"Apa kau baik-baik saja Mon? Wajahmu kelihatan tidak menyakinkan lho, apa DB mu kumat?" tanya Bela kepada Mona.
"Ma..maaf saja ya, aku sama sekali tidak merasa sakit atau sejenisnya sekarang, ta..tapi jujur saja soal tempat ini, se..sepertinya aku sudah kehilangan harga diriku sebagai wanita baik-baik deh," kata Mona yang menutup mulutnya karena merasa mual, namun bukan karena penyakitnya yang kumat, tapi karena kondisi sekitarnya.
"Ahahaha, memangnya sejak kapan kau mengira kau itu anak baik-baik ha?" kata Bela yang akhirnya berjalan di depan untuk menuntut temannya itu.
"Sialan kau Bel, memangnya bagaimana caramu tidak merasa mual dengan semua ini ha?" tanya Mona.
"Apa maksud pertanyaanmu itu?"
"Jangan berlagak bodoh sialan! Lihat semua ini! Memangnya sebagai wanita kau tidak mual apa setelah melihat ini semua?"
Tentu saja Mona berkata seperti itu, karena bagi anak SMA seperti dia, pemandangan dewasa seperti pelayan wanita berpakaian minim, lagu disco yang gaduh, bau minuman alcohol yang kuat, dan pelecehan terang-terangan merupakan hal yang benar-benar tidak biasa dilihat oleh mereka.
"Ha? Memang kenapa dengan semua ini? Bukannya di film-film aksi ini adalah hal yang normal di tempat beginian? Malahan tempat ini akan jadi angker kalau yang diputar lagu religi dan perempuan-perempuannya pakai baju kantorankan? Ahahahaha."
"Heee? Ka..kamu tidak merasa terganggu dengan semua hal ini Bel? A..apa kamu beneran cewek?"
"Apa kamu mau memegang dadaku yang lebih besar dari punyamu itu lagi?"
…
…
"(Jujur deh, terkadang aku khawatir dengan cara hidupmu yang menganggap enteng semua hal itu)" kata Mona yang khawatir dengan sikap temannya itu.
"BTW, bersyukurlah karena ruam merah DB mu itu cuma muncul di tubuh bagian dalam Mon, karena kalau ruammu itu ada di tangan atau mukamu, kita mungkin akan di usir dari sini lho sama orang-orang disini."
"(Kalau dengan menunjukan ruamku bisa membuat orang-orang disini pergi dari tempat ini dan bahkan sampai bertobat, sumpah, aku rela banget kerja menjadi penari bugil disini oi)"
"Oh cewek cantik!! Kalian lagi ngapain ha?! Apa kalian sedang cari teman party-party?! Kalau mau biar aku trak …."
...
...
!!!
Disaat muncul seorang cowok berpakaian stylis datang sambil memegang pantat si Bela, dengan tangkas Bela memukul leher cowok itu, dan sebelum dia berteriak kesakitan, Bela buru-buru menutup mulutnya sehingga tidak ada yang bisa mendengarnya, setelah itu sebagai bonus, dia pun memukul bagian usus cowok itu sehingga cowok malang itu menjadi lumpuh karenanya.
"Bela!!! A..apa yang baru saja kau lakukan?!" kata Mona yang buru-buru berbisik pada temannya yang kelakuannya benar-benar tidak terduga itu.
"Hei bung! Apa kalian ada masalah disini?!" kata seseorang yang tidak sengaja melihat kekerasan yang dilakukan oleh Bela.
!!!
"Ah gawat!! Apa yang harus kita…."
"Ahahaha!! Maaf-maaf, pacarku ini ternyata diam-diam mengambil uang dari dompetku, jadi aku mau memberinya sedikit pelajaran, bukannya cowok brengsek harus dapat 1-2 pukulan kalau ketahuan mencuri? IYAKAN SEMUANYA??!!"
…
…
"(Haa? Apa maksudnya pacarku it…)"
"YOOOOOIII GIRL!! AHAHAHAHA!"
"DASAR COWOK BANGSAT!! HAJAR SAJA SAMPAI DIA GAK BISA BERANAK!! WKWKWKWKWK."
"Ahahahaha, terima kasih buat pengertiannya ya everbody! Nah maaf kalau sudah buat suasanya suram sebentar, SO LETS DO THE PARTY AGAIN SEMUANYA!!! AHAHAHAHA," kata Bela sambil tersneyum manis kepada semua orang disekitarnya.
Mendengar ucapan Bela yang benar-benar menyakinkan itu, semua orang yang melihat kejadian itu hanya tertawa dibuatnya karena menganggap hal yang dikatakan Bela itu sungguhan, sehingga merekapun akhirnya tidak mengubris lagi dan mulai berpesta kembali dengan lebih bersemangat.
"Maaf ya beb, sebenarnya aku ingin membiarkanmu tergeletak di tanah setelah kuhajar tadi, tapi karena aku melihat jaket "Fendi", sepatu "Air Jordan", kacamata "Maybach", dan jam tangan "Rolex" yang tidak mungkin dimiliki orang-orang miskin sok kaya disini, aku pikir kau bukan pengunjung biasa di tempat yang berisik ini deh, jadi kalau ternyata kau memang pelanggan VIP atau special disini seperti yang aku duga, bisa kau bawa aku ke tempat bosmu sekarang? Karena kami punya beberapa urusan yang harus dibereskan dengannya," kata Bela yang berbisik halus ke laki-laki malang itu.
"B..ba..bagaimana kau…hmmmmm!"
"Jika kau tanya kenapa aku bisa tahu kalau kau orang penting disini, aku sudah menjelaskannya tadi, jadi sekarang tolong tuntut kami ke ketempat bosmu tanpa banyak bicara ya, atau aku akan menyunat punyamu yang kecil itu pakai orotan pensil," kata Bela sambil tersenyum manis seperti malaikat.
…
…
Mendengar ancaman dari Bela yang benar-benar menakutkan itu, mau tidak mau laki-laki itu hanya menuruti saja permintaan si Bela, sedangkan itu, Mona yang daritadi memasang wajah orang bodoh masih saja merasa shock dengan semua hal yang baru saja dilakukan oleh Bela barusan.
"(Serius, KAMU ITU SEBENARNYA SIAPA DAN MAKHLUK APA HAAAA?!)" kata Mona sambil menatap shock kearah Bela.
"Oh ya sebelum lanjut, bagaimana kalau kita minum dulu Mon, karena semua hal ini buat tengorokanku jadi kering, rasanya aku jadi ingin minum yang dingin-dingin deh, ahahaha," kata Bela kemudian sambil menoleh kearah Mona.
…
…
!!!
"Haa? A..apa? Kenapa di saat begini bisa-bisanya kau ingin minum dulu Bel?! Dan lagian kita masih di bawah umur tahu! Mana mungkin kita boleh minum minuman di tempat beginian woi!" kata Mona yang kaget dengan ucapan Bela barusan.
"Ahahaha, tidak perlu khawatir Mona, kalau kau sudah masuk ke tempat beginian, berarti secara mental kita sudah menjadi cewek dewasa tahu, jadi relax saja, toh bebebku ini yang akan membayar kita, iyakan beb?" kata Bela sambil memukul ulu hati cowok malang itu.
"A…ak….akh…i..iya..ta..t.a..tapi tolong berhenti memukulku," kata cowok narsis yang hatinya kesakitan itu, secara harfiah.
"Terima kasih ya beb, nah kalau begitu lets goo!" kata Bela sambil menarik cowok itu ke tempat minum-minum.
"Demi Tuhan Bel! Kamu sadarkan apa yang sedang kau lakukan ini?! Hei Bel!! Tunggu woi! Belaaa!" kata Mona yang mengejar Bela dari belakang.
---
Setelah mereka bertiga sampai di tempat minum-minum, Bela sempat melirik kearah kanan-kiri untuk memastikan sesuatu, dan setelah mengetahui beberapa hal, langsung saja Bela mulai memesan minuman.
"Yo young master, tolong kasih Rum untukku, Vodka untuk pacarku, dan Holly water untuk temanku yang polos ini ya," kata Bela sambil berkedip kearah sesuatu itu saat mengucapkan kata Holly water tadi.
"(Holly water? Apa maksudnya air zam-zam? Mana mungkin ditempat ini ada...oh, itu toh maksudnya, ya gak salah juga sih) Baik nyonya muda, Rum, Vodka, dan Holly water akan segera saya hidangkan," kata sang bartender yang paham maksud si Bela sambil mulai menyiapkan minuman yang dipesannya itu.
"Woi Bela, aku tidak tahu apa kau sudah pernah minum-minuman ini atau belum dan aku juga tidak peduli soal hal itu karena itu adalah hakmu (walau jujur aku kaget melihatmu yang ternyata jago soal beginian), tapi kenapa kau juga malah memesankan aku juga ha?! Kau pikir aku suka minum-minuman keras beginian?!" kata Mona yang mulai kesal dengan semua perbuatan Bela yang tidak pernah dia duga sebelumnya itu.
"Ahahahaha, kau khawatir aku mabuk dan akan diapa-apain oleh cowok-cowok disini ya? Tenang saja kok Mon, aku ini kuat dengan alkohol kok, jadi tidak mungkin aku akan membiarkan cowok-cowok itu berbuat seenaknya, seperti bebebku yang satu ini," kata Bela sambil memukul lagi cowok atau mungkin lebih tepatnya ATM bernyawanya itu.
!!!
"HAAAA!! KAU SUDAH BIASA MINUM ALKOHOL?!" tanya Mona yang kaget dengan pernyataan temannya itu.
"Ahahaha, iya sih, soalnya dulu aku sering melihat ibuku minum bir, karena aku penasaran kenapa ibu suka minum minuman kaya begini, aku jadi nyoba deh 1 kaleng, dan akhirnya aku ... "
"Stop!!! A..aku memang sempat kaget karena kau sudah menganggap hal ini biasa, tapi aku tidak peduli karena aku rasa itu masalah makanan dan minuman itu masalah personal tiap orang, tapi walaupun begitu, bukan berarti aku bisa juga ikut minum ..."
"Oh, jadi kau mempermasalahkan hal itu toh, ahahaha, tenang saja Mon, karena aku bukan tipikal orang yang akan memaksakan kesukaan ke orang lain kecuali di saat-saat tertentu, tentu saja aku memberikan minuman khusus orang sepertimu."
?
"Ha? Minuman khusus untukku? Apa maksudmu itu minuman yang kau pesankan untuk…."
"Holly water pesanan anda sudah siap nyonya," kata sang bartender sambil memberikan segelas minuman di depan Mona.
…
…
"Holly water? Ok, bukannya aku sok jago Inggris atau apa, tapi setahuku holly water artinya "Air suci", jadi kenapa yang ada di depanku ini malah air putih?" kata Mona sambil menatap kesal kearah Bela setelah tahu pesanan special yang diberikan kepadanya itu ternyata cuma air putih.
"AHAHAHAHA! YA TENTU SAJA AIR PUTIH DONG!! MEMANGNYA APA LAGI MINUMAN YANG LEBIH SUCI DI TEMPAT LAKNAT INI KALAU BUKAN AIR PUTIH HA?! POCARI SWEET?! AHAHAHAHAHA!" kata Bela yang tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi kesal temannya itu.
...
...
"Aku ingin berkata bangsat padamu, tapi untuk kasus kali ini, akan kumaafkan," kata Mona yang sempat menatap tajam si Bela dengan penuh kekesalan dan mulai meminum air yang dipesankan oleh Bela itu.
"Ahahaha, kalau begitu tolong maafkan perbuatanku ini ya," kata Bela yang bangun dari kurisnya dan berjalan kearah belakang Mona.
"Puaah...maaf, tadi kau bilang apa Bel? Suara musik ditempat ini terlalu bising sampai aku tidak….."
!
Langsung saja tanpa basa-basi, Bela dengan sigap mulai menutup mulut dan hidung si Mona menggunakan sebuah kain yang sudah dia kasih obat penidur yang dia simpan di dalam saku dalam jaketnya, dan pada awalnya memang si Mona sempat memberontak sedikit, tapi karena efek obatnya yang terlalu kuat, Mona pun akhirnya mulai pingsan.
Melihat ada seseorang yang sedang berusaha menidur paksakan tepat di samping mereka, tentu saja banyak orang disekitar Bela mulai menjaga jarak karena mengira si Bela sedang melakukan suatu kejahatan, tentu saja Bela yang sudah menduga reaksi orang-orang itu segera saja membuat alasan.
"Ahahaha, maaf semuanya sudah membuat kalian terkejut! Tapi tenang saja, aku tidak membunuh temanku ini kok," kata Bela sambil memasukan tisunya ke sakunya dan mulai mefoto si Mona yang tertidur itu dengan HP nya.
"Oh ya? Memangnya bagaimana kami bisa tahu kalau dia tidak mati?"
"Lihat, perutnya masih naik turun, artinya dia masih bernafaskan?" jawab Bela simple.
"Di..dia memang masih bernafas sih, ta..tapi memangnya kenapa kau membuat temanmu tidur seperti itu ha?"
"Ya simple sih, aku cuma balas dendam saja karena kemarin dia melakukan hal yang sama padaku di tempat kerjaku yang akhirnya membuat gajiku harus dipotong karena dianggap malas saat bekerja, karena itu, paling tidak aku ingin membuat anak bangsat ini merasakan penderitaannku, jadi aku membuatnya ketiduran dan akan kuberi fotonya ini ke atasanku nanti agar gajinya dipotong dengan alasan "telat datang karena ketiduran di tempat minum-minum" deh, ahahahaha," kata Bela menjelaskan alasan panjang karangannya yang masuk akal sambil mengirimkan foto Mona yang dia ambil barusan, ke HP si Mona sendiri.
…
…
"Ahahaha, astaga nyonya, kau kejam sekali pada temanmu ya, tapi aku setuju dengan ucapanmu," kata seseorang yang tadi sempat kaget dengan kejahatan yang dilakukan Bela.
"Ya, terkadang memang kita harus berbuat jahat agar orang-orang berhenti berbuat jahat kepada kita ya? Ahahaha," kata orang lain yang mulai duduk kembali di kursi minumnya karena merasa kondisi sudah aman.
"Menurut saya pribadi, saya agak cemas dengan candaan nyonya yang berlebihan ini, tapi karena sepertinya nyawanya memang tidak terancam bahaya dan saya juga pernah mengalaminya, saya akan memberi toleransi dan pura-pura tidak melihat, ahahaha," kata sang bartender yang sebenarnya memiliki massa lalu yang sama.
"(Fiuh, aku kira obat tidur yang aku simpan untuk membunuh Mona ini enggak berguna, syukurlah aku masih membawanya buat jaga-jaga, nah sekarang ....) Ahahahaha! Syukurlah kalian mengerti perasaanku yang sulit dimengerti oleh orang-orang atas di kantorku, semoga kalian …."
Lalu dengan tangkas, Bela yang sedang memperlihatkan HP nya kepada orang-orang itu dengan sengaja melemparkan HP nya hingga masuk ke tempat bartender, tentu saja sudah sewajarnya bagi Bela yang punya rencana khusus itu buru-buru masuk ke dalam tempat bartender itu untuk mengambil HP nya sebelum si bartender mengambilkannya.
"Astaga nyonya, apa HP nyonya baik-baik saja?" kata si bartender kepada Bela yang baru saja masuk kedalam tempat sang bartender untuk mengambil HP nya.
"(Di bawah meja barnya itu tidak ada tombol misterius atau senjata api, ok, itu artinya aku aman meninggalkan Mona disini) Ah..ahahaha, maaf-maaf, ta..tanganku agak licin karena keringat, jadi HP ku terlempar deh, maaf saya seenaknya masuk mendadak seperti ini," kata Bela sambil membungkuk minta maaf.
"Ah tidak apa kok, itu juga bukan masalah besar, tapi lain kali pastikan tangan nyonya tidak basah saat memegang HP ya," kata sang bartender dengan polosnya yang tidak tahu kalau ternyata si Bela sengaja menjatuhkan HP itu untuk melihat kondisi tempatnya.
"Ahahaha, siap my master!" kata Bela sambil mengajungkan jempolnya.
Kemudian, setelah menyelesaikan penyelidikannya, Bela pun kembali ke tempat duduknya semula sambil menunggu pesanan minumannya datang, dan setelah Rum dan Vodka yang dipesannya sudah datang, langsung saja tanpa basa-basi Bela pun segera menghabiskan minumannya itu dan mulai melanjutkan misi selanjutnya.
"Aaaaaah! Memang sebelum menggila, paling enak kalau kita minum-minum dulu ya! Oh ya master, tolong jaga putri tidur ini dari orang-orang nakal sampai dia bangun ya! Dan kalau dia sudah bangun, bersikaplah tidak tahu apa-apa dan katakan pesanku kalau "kita sudah seri!""
"(Anjir, 2 2 nya diminum donh, aku kira 1 nya untuk cowoknya itu) Ah..ahahaha, walaupun lelucon anda cukup menakutkan nyonya, tapi anda memang teman yang baik, baiklah, saya akan melakukan yang nyonya minta."
"Ahahahaha, mantap! Memang seorang master itu harus paham dengan pelangganya! Karena itulah! Nih uang minum plus tipsnya! Kalau begitu aku dan sayangku ini pergi dulu ya!! Bye-bye master!" kata Bela yang langsung saja beranjak pegri dengan tawanannya itu setelah dia melemparkan uang 100.000 kepada si bartender.
"Oh! Te..terima kasih banyak nyonya! Semoga pekerjaan nyonya lancar selalu," kata sang bartender sambil menunduk hormat berkali-kali.
"(Waktu pengaruh obat tidur itu sekitar 10-15 menit, tapi dengan kondisi ramai seperti ini, sepertinya aku hanya punya waktu setengahnya deh, kalau begitu aku harus cepat-cepat) Woi Beb, ayo bangun, ada hal yang harus kita bicarakan sekarang juga," kata Bela sambil menendang ATM berjalannya itu.
"(Aduuh!! Ba..bangsat!! A..aku gak sempat bilang apa-apa gara-gara rasa sakit ini, ta..tapi paling tidak ... ) Ah..ma..mas b..ba..barten ... "
BUAAK
!!!
"(Jangan pikir kau bisa minta pertolongan ya) Sudah aku bilang kalau ada yang harus kita bicarakan, kenapa kau malah manggil si bartender itu ha? Kau ngeremehin aku ya dasar bangsat!! Sini ikut aku sekarang!" kata Bela sambil menarik cowok itu pergi.
"Wo..woi, to...tolong... wuuah!"
...
...
"(A..aku gak tahu kenapa cewek itu membawa pacarnya kesini saat dia mau ngejahilin temannya, tapi aku merasa kalau cowok itu ketahuan melakukan hal buruk dan dia mau di introgasi deh, se..semoga saja dia masih bernafas nantinya, haha)" kata sang bartender sambil tertawa kecil dan melambaikan tangan ke arah cowok malang itu.
Akhirnya, setelah selesai mengurus masalah si Mona yang sedang tertidur lelap, Bela pun segera pergi menjauh dari tempat minum-minum itu, dan setelah pergi ke tempat pojok yang cukup jauh hingga dirinya tidak terlihat oleh sang bartender, Bela langsung memulai introgasi kepada tawanannya.
"Baiklah bebebku sayang, sekarang waktunya berbisnis, sekarang beritahu aku di mana kau menyimpan para gadis-gadis itu," kata Bela sambil merangkul cowok itu dengan gaya yang romantis agar orang-orang tidak curiga dengan keadaan mereka.
!!!
"Apa!! Ba..bagaimana kau bisa tahu kalau kami menculik gadis-gadis?! A..apa kau polisi?!" kata si cowok itu yang shock karena rahasia usaha mereka diketahui oleh seseorang.
"(Jangan beritahu soal polisi yang akan datang kesini Bel, biar mereka tidak siap menghapus bukti-bukti kejahatannya) Bukan, kebetulan saja aku melihat temanku diculik oleh anggota kalian, jadi aku dan temanku yang kebetulan kakak dari anak yang kalian culik itu datang mengunjungi kalian untuk memberi kalian pelajaran, dan bagaimana aku bisa tahu kalau kau adalah anggotanya? Well simple saja, sebenarnya aku menawanmu bukan kamu kelihatan kaya karena pakai barang-barang bermerk, tapi karena anting-antingmu."
"Anting-anting, Ha! Ma..maksudmu ….."
"Ya, aku menebak kalau ciri anggota kalian adalah memakai anting-anting khusus, karena kebetulan 3 orang anggota kalian yang menculik temanku itu menggunakan anting yang sama denganmu, jadi ya aku langsung bisa tahu deh kalau kamu antek-anteknya," kata Bela yang teringat kembali dengan orang-orang yang membawa seorang gadis keluar dari mobil tadi.
"(Bangsat! Sudah kubilang kalau anting organisasi ini norak tahu! Kenapa ngeyel buat ciri khas sih?) Kau bocah bodoh! Kalau kau sudah tahu kalau aku anggota geng disini! Seharusnya kau sadar masih ada orang-orang sepertiku disekitar kitakan?! Itu artinya kau sedang masuk ke kuburanmu sendiri tahu!"
"Oh tentu saja aku tahu hal itu, sejak aku masuk dan bahkan sampai sekarang pun aku juga mencari orang-orang yang memakai anting yang sama denganmu untuk menghitung jumlah kalian disini, dan saat ini aku cuma melihat 5 orang saja yang kebetulan sedang melirik-lirik kearah kita dari arah jam 9, 11, dan 3 milikmu," kata Bela sambil mengedipkan matanya ke 5 orang itu tanpa rasa takut.
!
"(HAAA?! DI..DIA BAHKAN BISA TAHU JUMLAH PENJAGA DI BAGIAN DALAM SINI!! BA..BAGAIMANA BISA TAHU…)"
"Tapi apa kau tahu apa yang aneh? Mereka tetap diam saja walau sudah melihat aku menghajar dan membawamu kesana-kemari dimarkasmu sendiri seperti ini, seharusnya sebagai anggota geng, mereka harusnya datang meringkusku karena aku membuat masalah denggan anggota mereka, tapi kalau dilihat dari tindakan mereka, sepertinya mereka lebih mengutamakan kepuasan pelanggan dengan tidak membuat kerusuhan deh, karena itu mereka tidak mau mencari masalah sebelum aku benar-benar sampai ditempat yang tidak mencolok," kata Bela yang mulai mengeluarkan hasil penelitian ilmiahnya.
"Tunggu dulu, ka..kalau begitu artinya kau sudah tahu kalau kau sedang terkepung kan? Itu artinya kau tidak bisa kabur lagi dari tempat ini lagikan?!"
"Oh tentu saja aku tahu, karena itulah sebelum kalian menghajarku, aku akan menghajar kalian lebih dulu ditempat yang tidak banyak orang akan melihat dan mengambil fotoku seperti yang teman-temanmu pikirkan, dan tentu saja tempatnya adalah...…..tempat bosmu," bisik Bela dengan halus di telingan tawanannya itu.
!!!
"Ba…bangsat!! Ja..jadi kau beniat memancing kami ke tempat bos agar kau bisa menghabisi kami tanpa ketahuan, begitu?!" kata sang tawanan yang paham rencana si Bela.
"Ahahahaha! 100! Memang orang yang sedang panik itu mudah paham dengan situasinya ya."
"Ja..jangan bercanda kau! Apa kau lupa dengan temanmu yang kau buat pingsan itu? Pasti sekarang dia sudah …."
"Kau tuli ya beb? Sudah aku bilang kalau aku cuma melihat 5 orang gengmu di sini, dan saat ini 5 orang itu sedang melirik-lirik kearah kita tahu, jadi temanku itu dalam posisi yang aman sekarang."
"Bodoh! Kau pikir si bartender …."
"Dia tidak pakai anting dan bahkan dia masih mencari-cari minumannya di lemari seperti pemula, karena kalau sudah jadi pegawai lama, pasti dia tidak perlu mencari-cari dulu seperti itu, karena itulah aku menebak dia pasti orang baru yang bahkan tidak tahu kalau tempat bekerjanya itu memiki bisnis haram, dan karena di tempatnya tadi tidak ada senjata yang dia sembunyikan ataupun tombol alarm rahasia seperti di film-film, 100% aku yakin dia bukan ancaman kok, dan malahan aku juga yakin kalau dia gak tahu kalau kau orang penting di sini karena mungkin dia baru bekerja hari ini atau kemarin dan gak sempat melihatmu dulu, ahahahahaha."
…
…
Si cowok itu pun hanya terdiam 10.000 bahasa dari sabang sampai marauke, dia sama sekali tidak tahu harus berkata apa lagi untuk membuat si Bela merasa khawatir ataupun ketakutan karena sudah berurusan dengannya.
"(GUSTII!!! KENAPA DIA JUGA TAHU KALAU SI BARTENDER ITU ANAK BARU DAN BELUM KETEMU SAMA SEKALI DENGANKU SELAIN HARI INI HAAA?!! APA DIA SUDAH MENGAWASI TEMPAT INI DARI DULU SAMPAI PAHAM SEMUA HAL TENTANG TEMPAT INI?!!)"
"(Waah, kamu terlalu banyak bacot Bel, sadar oi, sekarang ayo lanjut ke next step) WOI MAS DJ YANG ADA DISANA!! INI LAGU KESUKAANKU LHO!! JADI TOLONG SUARANYA DIKENCANGKAN LAGI YA!!" teriak Bela yang ternyata posisinya sedang dekat si DJ sambil melemparkan uang 50.000 ribu ke arahnya.
"WOHOHOHO!! SIAAP BOSQUEE!!" kata si DJ yang senang sekali dengan uang tip yang dia dapatkan itu sambil mengencangkan suara musiknya lagi.
"Hei lacur sialan, a..apa yang kau laku .... "
"Ahahaha, ok, ayo kita sudahi semua omongan tidak berguna ini, sekarang cepat bawa aku ke tempat bosmu sebelum aku menghancurkan pedangmu sampai kau tidak bisa beranak," kata Bela sambil mulai menarik-narik lagi tawanananya.
"Tu..tunggu dulu cewek bangsat! Kau pikir aku akan mau saja membawamu kesa …."
"Oh, kau barusan bilang apa beb?" kata Bela sambil mengeluarkan pisau yang dia sembunyikan di jaketnya kearah pusar tawanannya itu.
!
"(Ka..kampret!! Di..dia bawa pisau!! Me..memangnya cewek saat ini selalu bawa pisau kemana-mana ya?!) A..aku tidak tahu sejago apa kau memainkan pisaumu itu, tapi aku yakin kau tidak akan menang melawan kami sendirian yang membawa pistol tahu!" kata si cowok itu yang masih berusaha membuat Bela ketakutan.
"Ahahahaha, terima kasih atas perhatiannya beb, tapi jangan khawatirkan aku, aku ini lebih jago daripada yang kau pikirkan kok, karena aku selalu dapat nilai 100 di ujian sejarah," jawab Bela dengan santainya.
"(AKU GAK KHAWATIR DENGANMU BANGSAT!! DAN MEMANGNYA APA HUBUNGANNYA ITU DENGAN SEJARAH?! LALU KAU MASIH SEKOLAH RUPANYAA!!!! APA SIH YANG SEDANG TERJADI DISINI???!! AAKKKHHH!!! y@t*y($y(@y(@y(**@&!%)" kata si pria malang itu yang mulai kehilangan kewarasannya.
"Dan malahan, seharusnya kau berterima kasih kalau aku mau mengatasi masalah ini sendirian tanpa bantuan temanku yang sedang mimpi cantik itu lho."
…
…
?
"Haa? Apa maksudmu aku harus berterima kasih padamu itu ha?"
"Yaaaa, karena kalau aku tidak membuatnya tidur dan dia nanti malah melihat hal yang aku khawatirkan, kalian akan melihat kemarahan seorang "Jibril" lho, hehehe, (ya alasan sebenarnya sih karena mungkin si Mona bakal jadi beban saja kalau bertarung dengan kondisi sakit begitu, jadi ya kubuat tidur saja dia agar aku juga bisa berbuat lebih bebas, ahahaha)"
Karena kapasitas otaknya tidak bisa menampung lagi semua omong kosong yang dikatakan oleh Bela, si tawanan ini pun hanya pasrah saja dengan semua kemalangan yang menimpanya saat ini dan mulai memandu si Bela ke tempat bosnya, yang di mana tempat itu nantinya akan penuh dengan warna "merah."