Mirza seperti memperoleh angin segar ketika Beni tiba-tiba muncul di hadapannya. Apa yang terjadi pada dirinya beberapa waktu belakangan ini masih membuat dia penasaran. Apa yang sebenarnya terjadi di balik semua ini?. Masih menjadi teka teki yang belum terpecahkan.
"Kamu kemana saja, Ben? Aku mencarimu kemana-mana."
"Apa Bos tidak kangen sama saya?"
"Apa-apaan sih kamu Ben. Kamu tahu tidak, kamu sudah membuat hidupku menderita."
"Sabar Bos. Saya akan menceritakan semuanya. Maaf ya karena beberapa waktu belakangan ini, saya harus menghilang dari kehidupan Bos Mirza."
"Itu kenapa wajahmu?" Mirza melihat beberapa bagian di wajah Beni penuh dengan bekas luka bakar. tangan dan kakinya juga seperti itu.
"Bos boleh tidak saya duduk dulu? Saya capek lho Bos kesini tadi. Saya baru saja sembuh langsung mencari bos."
"Oh ya maaf. Ayo silakan duduk. Maaf ya saya tidak punya apa-apa disini."
"Tidak masalah Bos. Saya ke sini karena diperintahkan oleh Bos Romi untuk membantu Bos Mirza."
"Romi? Apa hubungannya dengan Romi? Dia bahkan sekarang sedang membawa kabur istriku. Dan aku belum tahu istriku dibawa kemana Sama Romi."
"Sabar Bos. Mbak Anjeli akan baik-baik saja bersama Romi. Karena semua ini memang rencana kami." Mirza terlihat kesal dan hampir saja memukul Beni setelah mengatakan semua itu.
"Kamu Ben? Jadi kamu bersekongkol dengan Romi?"
"Sabar bos. Semua tidak seperti yang Bos pikirkan. Dan Maaf saya sudah lancang melakukan ini semua. Karena apa yang saya lakukan adalah untuk melindungi Bos Mirza. Bahkan sampai saya mempertaruhkan nyawa saya demi perusahaan Bos."
"Tunggu Ben, aku benar-benar bingung dan tidak mengerti apa yang kau maksud."
"Untuk sementara kalau bisa Bos Mirza pergi dari kota ini dulu. Saya akan mencarikan tempat untuk bos di luar kota. Tetapi percayalah Anjeli akan baik-baik saja dengan Romi. "
"Tidak bisa begitu Ben. Aku adalah suaminya Anjeli, jadi aku yang harus melindungi Anjeli bukan Romi."
"Tetapi Bos Mirza sekarang dalam keadaan bahaya. Kalau Anjeli berada di samping Bos saat ini, yang ada bukan Bos saja yang bahaya tapi juga Anjeli. Jadi tolong Mengertilah." Beni pun akhirnya menceritakan semuanya yaitu perusahaan yang harus dialihkan kepada Romi,
"Saya tahu bos ini salah saya. Tapi ini demi kebaikan bos dan juga Mbak Anjeli. Selama ini saya menghilang karena ada seseorang yang yang mencelakai saya. Setelah saya mengantar Bos Mirza ke bandara waktu itu, mobil yang saya kendarai disabotase sehingga tiba-tiba saja terbakar. Untung saja saya bisa melarikan diri, meski saya harus penuh dengan Luka bakar. Dan bekasnya seperti yang terlihat sekarang ini. Saya menghilang karena dalam perawatan di rumah sakit dan saat itu saya tidak bisa menghubungi Bos Mirza karena ponselnya Bos Mirza tidak aktif. Akhirnya saya menghubungi Pak Aji, yang merupakan sahabat baik Ayahnya Bos Mirza. Beliau yang selama ini memantau perkembangan perusahaan Bos Mirza."
"Pak Aji?"
"Ya Pak Aji.. Beliau adalah sahabat ayahnya Bos sekaligus ayahnya Mas Romi. Jadi saya meminta bantuan kepada beliau untuk menjaga perusahaannya Bos Selama saya dirawat di rumah sakit. Karena beliau termasuk orang yang disegani di perusahaan kita.
"Aku masih belum mengerti Ben. "
"Semua karena Miqdam dan Miftah. "
"Kedua kakakku?"
"Iya kedua Kakaknya Bos. Mereka terlilit hutang karena berjudi di casino di luar negeri. Hutang mereka sampai miliaran rupiah Bos. Saat itu saya didesak untuk menjual semua aset perusahaan untuk menutup hutang mereka. Tetapi saya tetap mempertahankannya yang pada akhirnya membuat mereka kesal pada saya bos. Dan akhirnya saya dicelakai setelah mengantarkan Bos. Untung saja sebelum Bos pergi, Saya diam-diam sudah meminta tolong kepada Pak Aji agar seolah-olah perusahaan kita dibeli oleh Pak Aji. Miqdam dan Miftah tidak akan berani pada Pak Aji."
"Lalu dimana kedua kakakku? saat kejadian itu aku sudah mencari mereka. Dan keduanya tidak ada di rumah mereka masing-masing. "
"Mereka katanya di penjara Bos. Karena kasus penipuan. Ya mereka menipu banyak orang untuk menutup hutang judi mereka."
"Astaghfirullahaladzim. Dan sekarang ini mereka sudah bebas bos. Pengacaranya bos yang menjamin mereka. Entah rayuan macam apa yang mereka berikan sehingga pengacara pos bisa membantu mereka keluar dari penjara. "
"Dimana mereka sekarang? Aku akan menanyai mereka secara langsung. Aku harus bicara pada mereka."
"Saya tidak tahu Bos. Tetapi demi keamanan, lebih baik bos Mirza menghindar saja dari kota ini. Saya akan ikut dengan Bos Mirza. Sampai keadaan kondusif nanti kita akan pulang ke sini lagi."
"Kenapa kamu tidak mengalihkan lagi perusahaan ke tanganku, Ben? Kenapa harus Romi yang menghandle nya?"
"Itu sudah menjadi kesepakatan antara saya dengan mas Romi. Dia mau membantu kita asalkan dia diberi waktu bersama Anjeli sampai akhir hidupnya."
"Maksudmu apa Ben? "
"Mas Romi menderita penyakit yang sangat parah. Dia mau mengambil alih perusahaan dengan syarat dia diijinkan bersama Anjeli sampai akhir hidupnya. Saat itu saya tidak punya pilihan lain karena Bos Mirza berada di tempat rehabilitasi dan saya harus mengambil keputusan segera. Pak Aji juga ingin membahagikan Mas Romi Bos.
"Kenapa harus jadi seperti ini gara-gara kedua kakakku?"
"Semoga masalah ini cepat selesai. Yang penting sekarang bos harus cari tempat yang aman. Karena kedua Kakaknya Bos masih ingin mengambil perusahaan.
"Bukankah perusahaan itu memang diberikan kepada kami bertiga? "
"Tidak Bos. Bos salah. Dan semua itu saya temukan di surat wasiat yang ditinggalkan oleh ayahnya Bos. Perusahaan milik ayahnya Bos itu diwariskan hanya untuk bos dan istrinya Bos. Semasa hidupnya, beliau selalu bilang tidak akan memberikan perusahaan pada Miqdam dan Miftah."
"Oh pantas saja mereka berdua murka."
"Karena mereka terbiasa hidup enak selama ini. Tidak pernah merasakan bekerja keras, mereka hanya tahu berhura-hura. Dan Judi yang mereka ikuti itu tidak main-main jumlahnya Bos."
"Tega sekali kedua kakakku, padahal selama ini aku bekerja keras demi menghidupi mereka. Tapi kenapa balasan mereka seperti ini padaku?"
"Yang sabar ya Bos. Bos tidak usah memikirkan Mbak Anjeli. Romi sudah mendatangani hitam diatas putih. Kalau dia akan menjaga Anjeli dan tidak akan pernah berbuat macam-macam. Dia sangat mencintai Anjeli, Tetapi setelah dia tahu bahwa hidupnya tidak akan lama lagi, dia hanya ingin harapannya terpenuhi untuk hidup bersama Anjeli sampai akhir hidupnya. Sekaligus untuk mengurus perusahaannya Mas Mirza sampai situasinya terkendali.
"Terima kasih ya Ben. Tadinya aku sudah berpikiran buruk padamu. Aku pikir kamu yang mengkhianatiku."
"Mana mungkin saya menghianati Bos Mirza? Selama ini saya sudah bekerja dan menjadi orang kepercayaan sejak ayahnya Bos masih hidup. Jadi saya tidak akan Memanfaatkan kepercayaan itu hanya untuk memperkaya diri."
"Kamu benar-benar orang yang bisa diandalkan Ben." Tapi jauh di lubuk hati Mirza yang paling dalam, dia tak rela istrinya bersama Romi. Tapi jika kedua kakaknya tahu keberadaan Anjeli, mereka mungkin bisa saja melakukan hal yang bisa membahayakan Anjeli. Lagipula Sudah ada perjanjian diantara Romi dan Beni.