan sepasang soft lens berwarna hitam yang bisa menyamarkan warna matanya, Arissa bisa bernafas lega.

"Please don't tell anyone about this, Jo…"