Chereads / Bad Boy in the Mask / Chapter 3 - Chapter 2

Chapter 3 - Chapter 2

Selamat datang di chapter 2

Buatlah diri kalian senyaman mungkin saat membacanya

Tinggalkan jejak dengan vote dan komen

Tandai jika ada typo (suka gentayangan)

Well, happy reading everyone

Hope you like it

❤❤❤

________________________________________

Stay away from negative people, they have a problem in every solution

••Albert Einstein••

________________________________________

Jakarta, 16 Juli

16.00 p.m.

Apa kau tahu? Seorang gadis jika sudah menjadi stalker, ia bisa mengalahkan mata - mata CIA sekali pun. Menelusuri jejak - jejak petunjuk yang sekiranya mengarah pada dugaan. Seperti yang aku dan Karina lakukan sekarang. Seakan belum cukup puas dengan menemukan satu hasil photo kak Jordan yang sedang berduaan dengan kakak OSIS cantik itu, selesai mengerjakan tugas MOS, sambil menunggu kak Brian menjemputku, kami kepo lagi. Kali ini menggali informasi lebih dalam dan lebih terperinci.

Tidak cukup hanya dengan satu bukti photo, kami kepo kapan tanggal kak Jordan menunggah photo tersebut, sampai bagaiamana komen dan yang terakhir, kami gantian kepo akun instagram kakak OSIS cantik bernama Novem itu.

Dari hasil yang kami kumpulkan ; photo berdua yang terakhir di upload dengan caption romantis, saling melempar komentar - komentar romantis juga sekitar beberapa bulan lalu. Setelah itu mereka tidak lagi ada interaksi. Jadi dugaan sementara kami, mereka sudah putus.

Tiba - tiba seberkas cahaya seperti menyusup ke sanubariku. "Mereka uda putus Kar, duh gimana kalo gue maju?"

"Mel, gue orang pertama yang dukung lo buat maju! Go go Melody!" tukas Karina semangat. Kemudian kami melompat - lompat di kasur mirip bocah TK, untuk merayakan permulaan perjuanganku.

~~~

Jakarta, 18 Juli

12.00 p.m.

Jam istirahat tiba, saat inilah yang di tunggu para murid untuk sejenak mengistirahatkan otak usai kelas akuntansi yang menyiksa, ditambah guru killer layaknya dementor yang siap menghisap jiwa kami jika tidak memperhatikan, membuat kami jauh lebih lelah dari sekedar mata pelajaran lain.

Aku mengangkat tangan, menggerakkannya ke kanan dan ke kiri mirip gerakan pemanasan saat olahraga, meregangkan semua otot sejenak sebelum berjalan ke kantin mang Ujang bersama Karina.

Sembari berjalan, sahabatku itu menyisir rambut lurusnya sambil mengaca.

Oh ya akan aku ceritakan sedikit tentang sahabatku Karina. Aku yakin sudah menyebutkan jika ia adalah sahabatku sejak SMP bukan? Well, perawakannya langsing dengan isian yang tepat. Maksudku, untuk ukuran murid kelas sepuluh, ia cukup sexy. Beda denganku yang kerempeng mirip bocah SD. Apa lagi di tambah dengan penampilan Karina yang trendy alias fashionista, menjadikan dirinya semakin mencolok-dalam artian bagus-di sekolah ini.

Selain itu Karina juga sangat ahli dalam make up - permake up-an. Tidak norak, namun sangat pas dengan sekolah. Tentu saja ia sangat menyesuaikan diri tentang make up ketika di mana pun. Contohnya di sekolah, ia akan berdandan no make up make up look alias natural. Ya meskipun seribu jepit rambut di kepalanya lumayan menganggu pemandangku. Makanya setiap akan kemana saja, Karina selalu membawa sisir dan kaca mini untuk sekedar membenahi dandanannya itu.

"Lo ngapain sih pake jepit rambut banyak - banyak? Mau manggung lo?" tanyaku penasaran, karena sudah tidak tahan dengan gangguan pemandangan yang memyilaukan mataku ini.

"Eh ini tuh lagi nge-trend bego!" jawabnya tanpa menoleh sedikit pun ke arahku karena masih sibuk sisiran dan mengaca.

"Please Kar, sumpah jepit lo ganggu pemandangan gue pake banget. Masih mending warnanya item, kalo neon beneran gue jambak rambut lo."

Karina menurunkan kaca mini-nya dan menyimpan benda - benda keramatnya itu di saku seragam kemudian berhenti berjalan dan berkacak pinggang. Aku juga reflek mengikutinya berhenti.

Ia memperhatikanku sejenak. "Eh upil kering, biarin jepit gue, yang perlu lo liat tuh ekor kuda lo yang lagi berantakan, udah gitu kuncir oren buluk gini masih aja lo pake, bokap lo kan tajir, masak beli kuncir harga dua ribu doang lo nggak sanggup? Mending lepas aja nih kuncirnya," kata Karina sambil menunjuk pita orange kesayangaku yang sudah kumal lalu menariknya hingga lepas. Dan terurailah rambut ikalku.

Sudah dapat di pastikan jika sekarang penampilanku mirip boneka santet yang rambutnya awut - awutan. Beda ceritanya jika yang melakukan gerakan itu adalah Karina. Pasti seperti iklan shampo di TV.

Aku reflek memegangi rambut ikalku namun Karina menepisnya. Menggantikan tanganku untuk membemahi rambutku sedikit, barulah berkomentar. "Keren juga messy hair lho, sumpah nggak boong gue."

Aku yang menyadari aksi kami ini mengundang mata murid - murid lain pun segera menjawab sambil menggeretnya untuk meneruskan langkah ke kantin. "Keren pala lo peyang, diliatin murid lain nih malu tau!" semprotku sambil memegangi rambut yang di tata Karina, namun ia kembali menepisnya.

"Mereka liatin soalnya lo kan imut kek bocah," ucapnya yang sudah ikut merangkul pundakku.

"Sialan! Awas aje kalo gue udah dewasa tar."

"Udahlah ngomel mulu kerjaan lo, sekarang mending kita makan siang, gue laper."

Sesampainya di kantin dan memesan makanan, aku dan Karina yang membawa senampan somay tercinta Mang Ujang serta segelas es jeruk, berjalan menuju meja dekat pojok-satu - satunya meja kosong yang ada di sini-tiba - tiba di kejutkan oleh seseorang yang memanggilku. "Melody?"

Oh my gosh! Suara merdu ini!

Bukan hanya aku yang menoleh ke arah sumber suara itu tapi Karina juga. Dan kami mendapati kak Jordan yang memanggil. Aku dan Karina otomatis saling melirik, kode teringat kemarin lusa saat menyimpulkan hasil kepo instagramnya.

"Ya kak?" balasku yang belum jadi duduk, sementara Karina sendiri sudah duduk.

"Ini dompet lo jatuh," katanya sambil mengulurkan dompet kulit ular cobra asli kepadaku. Aku kaget begitu melihatnya. Siapa lagi pemilik dompet kulit ular cobra itu selain aku? Kalo ini bukan kado dari daddy ketika ulang tahunku bulan lalu, aku pasti sudah memberikannya pada Karina karena ia sangat fanatik dengan kulit ular, sesuai trend saat ini katanya.

"Oh, makasih kak," ucapku, terlebih dulu meletakan nampan dan mengambil benda tersebut.

"Iya sama - sama," katanya berbalik pergi. Beberapa menit kemudian kembali lagi, kali ini membawa es teh bersama dua kawanya yang membawa sepiring gorengan sambil celingukan mencari meja kosong.

Seketika bola lampu di atas kepalaku menyala mirip di film - film kartun. Begitu juga Karina. Ia menyenggol lenganku untuk mulai aksi pdkt alias pendekatan.

"Kak, mau duduk sama kami?" tawarku sambil menunjuk beberapa kursi di mejaku yang masih kosong.

Kak Jordan tampak menimbang sesuatu kemudian berbicara dengan kedua temannya. Sekilas mereka tampak mengangguk kemudian gabung di mejaku.

Dari ekor mataku aku memiliriknya dan saat itu pula batinku berteriak. Oh my gosh doi ganteng banget!

Apa karena itu mejaku dari tadi di pandangi oleh seluruh penghuni kantin ini? Termasuk meja kak Novem and the genk?

Btw, aku jadi membayangkan photo mereka di instagram kak Jordan saat mereka berpakainan kasual di sebuah cafe. Sebenarnya aku sedikit iri dengan mereka. Di lihat dari segi mana pun mereka terlihat serasi. Kak Jordan sudah jelas dengan ketampanannya, lalu kharismanya sebagai KETOS, juga kapten team basket kebanggaan sekolah, sedangkan kak Novem, selain cantik luar biasa juga berkharisma sebagai sekretaris OSIS, selain itu juga ketua cheers sekolah kami. Sedangkan aku? Duduk di sebelah kak Jordan seperti sekarang saja sudah bersyukur seribu kali.

Sejak saat itu Karina menjadi semakin gencar mendukungku agar maju untuk mendekati kak Jordan. Di tambah lagi ejekan - ejekan daddy dan kak Brian yang mengataiku jomblo legend-karena seumur hidup belum pernah pacaran dan itu sungguh mengganguku, terus menerus berputar di otakku. Hm... memang kalau soal ejek - mengejek, duo jahilun ini adalah ahlinya!

~~~

Jakarta, 20 Juli

11.09 a.m.

Aku sekarang layaknya stalker, kemana pun kak Jordan berada aku harus ada di sana juga. Modus, begitulah. Karina juga sama, setiap ada info keberadaan kak Jordan, ia selalu memberitahuku. Seperti saat ini contohnya.

Pasca dari toilet, Karina yang tengah masuk kelas yang sedang ramai karena jam kosong pun segera ke bangku kami. "Mel, Mel, Mel, buruan kak Jordan lagi di perpus!" towelnya seraya mengguncang - guncangkan tubuhku. Mendengar perkataaannya tentu saja aku langsung bangkit dari bangku dan berjalan cepat ke perpustakaan dengannya.

Kami berjalan pelan karena berada di perpustakaan, tempat yang butuh ketenangan. Aku melangkah mengambil buku sembarangan dan mulai duduk agak jauh di depan bangku yang sedang kak Jordan duduki.

Sesekali aku melihatnya. Di lihat dari jauh pun rasanya ia tampak tampan. Wajah khas Asia, kulitnya putih, matanya agak sipit, hidungnya mancung, sifatnya pun baik. Rasanya satu kata saja cukup untuk menggambarkannya yaitu 'sempurna'.

Tengah asyik memandangi objek di depanku, Karina berbisik. "Ppsst, buku lo kebalik, jangan oon oon Mel!" sambil mentowel lenganku dengan pensil 2B.

Aku segera melirik ke buku yang kupegang dan membaliknya dengan cepat. Tapi ketika sadar sampul depannya, aku kembali melihat buku itu dan membaca buku tersebut yang berjudul 'How to Get Someone in Six Month Without Looks Like a Slutty Girl'.

Kebetulan sekali pikirku. Tepat di saat aku butuh buku ini. Perlahan kutelusuri sampul itu dengan jari kemudian membuka halaman pertama buku sampul warna warni tersebut dan mulai membaca BAB satu dalam hati. Paragraf pada buku itu tertulis ; Dia harus tau kamu itu ada, maka manfaatkanlah semua pintu - pintu yang ada supaya bisa interaksi sama gebetanmu, misal add akun sosial medianya dan mulai komentar jika doi upload photo.

Wah benar! Aku harus meminjam buku ini.

Reflek kegirangan dalam diam, aku memperlihatkan buku ini kepada Karina yang langsung di beri respon positive dengan mata membelalak girang. Jadi saat ini kami malah beralih ke buku, asyik sendiri, membaca tiap BAB buku ini sebelum meminjamnya untuk di bawa pulang tanpa memikirkan kak Jordan lagi. Kali ini kami lebih memperhatikan strateginya.

"Kalian asyik banget kayaknya," ucap kak Jordan yang sudah berdiri di depan kami. Mendengar ia bicara, buku yang ada di tangan Karina langsung reflek kututup.

"Oh iya hehe," jawab kami sambil cengengesan. Kakiku dan kaki Karina senggol - senggolan karena salah tingkah.

Kak Jordan tersenyum kemudian bertanya, "lagi baca buku apa?"

Aku membelalakkan mata. "Ooh itu buku soal cewek gitu, buku pengetahuan umum," jawabku gelagapan, sedangkan Karina mengangguk cepat, memberi tanda dan penegasan bahwa apa yang kubicarakan sepenuhnya benar.

Masih dengan senyum menawan, kak Jordan mengangguk. "Uda bel lho, nggak masuk kelas?" tanyanya.

"Iya bentar lagi," jawab kami kompak masih gelagapan sampai kak Jordan pamit kembali ke kelas terlebih dahulu barulah kami melepas napas lega.

"Haduh gilaaaa!" teriak Karina yang langsung dapat peringatan dari seluruh makhluk penghuni perpustakaan agar tidak berisik.

"Kuy balik kelas," ajakku. Namun sebelumnya aku mengisi administrasi peminjaman untuk buku ini dulu agar bisa di bawa pulang.

Well, sepulang sekolah aku berjalan ke parkiran mobil. Ya, aku naik mobil sendiri sekarang, persetan dengan duo jahilun itu yang selalu memaksa mengantarku ke sekolah. Siapa yang sudi jika di turunkan sepuluh meter di depan gerbang? Ya kan? Kau pasti sependapat denganku untuk menyetir sendiri kan?

Belum juga langkah kakiku masuk parkiran mobil ada yang memanggilku, "Berlian Melody?"

Aku menoleh, mendapati kak Novem dengan dua teman yang ikut di sebelahnya. Pandangannya juga masih sama, seperti kesal, sama sekali tidak bersahat ketika melihatku, seperti saat dulu kak Jordan membatalkan acara hukumanku. Seketika otakku terkoneksi oleh sesuatu.

Apa karena kak Jordan? Tapi bukankah mereka sudah putus? So, sah sah saja kan jika aku ingin mendekatinya?

Saat sedang memutar otak, kak Novem pun berkata, "ada yang pengen gue omongin ke lo."

________________________________________

Kira - kira apa yang mau di omongin ama kak Novem ya?

Kok kayaknya creepy creepy gitu sih

Well, thanks for reaidng this chapter

Thanks juga yang uda jadi pembaca aktif dengan memberi vote dan komen

See you next chapter teman temin

With Love

Chacha Nobili

👻👻👻

Post : 17 Juli 2019

Revisi : 18 Maret 2020