Pelangi tersenyum penuh kemenangan saat Nenek membuat keputusan kalau Ray harus menikahinya atau dia tidak akan mendapatkan sepeserpun dari kekayaan nenek dan dia juga harus resign dari jabatannya sebagai presiden direktur dari perusahaan yang nenek rintis sejak masih muda. Ray menatap Pelangi dengan penuh kemarahan, ingin rasanya dia meninju mulut Pelangi hingga tak bias membujuk nenek lagi. Ray tidak tahu apa yang dikatakan gadis kepada neneknya sehingga nenek membuat keputusan yang begitu gila seperti itu. Padahal Pelangi hanyalah cucu dari sahabat nenek dan dia yang merupakan cucu kandung nenek tapi nenek justru lebih mendengarkan kata-kata Pelangi dibanding dirinya.
Pelangi dan Ray bisa dibilang teman sejak kecil, kedua keluarga mereka bersahabat. Sejak beranjak remaja Ray tahu kalau pelangi menyukainya dan selalu menempel padanya seperti parasit, meski Ray selalu menolaknya.
Ray merasa lega ketika Pelangi mengambil kuliah bisnis di luar negeri. Selama Pelangi berada di luar negeri dia bisa merasa bebas berkencan dengan perempuan yang disukai. Tapi kelegaan Ray tak berlangsung lama karena Pelangi hanya dua tahun berada di Australia dan seminggu yang lalu Pelangi sudah ada di Indonesia. Ray hanya bisa menggerutu panjang lebar ketika nenek memaksanya untuk menjemput di Bandara minggu lalu .
Malam ini Ray kembali uring-uringan ketika dia harus membatalkan kencannya dengan Arini kekasihnya karena nenek menyuruhnya untuk menjemput Pelangi ke rumah karena nenek ingin mengajaknya makan malam. Pelangi terlihat sangat cantik, dia mengenakan gaun hitam panjang membuatnya terlihat anggun. Setelah pamit pada kedua orang tua Pelangi, keduanya segera menuju ke mobil mewah milik Ray yang terparkir di depan rumah Pelangi. Ray langsung masuk ke sisi kemudi tanpa membukakan pintu buat Pelangi. Dengan bersungut-sungut Pelangi membuka pintu di bagian penumpang dan segera masuk ke dalamnya.
Seandainya tahu nenek akan membuat keputusan yang bisa membuatnya gila tentunya tentu Bian tidak akan mau menjemput Pelangi. Nenek menyampaikan keputusannya untuk menikahkan Ray dengan Pelangi karena keduanya sudah cukup umur untuk menikah. Ray berusia duapuluh delapan tahun dan Pelangi yang berumur empat tahun lebih muda darinya karena itu nenek berusaha menyatukan mereka. Ray tak berani langsung menolak permintaan neneknya dia hanya untuk segera menceraikan Pelangi sesegera mungkin setelah dia menikah.
"Kalian tidak boleh bercerai sebelum tiga tahun, kalau kalian bercerai sebelum tiga tahun pernikahan kalian, maka nenek akan menarik kembali semua fasilitas yang dipakai Ray dan mencopot jabatan Ray di semua perusahaan nenek!" Seperti mengetahui jalan pikiran Ray, nenek segera menyampaikan salah satu syarat yang membuat Ray makin kesal. "Nenek tak perduli siapa yang mengambil inisiatif untuk bercerai , ketentuan ini tetap berlaku."
Ray menganggap keputusan yang dibuat Nenek sangat merugikan dirinya, dia berusaha untuk memprotesnya tapi Nenek sama sekali tak bergeming dengan keputusannya. Nenek bukannya tidak tahu kalau Ray sangat membenci Pelangi tapi dia juga sangat berharap Ray bisa mencintai Pelangi. Nenek berharap dengan menikahi Pelangi maka cinta akan tumbuh di hati Ray. Dan nenek memberi batas tiga tahun agar mereka Ray lebih mengenal Pelangi dan jatuh cinta padanya. Ray mengepalkan tinjunya karena marah wajahnya langsung berubah menjadi merah padam saking jengkelnya tapi dia segera tersenyum saat nenek menatapnya dan meminta persetujuannya. Ray terpaksa menyetujui perjodohan konyol itu dengan perasaan dongkol.
Ray merasa tak berdaya, dia tak berani menentang keputusan neneknya karena dia tahu nenek punya penyakit jantung yang bisa membahayakan nyawanya. Nenek merupakan satu-satunya keluarganya yang masih ada karena itu Ray sangat menyayangi dan menghormati neneknya, kedua orang tuanya meninggal saat Ray baru berusia enam tahun. Ayah Ray adalah anak tunggal nenek sedang ibu Ray adalah seorang yatim piatu yang sebelum menikah dengan ayah Ray tinggal di panti asuhan.
(Kamu menang saat ini! Tapi aku akan menyiksamu setelah ini! Aku tidak akan membiarkan kamu bahagia! Tak akan pernah! Jangan pernah berharap aku akan jatuh cinta padamu!) rutuk Ray dalam hati. Kemarahannya rasanya sudah sampai ke ubun-ubun tapi dia tak berdaya di hadapan nenek.
"Kamu gila!"Desis Ray saat mengantarkan Pelangi pulang malam itu.
***
Hi...., sebenarnya novel ini sudah lama author tulis untuk mengikuti kompetisi yang di adakan web novel tapi berhubung satu dan lain hal novel ini tidak terpublish. Dan karena novel ini sudah lama ada di web novel daripada author buang, mending author publish aja.
Semoga kalian suka dengan ceritanya.