Beberapa menit kemudian, Bela pun akhirnya sampai juga di suatu pintu besi yang menghubungkan ruang utama dengan ruangan tertentu di dalamnya, dan walaupun pintu itu memiliki kunci elektronik, Bela pun masih tetap bisa masuk melewati pintu itu dengan memaksa tawanannya untuk membuka pintu tersebut.
"Wah, bahkan sampai kalian memasang pintu elektronik disini, pasti di dalamnya penuh dengan hal yang tidak boleh dilihat oleh orang non-member seperti aku ya, kalian memang pekerja keras deh," kata Bela yang memuji kerja keras anggota geng itu sambil mendorong masuk tawanannya.
"(Si..sialan! Be..beraninya kau memanfaatkan aku seperti ini! Lihat saja nanti! Setelah 5 orang itu masuk kesini dan meringkusmu! Kau akan kulubangi dengan …)"
"Apa kau pikir, aku tidak sadar kalau kau menyembunyikan pistol di sakumu."
?
"Eh?"
"Nah, terima kasih untuk bantuannya ya beb, kalau begitu aku titip pesan jari tengah ke Firaun di neraka ya."
…
…
"Tu..tunggu? Apa maksud …."
JLEB
…
…
?
JLEB
JLEB
JLEB-JLEB-JLEB-JLEB!!!
Sedangkan itu, setelah melihat si Bela masuk kedalam ruangan khusus mereka yang tidak boleh sembarang orang masuk kedalam sana, 5 orang yang daritadi terus mengawasi Bela itu segera saja masuk kedalam ruangan itu untuk segera membereskannya.
"Hei, dia tadi sempat berkedip ke arah kita, apa artinya dia sudah tahu kalau dia sedang kita awasi?" kata orang ke 1 yang sempat teringat dengan perilaku si Bela tadi.
"Lalu, memangnya kenapa kalau dia melihat ke arah kita? Itu tidak merubah fakta kalau kita sudah tahu wajahnya yang membuat kita bisa memburunyakan?" jawab orang ke 2.
"Bukan itu maksudku, entah kenapa aku merasa dia sengaja berbuat begitu agar kita mengejarnya sampai …."
"Berhentilah bicara, kamu hanya terlalu panik karena kebanyakan baca komik, pokoknya kita harus segera membereskan wanita itu sebelum bos mengetahuinya, bisa gawat kalau bos tahu ada orang yang dengan santainya membuat masalah bisnisnya," kata orang ke 3 yang memotong ucapan temannya yang dia anggap paranoid.
"Hei, apa aku perlu menjaga pintu agar dia tidak bisa melarikan diri?" tanya orang ke 4.
"Jangan ngawur, kau pikir dia bisa lolos dari kita apa? Sebaiknya kita serang dia bersamaan agar masalah ini cepat selesai tahu, toh musuh kita cuma 1 polisi saja," kata orang ke 5.
"Entahlah semuanya, aku merasa kalau perempuan itu bukan polisi deh, dan lagi, aku juga punya firasat tidak enak …."
"Ah berisiklah! Kita itu 5 orang dan juga bawa pistol, memangnya kau pikir kita akan …."
KRING-KRING-KRING
!!!
Mendengar suara deringan yang amat keras dari arah pintu mereka masuk, langsung saja mereka semua menoleh kearah belakang untuk mencari sumber suara deringan itu, tapi sayangnya itu ternyata adalah ...
"HAA?! SUARA APA IT…."
JLEB!!
"Eh?..a…apa-apaan..."
Melihat ada sebuah pisau yang tiba-tiba muncul dan menancap dileher bagian belakang temannya, dengan tangkas 4 orang itu kembali menoleh kearah belakang mereka lagi, tapi sayang sekali karena akhirnya mereka juga…
"AWAS!! DIBELAKANG KALI….."
"SURPRISE MAMA FUCKER!! AHAHAHAHAHA!!"
DOR-DOR-DOR-DOR
…
…
Langsung saja 4 orang itu tewas seketika karena ada peluru yang menembus kepala mereka disaat mereka menoleh ke arah belakang, dan setelah memastikan 4 orang itu sudah tidak bergerak, Bela pun berjalan ke arah mereka untuk mengambil HP nya yang dia tinggalkan di balik pintu.
"Ahahaha, untung saja aku meminta si DJ itu untuk membuat suara lagunya jadi sangat kencang, jadi tidak ada yang menyadari kalau ada suara tembakan deh," kata Bela sambil tersenyum manis.
"Ba..bangsat! Dasar cewek bang ….."
"Hei, sebelum dirimu mati sia-sia, aku akan memberimu kesempatan untuk menjadi orang yang berguna untuk terakhir kalinya, jadi apa kau bisa memberitahuku berapa jumlah kalian ditempat ini?" kata Bela sambil menodongkan pistolnya ke kepala orang yang dia tancapkan pisaunya ke lehernya.
"Mati saja kau, kau pikir aku akan memberitahumu? Lebih baik aku mati ketimbang …."
"Ahahahaha, dasar bacot."
DOR
…
…
Setelah memberikan tembakan bonus, mengambil HP, dan pisaunya yang menancap di leher korbannnya tadi, Bela pun berjalan kembali menuju kedalam ruangan khusus gedung itu untuk memulai pencarian si Lisa.
"Ah, andai saja kalian tidak bawa pistol, aku pasti hanya akan membuat kalian pingsan, tapi syukurlah, dengan ini aku bisa menghabisi kalian lebih cepat tanpa perlu khawatir bajuku kotor dengan darah deh, sekarang ayo kita lanjutkan berburu Pokemonya, permisi ya beb," kata Bela sambil berjalan di atas mayat tawanannya tadi yang saat ini lehernya sedang mengeluarkan banyak darah karena memiliki lubang yang besar.
---
1 menit sudah berlalu, dan Bela hanya bisa terkesan dengan bentuk gedung maksiat yang dia masuki itu, karena di ruangan yang sedang dia tempati saat ini, dia baru saja menemukan sebuah pintu misterius yang mengarah ke bawah tanah, tentu saja Bela menyadari kalau dibalik pintu itu pasti akan terdapat ruangan yang lebih luas lagi.
"Wah-wah, model bangunannya 11:12 dengan bangunan para penjahat di film-film kebanyakan, jadi kalau memang begitu, sepertinya aku akan menemukan banyak harta karun menjijikan yang tersembunyi di balik pintu ini deh. Well, kalau begitu saatnya menjadi bajak laut yang bar-bar Bela, deng-deng-deng-deng-deng- dengdeng-dengdeng," kata Bela yang menyanyikan ost Pirates of Carribean.
Akhirnya, setelah membuka celah sedikit pada pintu itu dan memastikan tidak ada orang di depannya, Bela pun mulai masuk kedalam pintu itu dan mulai melakukan penelurusan terhadap ruangan itu sambil curhat dengan dirinya sendiri, terutama mengenai kesempatan kecil yang dia lewatkan .
"(Duh benar juga, seharusnya aku tidak buru-buru menembak orang sekarat itu, kan mungkin dia akan memberitahuku jumlah anggotanya disini setelah aku menyiksanya, tapi ya bodoh amatlah, toh ujung-ujungnya aku bakal membunuh mereka semu …)"
Dan Bela pun berhenti, karena setelah tadi dirinya melewati sebuah ruangan yang mirip tempat istirahat pegawai yang di mana tidak ada siapa-siapa di sana dan tetap terus berjalan lurus, dirinya telah menemui jalan buntu yang di mana dirinya melihat terdapat 2 pintu di sisi kiri dan kanan pada ujung tempat itu, pintu dengan sebuah kaca untuk pintu disisi kiri, dan pintu besi untuk pintu disisi kanan.
"Eeeeeh, ternyata cuma sekecil ini ya ruangan rahasiannya, aku pikir masih ada tempat lain yang akan mengarah ke ruangan bawah tanah atau sejenisnya begitu. Yaaa, penonton jadi kecewa deh permisa sekalian."
Tapi, ketika dirinya ingat kalau dia masih belum menemukan Lisa sejak tadi dan dirinya saat ini berada disebuah bangunan penuh kemaksiatan, Bela mengurangi sikap bercandanya dan mulai meningkatkan kadar keseriusannya sebanyak 10%.
"Hufff, sadar Bel, sekarang bukan waktu yang tepat untuk bercanda berlebihan, banyak nyawa mungkin sedang dipertaruhkan di sini, jadi karena itu ayo kita mulai mengecek pintu yang 1 ini dengan sikap yang serius dan penuh kewaspada …..."
…
…
Bela langsung terdiam seribu bahasa, karena pandangan yang sedang dia lihat melalui kaca pintu di sisi kiri itu cukup membuat para gadis normal dan polos muntah dan trauma seumur hidup, bukan karena dirinya melihat ada 8 wanita telanjang bulat yang terlihat tidak sadarkan diri yang mata-mulutnya ditutup kain hitam dan kedua tangan-kaki mereka diikat erat, tapi karena dirinya melihat seorang yang mirip dengan Mona yang saat ini kondisinya sama dengan 8 wanita yang telanjang itu, dadanya sedang dijilati dengan liar bagai binatang oleh seorang pria.
"Hmmmmmmaah!....haaa, sebenarnya agak mengecewakan sih, aku kira dadamu lebih besar dari dugaanku, ternyata selama ini aku salah lihat ya?" kata si cowon yang ternyata adalah si Jupri sambil menyeka air liurnya yang belepotan karena terlalu lama menghisap dada si Lisa yang dia pikir adalah Mona itu.
"Apa gara-gara aku focus dengan kencantikanmu, aku jadi salah mengira kalau susumu ini besar? Pffft, terserahlah, walaupun kamu tidak akan aku jadikan koleksi berhargaku, paling tidak kamu bisa aku jual setelah ini, kalau begitu ayo kita lanjut hisap yang satu …"
"Yooooooooo, honeeeey."
"Ha? Siapa…"
DOR
!!!
Mendapatkan serangan yang tidak terduga, si Jupri yang pundaknya berdarah karena terkena tembakan itu segera tersungkur di tanah dan berteriak kesakitan seperti orang normal.
"AKHH!! BANGSAT!! SAKIT BANGET ANJING!!" teriak Jupri sambil memegang pundaknya yang berdarah itu.
"Sakit? Pfffftt, ayolah, itu sama sekali gak sebanding dengan trauma gadis-gadis di sini tahu," kata Bela dengan pandangan yang merendahkan.
"SIALAN!! SIAPA KAU BERANI-BERANINYA….eh…tu..tunggu dulu, ka..kau kan Bela...HAAA?! BELA SI RATU PARA RATU SEKOLAH?!! NG..NGAPAIN KAU ADA DI SINI?!" kata Jupri yang kaget ketika tahu siapa yang baru saja menembaknya.
"Kalau kau tahu siapa yang kau culik, seharusnya itu sudah cukup menjawab pertanyaanmukan?"
"(Ha?! Ja..jangan bilang kalau dia datang untuk menyelamatkan si Mona ini?! Ta..tapi bagaimana caranya dia bisa…) Tunggu sebentar, ba..bagaimana kau bisa masuk kesini, bukannya pintu masuk ke sini itu …."
DOR
"AAKKHH!!" jerit Jupri kesakitan ketika tembakan Bela barusan mengenainya pundak si Jupri lagi, dan hebatnya itu tepat di tempat yang sama.
"Sekarang kau tahu bagaimanakan caraku melakukannya kan?"
"Tu..tunggu sebentar Bela! A..aku bisa jelaskan! Ba..bagaimana kalau kita bicarakan dul …."
DOR
Dan lagi-lagi si Bela menembak luka yang sama pada si Jupri, tentu saja Jupri merasakan sakit yang luar biasa sampai-sampai dia tidak bisa merasakan pundaknya lagi ketika mendapatkan tembakan ke 3 di lukanya itu, sedangkan si Bela yang masih belum puas menyiksa Jupri itu mulai meledek-ledeknya lagi.
"Hei, kenapa kau ketakutan begitu? Kau kan sudah memerkosa temanku di saat dia sedang tidak sadarkan diri, jadi seharusnya kau senang karena kebaikanmu itu aku cuma menyiksamu dengan lembut daripada membunuhmu dengan sadis lho, nah sekarang diam dan tenanglah, setelah aku tembak pundakmu sampai tangan kananmu putus, aku akan melakukan hal yang sama dengan kaki kirimu, dan setelah itu aku akan mencongkel matamu dan membuatmu memakannya sampai kau trauma dengan yang namanya wanita," kata Bela yang tatapannya benar-benar menunjukan bahwa dia adalah psikopat sejati.
"(Ba..bangsat! Di..dia tidak sedang bercanda sialan!! Jadi i..ini sosok asli dari perempuan paling mulia di sekolah ya?!)" kata Jupri yang panik melihat sosok Bela yang berbeda dari yang sering dia lihat.
"Ok, kalau begitu aku mulai ya."
"Tu..tunggu Bela! Ja..jangan emosi dulu! A..aku bisa jelaskan!"
"Jelaskan? Kau pikir aku sebodoh itu untuk mengira apa yang sedang terjadi disini sampai perlu kau jelaskan? Maaf ya, aku tidak sebodoh wanita-wanita polos yang kau culik ini, karena aku selalu dapat nilai 100 di …."
"SEKARANG!"
!!!
Bela terkejut ketika tiba-tiba ada orang yang menyekapnya dari belakang menggunakan kain yang berbau obat-obatan, tentu saja Bela yang sudah tahu kalau obat itu adalah obat tidur karena baunya yang sama seperti obat yang dia gunakan kepada Mona itu sempat panik dibuatnya.
"(Bangsat! A..ku tidak tahu kalau ada orang lain disini! Ja..j..jangan-jangan dia ada dari pintu sebelah…)"
4
3
2
1
…
Akhirnya, setelah sedikit melakukan perlawanan yang sia-sia, langsung saja Bela tertidur karena pengaruh obat tidur itu, dan setelah melihat orang yang membuat tangannya hampir putus itu tertidur lelap, Jupri segera saja datang menghampiri Bela dan menghajarnya.
"CEWEK LACUR BANGSAT!! BERANI-BERANINYA KAU NEMBAK AKU!! KAU PIKIR KAU BISA JADI SUPER HERO HA?! MAMPUS KAU SEKARANG BANGSAT!!" kata Jupri sambil menendang perut dan kepala si Bela berkali-kali untuk melampiaskan amarahnya.
"DAN KAU SIALAN! KENAPA KAU MALAH MEMBUATNYA TIDUR HA? KENAPA TIDAK SEKALIAN KAU TEMBAK ATAU TUSUK SI CEWEK JALANG INI SEKALIAN HA?! DAN YANG LEBIH PENTING! KENAPA KAU DAN TEMAN-TEMANMMU BISA MEMBIARKAN MASUK CEWEK INI MASUK KESINI HAA?!" kata Jupri yang kemudian memarahi anak buahnya yang baru saja menyelamatkannya itu.
"Ah, ma..maaf bos, ta..tadi saya kebagian mengurus bagian obat-obatan di ruangan sebelah hari ini, ja..jadi saya tidak tahu bagaimana teman-teman saya yang dapat bagian mengawasi ruangan di luar sana bisa membiarkan penyusup ini masuk, da..dan soal kenapa saya tidak membunuhnya adalah karena saya tidak mendapatkan senjata hari ini karena bukan waktu saya menjadi pengawas."
"TOLOL!! SEHARUSNYA KALIAN SEMUA DAPAT SENJATA UNTUK MENGATASAI HAL BEGINI TAHU! MEMANGNYA SIAPA YANG BILANG KALAU YANG NGURUS OBAT TIDAK BOLEH MEGANG SENJATA HA?!"
"B…bos sendiri yang bilangkan? A..alasanya biar tidak terjadi kecelakaan kerja di lab yang banyak bahan kimianya atau sejenisnya itukan?"
…
…
?
"Eeeeeeee, ah, o..ok, la..lain kali aku akan menghapus larangan goblok itu," kata Jupri yang malu sendiri karena ingat dirinya yang membuat aturan itu.
"Kalau begitu bos, apa yang akan kita lakukan pada wanita ini sekarang? Apa kita akan menjadikannya tawanan juga?" kata si anak buah sambil melihat kearah Bela.
Jupri sempat berpikir sejenak mengenai apa yang akan dia lakukan kepada gadis yang hampir saja membuat tangannya putus karena tembakannya yang selalu tepat sasaran itu, karena sebenarnya dia ingin sekali segera menghabisi Bela yang sempat membuatnya ingin menangis tadi.
"Sumpah, aku enggak pernah menduga kalau ratu para ratu di sekolahku ternyata orang yang kaya gini oi, rasanya aku ingin sekali memberitahu anak-anak disekolah soal sisi lainnya ini agar dia malu sampai tidak mau datang ke sekolah lagi, atau paling tidak aku mau membunuh dan kemudian membuang mayatnya ke laut lho."
"(Eh bentar, kalau kita melakukan yang pertama, bukannya nanti dia juga bakal kena imbas ... )"
"Tapi sebelum itu, lihat ini …."
Kemudian tanpa rasa malu, Jupri pun segera meremas-remas dada Bela yang sedang pingsan itu dengan keras dan liar, saking besar dan kenyalnya, Jupri yang mulai memikirkan hal yang tidak manusiawi itupun sampai ngiler dibuatnya.
"Kau tahukan kalau tipeku itu cewek cantik dan berdada besar? Dan dia ini benar-benar cewek tipe idamanku yang selalu kucari-cari tahu. Hehehehe, aku akan memainkannya dulu, karena aku ingin banget melihat wajah panik dan putus asanya karena sudah cari masalah denganku, setelah itu akan aku jadikan dia koleksi pribadku," kata Jupri sambil menyeka air liurnya yang tiba-tiba mengalir ketika melihat tubuh si Bela.
"(Nih orang benar-benar musuh abadi para wanita ya, aku kasihan dengan istrinya nanti di massa depan)"
"Hei kau, aku tidak tahu aku ini terlalu paranoid atau tidak, tapi sepertinya wanita ini sudah menghabisi orang-orang kita di tempat ini karena dia sudah berhasil masuk sampai kesini, karena itu cepat panggil bantuan dari
gedung pusat."
"Eh, me..memang sih cewek ini tidak segan-segan menembak, ta..tapi apa dia memang berani membunuh or…."
"Ya mana aku tahu goblok! Karena itu kenapa tidak kau pastikan sendiri saja ha? Jadi cepat keluar dan sekalian panggil bantuan sana!!" kata Jupri dengan perasaan emosi.
"Ah, ba..baik bos, ta..tapi apa bos ingin lukannya dirawat dul…."
"PERGIIIII!!!"
Melihat bosnya sedang murka dan tidak mau mendengarkan apa pun yang dia ucapkan, si pelayan yang tahu kalau dirinya tidak bisa berkata apa-apa lagi itu segera saja menuruti perintah Jupri dan berjalan keluar ruangan untuk melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya itu.
Sedangkan itu, si Jupri yang emosinya masih tidak stabil karena semua masalah yang muncul secara tidak terduga-duga itu, dengan kasarnya mulai menarik rambut si Bela sampai menuju ruangan disebelah mereka yang di mana di dalam ruangan itu penuh sekali dengan bahan-bahan kimia.
---
Setelah menutup dan mengunci pintu masuk, langsung saja Jupri yang sudah keburu nafsu, tanpa pikir panjang dan memikirkan pundaknya yang terluka itu melepaskan semua pakaiannya dan juga si Bela hingga telanjang bulat dan kemudian melemparkan baju mereka ke pojok ruangan. Dan setelah mengikat tangan-kaki si Bela agar nanti tidak bisa melawan dengan lakban dan membaringkannya di posisi yang cocok, si Jupri sempat-sempatnya mencari sesuatu terlebih dahulu diruangan itu.
"Cewek special seperti dia tidak enak kalau dinikmati cepat-cepat, obat libido, kalau tidak salah kita juga sudah membuat obat peningkat libido di sini, di mana orang-orang itu meletakannya dasar sialan?! Apa jangan-jangan mereka memakainya sendi …."
"Seharusnya kau mencari borgol, bukan obat kuat dasar idiot."
…
…
!!!
PRAANGG!!
Langsung saja Jupri tersungkur di tanah ketika si Bela tiba-tiba bangkit dari tidurnya dan menghantamnya dengan gelas kaca kimia dari tempat itu dengan kondisi tangan dan kaki masih terikat.
"Ja..Jancok!! Ba..bagaimana kau bisa …"
JLEEEBB!!
"AKKHHHHH!!!!...HMMMM!"
Jupri pun berteriak histeris ketika Bela yang langsung menindih tubuhnya menusuk pecahan gelas kacanya itu ke dada si Jupri, dan tepat di saat dirinya berteriak, dengan cepat Bela pun langsung memukul dagu si cowok sialan itu sehingga dirinya berhenti berteriak secara otomatis. Dan sambil menekan pisau yang dia tancapkan itu, dengan baik hati Bela mulai memberitahu si Jupri mengenai kesalahan-kesalahan yang dia buat.
"Kesalahan 1. Kau terlalu goblok mengira semua ini sudah berakhir setelah kau melumpuhkan musuhmu, suatu game pembunuhan akan benar-benar berakhir setelah kau benar-benar menghabisi musuhmu oi, itu aturan dasar, tapi kau dengan santainya berpikir sudah menang setelah membuatku pingsan, asal kau tahu saja, tidak semua cewek itu bodoh dan mudah pingsan seperti para korban-korbanmu itu Jupriku sayang, saat orangmu tadi membungkamku dengan kain yang dicampuri obat-obatan, aku sempat menahan nafas dan pura-pura tidur, jadi sampai sekarang pun aku belum pingsan sama sekali dari trik murahanmu ini tahu, ahahahahahaha, haaaaaa, seharusnya kau langsung membunuhku seperti yang aku lakukan pada anak buahmu itu dong, kau benar-benar membuat malu para penjahat di film-film deh," kata Bela yang masih saja menekan pisaunya lebih dalam ke dada si Jupri dengan santainya walaupun si Jupri sudah memukulnya berkali-kali.
"Ak..akh..he..he..henti..hentikan..akh..hentikan Be …."
"Kesalahan ke 2."
JDEEB
…
CTAAAS!!
…
…
!!!
"UUUAAAAAAAAAAAAKKKHHHHHHH!!!...HMMMMMMM!!"
Jupri pun merasakan rasa sakit yang luar biasa parah ketika Bela memasukan jari-jarinya ke mata kirinya dan kemudian menariknya dengan keras, dan seperti sebelumnya, Bela yang baru saja membuang mata kiri si Jupri itu langsung memukul dagunya dengan tangannya yang berlumuran darah agar dia berhenti berteriak.
"Ada seorang yang berhasil masuk ke tempat rahasiamu yang paling dalam menggunakan pistol dan bahkan tidak segan-segan menembakmu, seharusnya kau cerdas dikit dong, kau harusnya menyuruh anak buahmu yang tersisa tadi untuk melindungimu dan segera kabur mumpung ada kesempatan, karena dari sudut pandangmu, kalau kau masih mau menggunakan otakmu 20% saja, seharusnya kau bisa tahu kalau ada kemungkinan kalau ada orang lain seperti aku di luar sana yang sedang menunggumu, tapi kau malah lebih mementingkan nafsumu dan malah menyuruh pengawalmu pergi meninggalkanmu sendiri, bahkan dengan gobloknya mengunci dirimu 1 ruangan dengan orang yang mau membunuhmu yang entah sedang pingsan atau cuma berpura-pura, dan sebenarnya kamu bisa saja mengeweku di tempat tadi sih, tapi kamu malah sempat-sempatnya pindah tempat dulu hanya untuk cari obat kuat? Wow, sumpah, John Wick pasti akan malu kalau sampai melihat kelakuanmu ini di filmkan lho, ahahahaha." kata Bela sambil tersenyum sinis dan menertawakan kebodohan si Jupri.
"Am..am..ampun…ampun Bela…a..a..aku minta maaf…aku..aku tidak akan …."
"Enggak enggak enggak, aku serius, aku memuji tingkat mesummu yang selevel dengan pemain bokep hardcore lho, karena jarang banget ada orang yang mau tetap nge sex dengan tangan yang habis tertembak seperti kamu itu," kata Bela sambil mengoyang-goyangkan pergelangan tangannya yang masih terikat lakban itu untuk membersihkan darah si Jupri.
"Tu..tunggu Bel, to..tolong jang …."
JDEEB
…
CTAAAS!!
…
…
!!!
"UUUAAKKKHHHHHHH!!!...HMMMMMMM!!"
Lalu, setelah mencopot mata kanan si fakboi dan memukul dagunya lagi untuk ke 3 kalinya itu, Bela pun segera melepas paksa lakban yang mengikat tangan dan kakinya menggunakan giginya.
Dan setelah bebas, gadis sadis itu pun segera meniduri si Jupri dan mulai memegangi 2 lubang matanya sendiri yang sudah tidak bisa dibuat untuk melihat lagi itu, dan setelah mendekatkan mulutnya di telinganya, dengan anggun, Bela pun berbisik.
"Tidak membunuh musuhmu dengan cepat dan membuat dirimu sendiri masuk di dalam zona berbahaya walau ada kesempatan untuk selamat, selain 2 itu, apa kau tahu kesalahanmu yang lebih besar dari 2 hal itu, oh Jupri sayangku?"
"Ti..ti..tii..ti…tidak…a..a…aku…aku mohon..ja..jangan lag…."
Belum selesai dirinya bicara, dengan cepat si Bela segera memasukan tangannya ke mulut Jupri, menarik paksa lidah dari mulutnya, dan kemudian mengigit keras-keras lidahnya itu hingga putus dalam 1 gigitannya yang kuat, tentu saja hal itu membuat seluruh wajah Bela penuh dengan darah yang bercucuran dari mulut si Jupri.
"AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAHHH!....."
JLEB
…
JLEB JLEB JLEB JLEB JLEB JLEB JLEB JLEB JLEB JLEB JLEB JLEB JLEB JLEB JLEB JLEB JLEB JLEB JLEB JLEB JLEB JLEB JLEB JLEB JLEB JLEB JLEB JLEB JLEB JLEB!!!!!!!!!!
Dan bukanya membungkanmya dengan cara memukul dagunya seperti sebelumnya, Bela yang tiba-tiba di landa emosi itu segera saja mencabut pecahan gelas kaca dari dada si Jupri dan kemudian mulai menusuk-nusuk tubuh, leher, dan wajah tampa cowok bedebah itu dengan tangannya. Dan sambil mandi darah dan terus-terusan menusuk, Bela juga mulai mengutuk-ngutuk kesalahan ke 3 si Jupri yang malang itu.
"KAU!!.....BERANINYA KAU!!…MEREMAS DADAKU!!...DAN MELIHAT!!…. TUBUH!!….TELANJANGKU!!…YANG!!!...INDAH INI!!!...HANYA KAK AKBAR!! ....KAK AKBAR SAJA BANGSAT!!....SATU-SATUNYA COWOK YANG BOLEH MELIHAT TUBUH TELANJANGKU...BERMAIN DENGAN TUBUH TELANJANGKU …..DAN MENIKMATI TUBUH TELANJANGKU!!....TAPI KAU....BERANINYA KAU MELAKUKAN HAL INI PADAKUU!!....DASAR ANJING BANGSAT!! MATI KAU JANCOK!! JANCOOOK!! JANCOOOK!! JAN-COOOOOOOOOK!!!!!!" teriak Bela histeris dengan tatapan matanya yang benar-benar liar dan menakutkan.
JLEEEEB!!!!
…
…
Akhirnya, setelah merasa puas menghancurkan tubuh si Jupri hingga tidak enak di pandang, Bela pun sempat terdiam sejenak untuk menenangkan pikirannya yang sedang tidak stabil karena emosinya yang sempat meluap-luap itu.
Dan setelah kewarasannya sudah pulih, Bela pun segera mengambil handuk yang ada di lab itu dan membasahinya dengan air kran, dan setelah membersihkan tubuhnya dari darah si Jupri, Bela pun langsung menggenakan kembali pakaian yang dilemparkan Jupri di pojok ruangan tadi.
"Ahahaha, seharusnya aku tidak boleh terbawa emosi lagi seperti itu, kan seharusnya sudah cukup dengan membunuhnya, aaaahh, kau benar-benar tidak efesien kali ini Bela, selanjutnya kau harus melatih agar kau tidak mudah emosi lagi seperti ini ya, ahahaha," kata Bela pada dirinya sendiri sambil mengenakan pakaian dalamnya.
Lalu, setelah dirinya menggunakan seluruh pakaiannya, Bela pun segera melakukan kegiatan terakhir yang sering dilakukan pembunuh professional setelah melakukan aksinya, yaitu menghapuskan barang bukti.
"Ahahahaha, kebetulan banget aku ingin nyoba bagaimana rasanya saat penjahat mau menghapus bukti kesalahan mereka, untunglah aku ada di lab kimia, jadi aku bisa sekalian nyoba bakar bukti kejahatanku ini seperti di film-film deh. Jadi, bahan apa yang bisa kita gunakan untuk membakar sampah yang tidak bisa di daur ulang ya?" kata Bela sambil melihat-lihat berbagai macam tabung kimia di sekitarnya.
Karena saat ini dirinya masih tidak mood berpikir panjang, Bela akhirnya memilih untuk menggunakan berbagai macam zat kimia di sana. Dan setelah dirinya menutupi mayat si Jupri dengan pakaiannya sendiri, meletakan lidah serta 2 bola matanya, dan melumurinya dengan zat-zat kimia ke mayat si Jupri, dengan korek api yang dia temukan di laci meja lab, Bela pun segera melemparkan korek itu sambil berkata.
"Selamat tahun baru, bajingan bangsat," kata Bela sambil tersenyum manis.
WUUUUUUUUUUUSSH.
CTASS!!
!!!
Bela sempat merasa kaget karena tiba-tiba saja lampu diruangan itu mati walaupun dirinya tidak melakukan apa-apa, dan dia pun ingat kalau sekarang sudah 15 lebih dari waktu yang dia rencanakan, sehingga dia pun bisa mengerti apa yang baru saja terjadi.
"Ah, apa mereka sudah datang ya? Syukurlah aku sudah bisa lolos tepat waktu, ahahahahaha, kalau begitu sekarang tinggal melakukan pengalihan, untungnya tidak ada CCTV di tempat ini, jadi aku tetap bisa aman deh," kata Bela sambil berjalan keluar meninggalkan ruangan yang di mana saat ini Jupri sedang menyala-nyala secara harfiah di dalamnya.