Chereads / Pelangi Senja / Chapter 5 - Suami Istri

Chapter 5 - Suami Istri

Setelah pulang dari hotel, selama seminggu Pelangi tinggal di rumah nenek. awalnya pelangi merasa bahagia karena Ray memperlakukannya begitu manis di hadapan nenek dan juga para pelayan. Nenek juga terlihat bahagia melihat bagaimana cucu kesayangannya itu terlihat sangat mencintai istri yang dipilihkannya. Tapi kebahagian pelangi ternyata hanya semu. Ray hanya bersikap manis didepan nenek dan para pelayan saja karena begitu berada di kamar mereka sikap Ray akan berubah menjadi dingin sehingga seperti bisa membekukan tubuh Pelangi.

Pelangi sangat mencintai Ray sejak kecil karena itu dia tidak perduli Ray bersikap dingin padanya tapi dia juga berusaha menikmati saat-saat manis dan perhatian yang Ray berikan mesti itu hanya pura-pura, dia masih merasa yakin suatu saat dia meruntuhkan hati Ray yang dingin kepadanya.

Karena melihat sikap Ray yang sangat baik dan penuh perhatian kepada istrinya akhirnya Nenek mengijinkan Ray membawa Pelangi ke rumahnya,rumah itu merupakan hadiah pernikahan mereka dari orang tua Pelangi. Rumah itu cukup megah dan berada di kawasan elit. Sebenarnya Pelangi ingin menolak gagasan itu tapi dia tidak berani mengatakannya kepada nenek maupun kepada orang tuanya. Pelangi bisa membayangkan bagaimana sikap Ray kepadanya di tempat itu, tapi pada sisi yang lain dia juga bertekad untuk menaklukan hati Ray.

Pelangi menatap kepergian ayah ibunya dan Nenek dari hadapannya, dia membalas lambaian tangan mereka dengan ceria. Pelangi merasa tak perlu membagi kesedihannya dengan mereka karena itu akan membuat mereka memusuhi Ray. Pelangi berdiri di teras sampai mereka hilang dari pandangan, ketika berbalik dia melihat tatapan licik Ray yang terarah kepadanya. Pelangi melenggang dengan jumawa melewati Ray menuju kamar mereka.

Pelangi baru saja merebahkan tubuhnya saat seorang pelayan mengetuk pintu meminta ijin masuk. Pelangi mempersilakannya, pelayamn itu mengatakan kalau dia disuruh disuruh Ray untuk memindahkan seluruh pakaian Ray ke kamar tamu. Pelangi tidak mengatakan apapun tapi dia membiarkan pelayan memindahkan semua pakaian Ray ke kamar tamu. Pelangi kemudian keluar dari kamarnya untuk menemui Ray dan melihatnya tengah menelpon seseorang di ruang keluarga.

"Oke, mau makan malam di mana?" Pelangi mendengar Ray mengatakan hal itu kepada seseorang yang ujung di ujung telepon.

"Jam tujuh, Dandan yang cantik, aku akan menjemputmu pukul tujuh! Love you, honey!" suara hangat Ray terasa menusuk hati Pelangi.

Tanpa Ray mengatakan siapa yang ditelponnya, Pelangi tahu, Arini! Dia menatap tajam ke arah Ray dengan wajah yang menakutkan.

"Mau kemana?" tanya Pelangi tajam.

"Bukan urusanmu!" Dengus Ray, suaranya menjadi begitu dingin, wajahnya terlihat cemberut.

"Aku istrimu, aku berhak kamu pergi kemana?"

"Kita menikah cuma di atas kertas.! Ingat itu! Kamu jangan pernah berharap lebih!" dengus Ray. "Kamu tidak berhak mencampuri hidupku. Bukankah aku sudah bilang sejak awal, aku setuju menikah denganmu tapi jangan pernah mengharap aku akan mencintaimu!" Ray mendengus!

"Dan ingat kalau kamu bertindak macam-macam pada Arini, aku tidak akan segan-segan melaporkanmu ke polisi!" Ancam Ray, dia segera beranjak dari ruangan itu meninggalkan Pelangi dalam sunyi.

"Dan kamu juga jangan terlalu percaya diri, aku yakin kamu pasti akan jatuh cinta padaku!" Pelangi tertawa sinis.

Cinta... betapa rumitnya cinta. Pelangi tak pernah mengerti mengapa dia begitu mencintai Ray yang sangat membencinya dan begitu terobsesi padanya, padahal kalau dia mau dengan menjentikan jari saja banyak laki-laki yang mau berlutut padanya tapi dia tak pernah tertarik kepada mereka karena di matanya hanya ada Ray dan Ray! Kalau sampai saat ini dia tidak berbuat sesuatu pada Arini seperti yang pernah dilakukannya pada gadis-gadis yang dekat dengan Ray itu bukan karena ancaman Ray tapi karena dia bukan lagi remaja labil yang lebih mengutamakan persaaannya tapi karena dia ingin memenangkan hati Ray tanpa kekerasan. Dia ingin Ray mencintainya tanpa dia perlu memaksanya.

Dengan perasaan perih Pelangi menuju ke kamarnya dan menangis, terkadang dia berfikir kalau cinta begitu menyakitkan mengapa dia masih bertahan pada cinta bertepuk sebelah tangannya pada Ray? Sebenarnya selama di luar negeri, dia sudah mencoba untuk melupakan pada Ray, dia memcoba membuka hatinya untuk menerima laki-laki selain Ray dihidupnya tapi pada kenyataannya dia tak pernah bisa menerima mereka. Tak pernah bisa!

(AlanyLove)

***