Dua tahun kemudian.
Singapura.
Julia tidak mengira kalau Johannes tiba-tiba saja muncul di hadapannya Julia telah mengajukan ke pengadilan perceraian mereka berdua. Julia mengirimkan surat perceraian mereka melalui pengacaranyq. Dia juga telah lama meninggalkan rumah Johannes di Pondok Indah, Jakarta. Dia sudah menikmati hari-hari yang tenang bersama vivine di apartemennya. Vivine sudah memasuki usia sekolah.
Penampilan Johannes sangat berbeda dengan setahun yang lalu. Kulitnya terlihat gelap karena terbakar matahari. Selama ini Johannes hidup sebagai nelayan biasa di pulau Kakaban, Kalimantan. Johannes juga memelihara kumis dan jenggot. Dia sebenarnya terlihat lebih tampan dengan penampilannya sekarang. Hanya saja Julia justru takut bertemu dengannya. Takut dia mengambil Vivine dari tangannya. Walaupun pengacaranya sudah memastikan kalau Jo tidak bakalan bisa mengambil hak asuhnya terhadap Vivine, karena anak itu lahir di luar pernikahan.
Johannes berdiri di muka pintu apartemen Julia. Mata Julia terbelalak melihatnya. "Mau apa kamu ke sini?" tanya kasar. Johannes menunduk. Wajahnya menunjukkan rasa berdosa dan penyesalan yang mendalam.
"Aku ingin bertemu dengan Vivine!" Kata dengan suara rendah memohon. Julia menatapnya sinis. "Pergilah! Aku tak ingin melihatmu di sini!" kata Julia. Dia tak ingin Vivine terbangun dan melihat ayahnya di sini.
"Tolonglah!" Jo memelas. Julia tertawa mengejek. "Aku tidak menerima pengemis!" Dia bergerak menutup pintu. Jo menahannya. " Please!"
Julia menatap tajam mantan suaminya itu. Jo terlihat berbeda sekali. Jo membalas menatap dengan wajah memohon. "Aku sudah berubah!" katanya.
Johannes selama ini hidupnya berantakan tanpa tujuan. Dengan adanya Vivin, hidupnya menjadi lebih berarti. Dia dinyatakan sehat wal afiat oleh tim rumah sakit Pertamina Balikpapan.
Dia tidak pernah memiliki penyakit berbahaya. Dia sakit keras karena bathinnya yang kosong dan cemas. Secara psikologis dia sakit, terapi tubuhnya sehat. Atas saran pihak psikolog dia dianjurkan menjalani terapi . Tetapi guru mengajinya menganjurkan dia berobat secara supranatural dengan ikut dalam pengajian thoriqoh Qodiriyah Nasyabandiah di kota Bulungan. Johannaes menjalani perjalanan rohani yang panjang dan penuh penyesalan.
Julia menatap Jo dengan tajam. "Tidak semudah itu!" jawab Julia dingin. Dia tidak percaya kalau Johannes telah berubah baik dan bertobat. Dia sudah dua kali tertipu dengan wajah memelas Jo. Saat mereka pertama kali dulu bertemu. Jo mengaku bujangan, ternyata dia beristri. Parahnya Jo meninggalkan dia saat hamil. Jo tidak percaya kalau Julia hamil anaknya. Bahkan tanpa perasaan pria itu menyuruhnya menggugurkan kandungannya. . "Shah...kamu yakin kalau kamu hamil anakku...dari cara hidupmu yang suka ganti-ganti pasangan gitu...apa mungkin itu hasil hubungan kita?!" jawab Jo sinis. Julia sungguh terhina. Dia pergi meninggalkan Jo tanpa kabar berita. Dia tidak butuh laki-laki poin plan itu. Dia sanggup hidup sendiri dengan anaknya, tanpa harus ada suami.
Tetapi 3 tahun kemudian, mereka bertemu kembali. Dia lupa cara Jo menyakitinya. Apalagi Jo mengajaknya menikah resmi. "Aku ingin berubah dan hidup denganmu dengan tenang!" ratu Jo. Julia meleleh. Dia bersedia menikah demi anaknya Vivine. Meskipun Jo tidak tahu kalau mereka telah punya anak. Baru satu tahun menikah. Jo berulah lagi. Kali ini dia melihat sendiri perselingkuhan Jo dan Revaline. Dua orang yang tidak tahu malu itu, mengkhianatinya tanpa perasaan
Sekarang, mana bisa percaya! Johannes berubah? Dia tidak percaya dan meminta bertemu Vivine. Hah! enak banget! Dia pikir dia siapa? Johannes harus berjuang keras untuk dapat bertemu putrinya.
"Tidak semudah itu!" jawab Julia dingin. Dia menutup pintu apartemennya.
Jakarta
Rumah kediaman Yanuar.
Relina perlahan sembuh dari sakitnya. Dia menjalani proses pengobatan yang panjang selama berbulan-bulan. Sejak dia terserang stroke dua tahun lalu, dia hampir frustasi dan putus saja. Seandainya dia tidak memiliki ibu yang sabar dan suami yang setia serta anak-anak yang lucu, sudah pasti dia memilih mati saja, daripada hidup tak punya cinta dan harapan.
Kedua anaknya, Batara dan Ayunda, tumbuh sehat dan lincah. Setiap hari kedua balita itu bermain di sekitar ibunya. Dua balita menjadi obat mujarab bagi kesembuhannya.
Selama dua tahun ini, ibunya, Yasmin berusaha segala upaya bagi kesembuhan Relina. Sekarang Relina sudah sembuh walaupun tidak sehat seperti semula, tapi kesehatannya sudah semakin membaik.
Relina sudah bisa berbicara dengan baik, berjalan menggunakan alat bantu, tubuhnya sudah semakin berisi, wajahnya pun sudah bersinar kembali.
Ibunya Yasmin memberikan pengobatan tradisional kepadanya. Yasmin tidak pernah kehilangan semangat mengurus dan merawat Relina. Dengan sabar dia melatih Relina berjalan.
Relina sangat beruntung, mempunyai ibunya yang sangat menyayanginya.
"Sabar ya....kamu pasti sembuh? Yasmin tidak berhenti menyemangati purinya dengan suara lembut.
Lebih dari itu, Yasmin sedang memberi semangat kepada dirinya sendiri, bagaimanapun dia lah orang yang paling menderita.
Seharusnya yang sakit begini adalah dirinya., bukan anaknya. ibu mana yang hatinya tidak hancur, melihat putrinya sakit parah begini.
Pada tahun pertama, Relina secara dratis kehilangan berat badan. Tubuh Relina yang molek terpapar kurus tinggal kulit membalut tulang, wajahnya yang cantik menjadi cekung dan tak terawat.
Pada tahun kedua, Relina memiliki semangat baru, dia tidak memiliki penyakit yang berbahaya. Tubuhnya sebenarnya sehat, organ tubuhnya tidak terserang penyakit yang mengatakan dan mematikan. Tubuhnya tidak terkena virus HIV Aids seperti prasangka dirinya. Mengetahui dirinya tidak apa-apa, Relina bangkit kembali, dia harus sehat dan pulih seperti semula demi orang-orang yang mencintainya.
Semangat Relina untuk sembuh membahagiakan Keluarganya. Seiring waktu Relina pulih, kecantikan wajahnya pun kembali.
Siang itu, tanpa di duga, Andy dan istrinya Shiza datang mengunjunginya Kedatangan keluarga Andy ke Jakarta menengok Relina sebenarnya atas desakan istrinya. "Kamu harus menuntaskan persoalan batin diantara kalian berdua, siapa tahu setelah kalian berdua saling memaafkan akan mempercepat kesembuhannya!" kata Shiza bijak. Andy terharu. Istrinya ini memiliki hati yang luar biasa. Dia telah memaafkan dirinya dan memaafkan sahabatnya yang pernah menjadi kekasih gelap suaminya.
"Tante...bisakah saya di ajari cara membuat kue basah Ampar tatak pisang, Andi bilang, kue buatanmu sangat enak!" kata Shiza. Yasmin tertawa. Dia memang pernah memberinya kue buatannya itu ke Anyi saat pria itu datang mengantar kedua anaknya Rana dan Shinta ke rumah Realita saat liburan tahun lalu.
Sebenarnya itu hanya alasannya saja. Shiza ingin Andy mempunyai kesempatan berduaan dengan Relina, supaya mereka bisa berbicara bebas berdua dan menyelesaikan persoalan batin diantara mereka berdua.
Yanuar sedang berada di Batam, ketika
Andy dan keluarganya datang membesuk Revaline alias Relina. Baik Andy ataupun Shiza tidak tahu kalau Revaline sebenarnya adalah Relina, saudara kembar Realita. Relina adalah istri palsu Andy saat dia menyamar menjadi Realita. Mereka tahunya Revaline adik Realita lain bapak, dia hilang di culik saat balita.
.....
Kedatangan Andy menemui Revaline atas desakan sang istri Shiza. "Kamu dan Revaline harus menuntaskan masalah kalian berdua saat masih jadi kekasih. Bagaimanapun barangkali Revaline pasti tersakiti karena kamu menikah denganku ", kata Shiza ke Andy. Andy terdiam. Andy merenungi kata-kata istrinya itu.
Dia merasa bersalah bukan hanya kepada Revaline terapi juga kepada suami Revaline Yanuar. Tetapi tentu saja dia tidak bisa minta maaf ke Yanuar atas kesalahannya itu, karena pasti hal itu akan memperkeruh keadaan. Apalagi Yanuar hingga saat ini setia dengan istrinya.