Keesokan harinya, sampailah Nita di depan pagar sekolahnya yang di mana saat kemarin malam dia mendapatkan perintah dari Akbar untuk menunggunya di sana sampai dia dan Lisa muncul, dan sambil menunggu kedatangan 2 anak itu, Nita sempat khawatir dengan rencana yang direncanakan oleh Akbar tadi malam.
"Duuh, sialan, aku sih memang tidak masalah dengan rencana kak AKabr tadi malam karena aku yakin dengan ucapannya yang rata-rata benar itu, tapi kalau dipikir ulang, re..rencana ini gila juga sih, me..memangnya dia sendiri bisa melakukannya? Bagaimana kalau kak Akbar malah melakukan kesalahan dan si Lisa berakhir menjadi cewek kipper di film sholin soccer atau si duta shampoo lain?"
"Hei, kalau aku bisa sampai menjadi cantik seperti Anggun, kak Akbar bakal diincar oleh penata rias artis seluruh dunia tahu."
"Ahahaha, penata rias artis ya? Aku jadi kasian dengan modelnya yang nantinya akan jadi bahan eksperimen si kakak kelas gila it …."
?
Mendengar respons tiba-tiba yang suaranya tidak asing dari arah belakangnya, langsung saja Nita menoleh kearah belakangnya, dan kaget bukan main dirinya saat dia tahu kalau orang yang bicara dengannya tadi adalah orang yang seharusnya berada di RS saat ini, yaitu kak Mona.
"LHO!! KA..KAK MONA?! NGAPAIN KAKAK ADA DISINI?! JA..JANGAN BILANG KALAU KAKAK SUDAH SEMBUH DARI PENYAKIT KAKAK?" kata Nita yang kaget melihat kemunculan orang yang seharusnya berada di RS itu.
"He? Se..serius? Ka..kau benar-benar mengira aku kak Mona?"
"Kak Mona bicara apa sih? Apa kakak masih mengigau karena efek pil KB nya masih bekerja?"
"(Apa hubungannya pil KB dengan penyakit DB dasar bodoh, memang ya negara ini benar-benar darurat pendidikan kesehatan)"
"Oh ya kak Mona, kalau kakak ada disini, apa artinya kak Akbar merencanakan sesuatu lagi tanpa memberitahuku terlebih dahulu?"
"Ya kau tidak salah sih kalau dia sedang merencanakan sesuatu, karena rencananya sekarang adalah memastikan apa kau bisa mengenalku atau tidak."
…
…
"Hmmmm, aku tidak paham apa maksud rencananya itu," kata Nita sambil memasang wajah polos.
"Astaga bodohnya! Kamu serius masih belum sadar juga Nit? Ini aku woi!"
"Ah iya, kakakkan memang kak Mona."
"DEMI KERANG AJAIB!! AKU INI LISA TAHU!! KENAPA KAMU GAK PEKA BANGET DENGAN UCAPAN-UCAPANKU TADI SIH?!"
"Ahahaha, enggak enggak enggak, gak mungkin kakak itu Lisa, walaupun aku tahu kalian punya wajah dan suara yang 11:12, aku tahu kalau kakak bukan Lisa karena kak Lisa itu tinggi badanya lebih tinggi dari aku dan Li…"
?
Dan Nita pun terdiam seribu bahasa ketika Lisa menunjuk kearah bawah, karena dia menunjukan bahwa dia sedang menggunakan hak sepatu yang membuat dirinya menjadi lebih tinggi dari Nita.
"LISAAA?! LU BENERAN LISA?!" kata Nita yang kaget bukan main itu.
"KOREKSI!! KARENA DIA ADALAH LISA YANG SEDANG MENYAMAR MENJADI MONA, SEKARANG DIA BEREVOLUSI MENJADI GADIS BAPER KARYA LEONARDO DICAPRIO, SI MOSALINA…eh maaf salah, MONALISA!!"
...
...
Krik-krik
?
Nita dan Lisa hanya memandang sirik si Akbar yang tiba-tiba muncul dibalik tong sampah yang ada disebelah mereka, dan bukannya terkejut atau sejenisnya dengan kemunculan manusia secara tiba-tiba dari tong sampah, mereka malah mengejeknya seperti biasa.
"Hei sampah masyarakat, kalau kau ingin mengejutkan kami, maka dengan senang hati aku akan mengatakan "selamat anda telah gagal"," kata Nita.
"Aku pikir kakak di mana setelah menyuruhku menunggu disini sampai si Nita muncul, ternyata kakak sedang kembali ke habitat asli kakak ya? Ahahaha," kata Lisa sambil tersenyum sinis.
"Sumpah, kalian gak ada manis-manisnya sebagai manusia dengan pantat berlubang dua, tapi ya bodoh amat sih, toh yang rugi dan menyesal nanti adalah kalian sendiri saat cari pacar di massa depan, ahahaha," kata Akbar dengan kalimat-kalimat bijaknya.
"(Kakak kelas sialan)" kata Nita dan Lisa yang geram bersamaan.
"Dan omong-omong bagaimana? Aku benarkan kalau si Nita yang bahkan dekat dengan kakakmu juga mengira kalau kau adalah si Mona?"
"Ayolah, bagaimana aku tidak mengira kalau si Lisa itu adalah kak Mona? Kakak bilang tadi malam hanya akan merias wajahnya agar mirip dengan kak Mona hari ini, tapi kakak tidak pernah bilang kalau fisiknya juga akan ikut dirubah tahu," komentar si Nita.
"Ohohoho, maaf saja ya, tapi aku ini orangnya totalitas."
Itulah rencana si Akbar tadi malam, dia berencana untuk membuat si Lisa yang mempunyai suara dan warna rambut yang sama dengan kakaknya itu menjadi berpenampilan 11:12 seperti si Mona agar bisa mengantikannya berkencan dengan si Jupri hari ini. Dan hanya dengan bekal foto si Mona, gunting rambut, pakaian, peralatan kosmetik milik Lisa, dan alat-alat perempuan lainnya, Akbar benar-benar bisa merubah penampilan fisik si Lisa menjadi sangat mirip dengan kakaknya dengan kurung waktu 2 jam.
"Untuk masalah tinggi badan, aku menyuruh si Lisa untuk memakai sepatu hak yang kiranya akan membuat tinggi badanya serasi dengan si Mona. Untuk masalah wajah dan rambut aku bisa membereskannya dengan skill potong rambut dan sedikit sihir make up yang aku pelajari dari Youtube semalam dan foto Mona sebagai refrensinya. Untuk masalah pakaian, semalam aku membantu Lisa memilih baju dengan kesan tomboy seperti kakaknya namun tetap fashionable sehingga si Jupri pasti 100% tidak menyadari kalau ini adalah Mona yang berbeda."
!!!
"W..wow, sumpah Lis? Dia benar-benar melakukan semua ilmu hitam ini padamu hanya dengan modal video Youtube? Dan hanya dalam waktu 2 Jam?" tanya Nita dengan tampang shock karena masih tidak percaya dengan ucapan Akbar barusan.
"Yaaa, kalau hasilnya sudah jelas begini, kita bisa berkata apa lagi?" jawab Lisa yang sama-sama merasa shock itu.
Melihat 2 junior yang tadi malam meledek dan menganggap semua rencananya hanya candaan itu, langsung saja Akbar yang masih belum merasa puas karena telah membuat mereka menelan ludah sendiri itu mulai memprovokasi mereka dengan melakukan sebuah rap.
"Jadi...GIMANA PARA WOMAN SEKALIAN??!! KEMARIN KALIAN BILANG KALAU UCAPANKU CUMA CANDAAN, TAPI SEKARANG KALIAN TAKJUB DENGAN KEMAMPUANKUKAN?! KALIAN INGIN JADI ISTRIKU KAN?! AHAHAHAHA, TAPI MAAF BANGET YA DASAR SIALAN! KAKAK INI TIDAK SUKA DENGAN ADIK KELAS YANG TIDAK IMUT SEPERTI KALIAN! TAPI KALAU MAU TANDA TANGAN! AKU SIIIH TIDAK KEBERATAN, KARENA AKUKAN KAKAK KELAS YANG BAIK, TAMPAN, DAN BUKAN PERAWAN, AHAHAHAHAHA!!!" kata Akbar yang langsung saja membanggakan dirinya setinggi langit sambil mengerap dan menunjuk-nunjukkan 2 jari tengahnya kepada adik kelasnya itu.
!
Nita dan Lisa hanya geram saja melihat kesombongan Akbar yang melunjak-lunjak itu, tapi mereka hanya bisa menahan amarah mereka karena mereka sadar kalau diri mereka tidak bisa membalas kesombogannya itu.
"Si..sialan, a..aku benar-benar ingin menghajarnya sekarang, ta..tapi me..memang benar sih kalau skillnya benar-benar gila, a..aku tidak mengira sama sekali kalau dia bisa menggunakan kosmetik kecantikan dan sejenisnya lho, me..memangnya dia ini manusia atau apa sih?" kata Nita yang masih terkejut dengan kemampuan tersembunyi kak Akbar.
"Sabar Nit, aku juga tidak mau mengakuinya kok, bahkan tadi pagi aku sempat mengira diriku tidak waras mau datang kesini untuk memenuhi permintaanya, ta..tapi setelah melihat hasilnya seperti ini, haha, a…aku tidak mau berkomentar deh, harga diriku jadi makin tersakiti kalau aku berusaha menyangkalnya," kata Lisa dengan tatapan kosong.
"Kampret! Sebagai wanita, aku benar-benar merasa gagal sekali, apa aku bahkan pantas memiliki 2 dada ini?" kata Nita yang mulai ragu dengan sisi perempuannya sambil membungkuk dan memukul-mukul tanah.
Setelah puas membanggakan dirinya kepada 2 juniornya yang hanya bisa menahan emosi itu, Akbar pun segera memeritahkan Nita dan Lisa untuk bersiap-siap pergi ke tempat pertempuran mereka, yaitu …
"Ahahahaha, baiklah kalian semua, karena semua persiapan kita sudah beres dan yakin tidak ada yang sadar kalau si Lisa ini adalah Mona KW bahkan bagi orang terdekatnya juga, ayo kita mulai rencana kencan kita di Taman ria," kata Akbar sambil berjalan keluar sekolah.
"Aaaaaaaaah, baru datang sudah disuruh pergi lagi, kenapa kakak tidak menyuruhku langsung datang ke sana saja sih? Buang-buang uang tahu," kata Nita yang merasa boros itu.
"Kan sudah aku bilang, aku menyuruhmu kesini karena aku butuh pendapat langsung darimu mengenai penampilan Lisa tahu, apa kau bisa menyadari kalau dia beneran Mona atau tidak, karena kalau kau mengetesnya melalui HP, hasilnya tidak akan jelas karena tampilan dari foto dan tampilan yang asli punya sensasi yang berbeda oi."
"Oh ya kak Akbar, maaf kalau tiba-tiba aku menanyakan ini, tapi aku penasaran sejak tadi, kenapa kita harus melakukan semua ini di ruangan Club kakak disekolah? Kenapa kakak tidak melakukannya dirumah kakak atau di tempat lainnya saja? Karena jujur saja tadi saat aku datang kesini, aku sempat ragu kalau aku dibolehkan masuk ke sekolah pada hari Minggu oleh abah Chio kalau kakak tidak menungguku datang lho, dan lagian dimana juga itu orangnya? Bukannya satpam seharusnya ada di posnya selama 24 jam?" kata Lisa yang tiba-tiba saja menanyakan sesuatu sambil mencari-cari satpam sekolah mereka yang bernama "abah Chio".
"Eh, serius? Kalian berdandan sekaligus potong rambut di dalam ruangan club? Wow, sejak kapan ruangan club kita jadi salon kak Akbar?"
Mendengar pertanyaan dari para juniornya itu, Akbar yang masih tidak ingin memberitahu mengenai informasi dirinya yang sebenarnya tinggal di dalam ruangan club itu segera saja mengalihkan pembicaraan mereka dengan bersikap cuek.
"Sudahlah, aku lebih nyaman melakukannya di ruangan itu, dan abah Chio juga sepertinya sedang keluar cari sarapan di warung sekitar jalan raya."
"Sarapan macam apa di jam segini? Apa orang tua memang jam makannya ... "
"Ssttt, jangan banyak bicara woi, gak ada yang peduli sama jadwal makan orang tua, ayo kita pergi, karena aku takutnya si Jupri ini tipikal laki-laki yang 10 menit datang dari waktu pertemuan lho, sebisa mungkin kita harus membuat kesan yang bagus di hari pertama kencan ini," kata Akbar yang tidak menoleh kearah belakang dan terus melangkah kedepan.
…
…
"Ini perasaanku saja, atau kak Akbar seperti mencegah kita untuk mengetahui posisi rumahnya?" tebak si Lisa.
"Entahlah, tapi kalau memang begitu, artinya rumah kak Akbar ada disekitar sini ya?"
"Mana aku tahu Nit, hanya karena dia disini bukan berarti rumahnya ada disekitar sini tahu, tapi karena aku juga penasaran, lain kali aku akan coba tanya ke kak Bela deh."
Dan saat mereka pergi menjauh dari sekolah, munculah sosok misterius dari suatu ruangan yang memberikan sebuah laporan ke seseorang.
[Diiiia sudah pergi dengan anak-anak itu ke taman ria]
[Oh, ternyata beneran berjalan clear ya, ok, Thank kamu atas infonya ya abah]
[Aaaapa aku harus ikuti mereka?]
[No no, jangan distrub kencan seseorang, itu sin lho, nanti abah bakal masuk Hell, jadi biarkan saja mereka Happy-Happy hari ini, ahahahaha]
---
Beberapa saat kemudian, tibalah Akbar dan para junior tercintanya di "Taman Ria" yang akan menjadi medan perang mereka hari ini, yang di mana semua hasil jerih payah Akbar akan menjadi penentu apakah mereka akan menang atau kalah telak di peperangan ini.
"Baiklah bapak-bapak sekalian, seperti yang sudah kita bahas diperjalanan kita dari tadi, perang kita kali ini bukan hanya akan menentukan nasib massa depan seorang homo sapien betina yang akan menjadi ibu rumah tangga yang tomboy atau menjadi single yang tomboy, tapi juga agar perjuanganku menonton video tutorial di Youtube semalaman sampai jam 12 malam tidak sia-sia! Karena itulah aku menolak kata-kata gagal, fail, menyerah, pasrah, video tidak tersedia di negara anda, dan Internet positif! Kalian paham?!" kata Akbar dengan sikap seorang jendral.
"SIAP PAK! Kau pikir aku akan berkata seperti itu sambil mengangkat 1 kaki dan melambaikan tangan seperti Mr. Bean seperti ini apa? Maaf ya kalau aku tidak sebodoh itu," kata Nita yang malah melakukan hal yang dia katakan.
"Ayolah kalian berdua, aku tahu kalian kurang gizi dan kewarasan, tapi aku mohon perhatikan tempat dulu kalau mau berulah, kita ada di tempat umum tahu!" kata Lisa dengan muka merah karena malu.
Bagaimana dirinya tidak merasa malu, karena pada saat 2 manusia itu melakukan hal-hal yang tidak masuk akal tanpa rasa malu itu, mereka sebenarnya sedang berada di tengah-tengah kerumunan orang yang ada di sekitar lokasi mereka pada saat itu, jadi tentu saja mereka menjadi pusat perhatian banyak orang, bahkan tidak sedikit ada yang tertawa melihat kelakuan mereka.
"Ayolah Lis, kami ini sedang berusaha untuk membuatmu relax tahu, karena tidak baikkan kalau kau berkencang dengan keadaan tegang?" kata Nita yang menjelaskan kenapa dirinya dan Akbar bersikap seperti itu.
"Membuat relax dan malu itu sudah hal yang berbeda, kalau kalian memang ingin membantuku, maka kalian bisa melakukannya dengan diam tanpa melakukan apa-apa tahu! Kalian mengerti!"
"Tunggu sebentar woi! Aku mau ralat ucapan Nita tadi, semua ucapanku tadi itu sungguhan kampret!! Aku tidak sedang berusaha membuatnya tenang tahu! Memangnya aku bakal terima kalau semua usahaku yang kulakukan sampai bergadang itu sia-sia?! Kalian tidak tahu berapa video bokep yang aku lewatkan hanya untuk …."
DUAK!
…
…
Langsung saja secara reflek, Akbar yang sudah terbiasa dengan serangan fisik karena hampir setiap hari dia berduel dengan juniornya itu menangkis tendangan maut dari Nita yang diarahkan kearah selangkangannya dengan kecepatan cahaya.
"Hei-hei, aku masih bisa terima kalau kau menendang kepalaku atau lainnya, tapi kalau kau menendang "pedang," ku, apa kau mau tanggung jawab kalau istriku di massa depan kesal karena malam pertamanya mengecewakan?" kata Akbar yang memegang erat kaki juniornya itu.
"Ah maaf saja ya, tapi orang yang suka bicara hal-hal mesum dengan santainya didepan umum pasti "itu" nya kecil, jadi gak perlu kurusak pun pasti istrimu sudah kecewa karena sudah menikahimu kak," kata Nita dengan tatapan merendahkan.
!
Melihat 2 remaja sinting yang terlihat ingin berkelahi karena mereka saling menatap benci satu sama lain, langsung saja semua orang yang ada disekitar mereka menyaksikan tingkah laku absurb mereka karena mereka menanggap 2 anak itu adalah tontonan yang menarik.
"Wah, apa-apaan ini? Apakah ini perkelahian karena cinta segitiga? Siapa pun itu tolong jangan hanya jambak-jambakan saja ya?" kata seorang pengunjung yang daritadi menonton semua tindakan 2 remaja itu dengan antusias sambil memakan cemilannya.
"Ah iya ma, maaf aku akan telat pulang sebentar, aku sedang lihat syuting film disini, eh film apa? Entahlah, mungkin film dewasa," kata seorang anak kecil yang mungkin berumur 8 tahunan.
"Hei bocah-bocah tolol! Apa kalian tidak sadar kalau kalian jadi perhatian banyak orang? Tolong berhentilah jadi orang gila untuk beberapa menit saja plis!" kata Lisa yang menengahi Akbar dan Nita.
"Hoooo, tahu darimana kalau "pedang," ku ini kecil ha? Memangnya kau sudah melihatnya? Dan apa kau melihatnya saat aku ke kamar mandi? Kalau iya, mesum sekali dirimu itu ya," kata Akbar yang tidak punya malu sama sekali itu.
"Apa? Jangan bercanda kakak kelas mesum sialan, semua orang didunia sudah tahu kalau orang yang suka lihat bokep pasti "pedang" nya bermasalah," kata Nita tidak tidak mau kalah itu soal masalah kemalu-maluan itu.
"Hei, ucapanmu itu menghina harga diri para laki-laki tahu! Cepat minta maaf pada produser vidieo bokep di seluruh dunia sana!"
"Kalau aku tidak mau, bagaimana? Kakak mau ngajak berantem?" kata Nita sambil menatap remeh seniornya itu
"Oh kebetulan, aku memang ingin memukul seseorang sekarang, mau membantuku?" balas Akbar dengan tatapan yang lebih remeh kepada juniornya itu.
"Ok, kakak jual aku beli, aturannya seperti biasa, gak boleh menarik rambut, remas dada, ngiduh, njilat, dan …"
"Ah, si Jupri datang."
!!!
Langsung saja tanpa basa-basi Akbar dan Nita yang hampir melakukan baku hantam itu dengan kompaknya berlari menjauh dari Lisa dan bersembunyi dibalik semak-semak terdekat agar diri mereka tidak terlihat oleh Jupri, tentu saja hal ini membuat para orang-orang disekitar mereka yang sudah memperhatikan mereka dari tadi merasa bingung.
"What? Why are you running? WHY ARE YOU RUNNING? MANA ADEGAN BERANTEMNYA?! JANGAN BUAT PENONTON KECEWA BEGINI WOI!"
"Aku kira mereka mau bertengkar karena masalah cinta segitiga, ternyata cuma main-main saja ya, hahaha, dasar anak-anak zaman now," kata orang-orang lain yang akhirnya mulai beraktifitas normal lagi.
"(Sudah kuduga mereka akan bersembunyi seperti itu agar tidak ketahuan Jupri, tapi maaf saja ya aku berbohong, karena aku tidak mau jadi korban tidak bersalah dari pembodohan kalian)" kata Lisa sambil menatap sinis 2 makhluk gaje itu.