"Anna bisakah kau masuk duluan,aku mau mengurus sesuatu sebentar.."ujar Andre kepada Anna.
Anna hanya membalas dengan anggukan. Andre melihat punggung yang membelakanginya dengan senyum misterius. Menunggu agar Anna hilang dari pandangannya,ia pun menelepon seseorang.
"Ayo lakukan!!"suaranya seperti es batu yang sangat dingin dan datar.
"Baik Tuan!!"Zhang sedikit merinding mendengar suara Tuannya.
Zhang merasa sedikit yakin dengan apa yang akan dilakukan Tuan Andre.Tapi keyakinannya terhadap itu semua tampaknya tidak akan terbukti. Itu karena Tuan Andre sudah memutuskan,maka dirinya sebagai asisten pribadi yang selama hidupnya akan mengabdikan diri kepada Tuannya,harus mematuhi apa yang menjadi tugasnya.
Dirinya tak akan melupakan jasa Tuan Andre kepadanya dan keluarganya.Singkatnya dirinya akan mendukung apa yang menjadi keputusan dari Tuan Andre. Namun dirinya merasa ini sedikit kejam.
.
Anna memasuki kamarnya dengan perasaan yang menggebu-gebu akan perhatian Tuan Andre kepadanya. Tuan Andre ternyata mau menerimanya sebagai pendamping hidupnya. Ia sangat bahagia...
Dan rasa bahagia ini tidak bisa dijelaskan...
Ia telah mencintai Tuan Andre semenjak pertama kali melihatnya. Apa ini yang namanya cinta pada pandangan pertama??Intinya ia telah jatuh cinta...
Dan perasaan ini sungguh indah...
Tiba-tiba tenggorokannya terasa kering,ia ingin mengambil air di dapur tapi karena dilihatnya ada air di kamarnya maka dirinya mengambil gelas dan menuangkan air ke dalam gelas tersebut,lalu meminumnya.
Ditengah jalannya air memasuki tenggorokannya yang kering itu,dengan terkejut tirai jendela tiba-tiba tertutup sendiri, AC-nya juga mendadak mati dan udara dikamar itu terasa agak panas. Lampu di kamarnya juga padam,disana terlihat gelap walaupun disaat itu sedang pagi hari.
Anna melihat sekeliling dengan raut wajah yang panik, memutar-mutar tubuhnya seperti bertanya tentang semua itu.
Dan tiba-tiba saja,pintu kamarnya dibuka dengan paksa. Orang-orang dengan pakaian rapi serba hitam memasuki kamarnya,sekitar 6 orang yang dilihatnya. Gerakan mereka sangat terlatih juga sangat tinggi.
'Siapa mereka'keringat dinginnya telah menghujani dirinya sendiri. Berdiri dengan diam tanpa mengatakan sesuatu,dirinya sangat takut.
Ingin berteriak memanggil nama Tuan Andre,tapi entah kenapa ia tidak bisa melakukannya.
Salah seorang pria dari mereka dengan gerakan yang sangat terlatih pergi kearahnya dan menyuntikan sesuatu. Seketika pandangannya kabur dan terjatuh dilantai. Dengan setengah kesadarannya ia mendengar suara yang sangat dikenalnya,berbicara didekat telinganya. Ia merasakan hawa panas dari nafas pria tersebut.
"Honey, I'm sorry..."ujar lembut pria tersebut didekat telinganya.Anna mendengar dengan sangat jelas perkataan pria itu membuat hatinya terasa sakit.Kata-kata itupun terngiang dikepalanya.Dan Iapun kehilangan kesadarannya.
"Bawa dia"
Anna pun dibawa oleh mereka bersama dengan pria yang telah dicintainya,siapa lagi kalau bukan Tuan Andre.
.
Dari warna langit yang terpancar itu, menandakan bahwa tampaknya matahari akan segera terbenam.
Dan di atas puncak yang indah,ada suatu rumah tersendiri yang cukup sederhana.Dan tujuan mereka membawa Anna adalah ketempat tersebut. Melihat dari sisi keadaan langit,bisa diketahui bahwa perjalanan mereka sangatlah jauh menuju kesitu.
Membawa masuk Anna yang masih dibawah pengaruh obat penenang,kedalam rumah tersebut. Anehnya mereka tidak membawanya ke kamar.Namun ke suatu ruangan yang tempatnya berada diujung rumah tersebut dan ternyata adalah ruang bawah tanah.
Bisa dibilang rumah itu cukup besar dan semua yang didalamnya juga tertata dengan baik dan terawat.Ruang bawah tanah itu sangat gelap dan tentunya terlihat sangat menakutkan bagi yang pertama kali memasukinya.
Diruang bawah tanah itu juga tampak kosong,tapi jika dilihat lagi ada suatu ruangan dibawah tanah itu.
Dan mereka menaruh Anna disana, menduduki Anna di suatu kursi kayu polos. Tangan dan kakinya diikat,matanya juga ditutup oleh kain hitam.
Andre menatap gadis yang sekarang tak sadarkan diri itu dengan tatapan misterius. Menyuruh semua anak buahnya untuk keluar dari ruangan itu kecuali Zhang untuk bersama dengan dirinya.
Diruangan itu hanya ada satu lampu dengan cahaya yang remang-remang.
Kedua pria itu sedang mengawasi gadis yang tak sadarkan diri itu. Tuan Andre duduk di kursi yang jaraknya cukup jauh dari posisi Anna. Dan Zhang sedang berdiri didekat pria itu.
"Tuan...yang kau katakan itu memang benar, Kakek telah berhenti mengawasi Tuan semenjak pagi tadi. Ketika akan pergi ke bandara."
"Hmmm"sambil meniupkan asap rokoknya.
"Jangan biarkan Kakek sampai mengetahui ini!!"
"Ingat harus tetap waspada...kau mengerti Zhang!!"kata Tuan Andre lagi.
"Saya mengerti Tuan"sambil membungkuk hormat.
"Bagus!"
"Pergilah!!"Tuan Andre mengisyaratkan tangannya. Sebelum pergi, Zhang membungkuk lagi sebagai tanda hormat kepada Tuannya.
Andre terus menghisap rokoknya sampai satu bungkus dihabiskannya dengan matanya yang tetap tertuju melihat Anna.
'Gadis LEMAH!!' begitu mudahnya gadis itu termakan rayuannya. Padahal dirinya tak segitu banyaknya memberikan perhatian kepada gadis tersebut. Reaksi gadis itu terlalu berlebihan,pikir Andre.
'Tapi cukup membantu untuk mengelabui Kakek!' cukup senang dengan reaksi Anna kepadanya.
Matahari ternyata sedari tadi telah membenamkan cahayanya. Waktu telah menunjukkan pukul 7 malam.
Andre tetap berada diruangan itu menunggu gadis tersebut sampai bangun. Dan masih menghisap rokoknya dengan tenang.
Lalu kemudian,Anna seperti sedang menggeser kepalanya ke kanan dan Andre pun dapat melihat wajahnya.
Anna seperti berusaha membuka matanya,tapi dirasanya ada sesuatu yang menutupi wajahnya. Dan kepalanya juga sedikit pusing.
Jika berusaha membuka mata,itu hanya akan membuat matanya sakit saja.
"Sudah bangun ternyata!!"kata Andre sambil mematikan rokoknya.