Chereads / Realita VS Relina / Chapter 30 - Menyakitinya Luar Dalam

Chapter 30 - Menyakitinya Luar Dalam

Julia berdiri terpaku di ruang kepala sekolah, pandangannya lurus kepada Johannes dan Vivine. Johannes melepaskan Vivine dari pangkuannya, anak itu berlari memegang tangan ibunya dengan rasa bersalah. "Ibu...maafkan Vivine...ini salah Vivine!" Johannes merasa terpukul, gadis itu memasang tanggung jawab untuk melindunginya. "Julia...ini salahku...aku menemui Vivine tanpa seizinmu...harusnya aku...". Julia mengangkat tangannya ke atas, dia tak ingin ribut di depan kepala sekolah dan wali kelas Vivine.

Ibu kepala sekolah memberi isyarat ke Miss Gina, mereka berdua meninggalkan ruangan itu. memberikan ruang kepada Keluarga kecil itu untuk menyelesaikan masalah mereka. Entah apa yang terjadi dengan keluarga itu, tetapi tentu saja hal itu tidak perlu diketahui orang lain.

Julia tidak ingin ribut di ruang kerja kepala sekolah, terlebih di depan putri mereka. Vivine tumbuh sebagai anak yang pengertian, tapi walau gimana dia tetaplah anak berusia 5 tahun. Dalam perjalanan usianya dia lebih banyak bersama dengan ibunya Julia di Inggris

Tanpa tes DNA, sudah jelas terlihat kalau Vivine mewarisi wajah moyangnya dari Johannes, ayah dan anak itu tampak sangat mirip.

Julia tidak bisa mengalahkan Vivine, anak itu sudah pasti menyembunyikan kerinduannya kepada sosok ayahnya. Sebelum pergi ke sekolah, Julia membaca pesan yang ditulis Vivine untuk Yohannes, anak iru yang menghubungi Johansson dan membuat rencana bertemu ayahnya.

Vivine pandai membaca dan menulis pesan diponsel, tetapi dia tetaplah anak kecil yang tak berakal. Vivine tidak menghapus pesan yang dibuatnya di ponsel.

"Mari kita pulang!" kata Julia. Johannes terkejut. Apa Julia mengajaknya pulang bersamanya? Julia melirik Jo, "Tolong bawa Vivine!" Jo mengangguk sigap. Dia meraih Vivine dan menggendongnya. Vivine melonjak gembira. "Ayah...ibu..mengajak kita pulang!" anak itu berbisik ke telinga ayahnya. Hatinya sangat gembira. Hari ini hatinya genap. Ada ayah dan ibu di sisinya. Anak mana yang tak bahagia, setelah sekian lama...kini dia memiliki keluarga impian.

Julia pamit kepada kepala sekolah dan wali kelas Vivine, masalah keluarganya akan diselesaikan nya di rumah. Meskipun kejadian tadi menarik perhatian warga sekolah, tetapi masalah mereka selesai tanpa ada keributan, seakan itu hanya masalah biasa.

...

Sementara itu, Miss Gina, statusnya sebagai guru di sekolah itu di evaluasi. Dia di rumahkan selama 1 bulan tanpa gaji, sebagai sanksi atas tindakannya mengambil keputusan tanpa konsultasi. dengan pimpinan sekolah.

Karena dia sudah di rumah kan, Miss Gina memilih pulang ke Johor menjenguk ibunya.

Di luar dugaannya, ibunya berkata telah menerima lamaran sebuah keluarga untuk nya. "Ibu...kenapa ibu mengambil keputusan tidak minta pendapat ku sebelumnya?" dia seperti menerima karma. Tadi pagi dia baru diskorr atas tindakan serupa. Tetapi balasan ini tentu tidak sebanding dengan kesalahannya. "Pikirkan usiamu sudah berapa? Kalau ibu bilang, sudah pasti kamu menolaknya, bukankah kamu selalu begitu?" ibunya tak mau kompromi.

Gina menarik nafas sedikit. lega, calon pria yang di jodohkan dengannya masih setengah duda, pria itu belum bercerai dari istrinya. Setidaknya dia bisa menghindari perjodohan itu, dia tak ingin di anggap perusak rumah tangga orang lain. Meskipun perceraian itu terjadi bukan karena dirinya.

...

Sedangkan, Julia dan Johannes berujung pada sebuah perjanjian tertulis di hadapan pengacara mereka masing-masing tentang status Vivine. Mereka mendaftarkan Vivine menjadi anak mereka di negara Inggris, tempat Vivine dilahirkan dan di besarkan ibunya. Keluarga kecil bercerai itu kemudian berangkat ke London bersama untuk kebahagian putri mereka itu.

Semua itu untuk Vivine. Kedua orang tua mereka harus menebus kesalahan mereka. Tetapi itu bukan alasan untuk mereka bersatu kembali.

Di Negara itu, Johannes bakalan bertemu dengan sahabat Julia, Roberta. Orang yang telah membuatnya salah paham, mengira dirinya terserang penyakit menular seksual dan mematikan. Kenyataannya tidak demikian.

.....

Di Jakarta, Yanuarr dan Revaline menjalani sidang perceraian tanpa kehadiran mereka berdua.

Revaline dan ibunya pulang ke Kalimantan. Mereka memutuskan menetap di Balikpapan. Hidayat dan Realitas menyediakan tempat sementara untuk Yasmin dan Revaline di kota itu.

Sedang Yanuar, menolak di jodohkan dengan Gina, anak sahabat ibunya di Johor. Ibunda Yanuar terkena serangan jantung, dia tidak sanggup menanggung malu kepada sahabatnya itu. Mereka sejak dulu memang punya rencana menjodohkan anak mereka.

"Kamu senang melihat ibu mati kan?!" Yanuar menatap ibunya yang tergolek tak berdaya,

"Pikirkan untuk apa kamu mempertahankan pernikahanmu... untuk apa?!!" ibunya jelas memiliki firasat yang benar, Yanuar akan tahu pada akhirnya. Dia pasti akan menderita lahir batin mengetahui alasan Revaline bercerai darinya.

Apalagi di pengadilan nanti, Revaline mencari cara agar dapat berpisah secepatnya Pengakuan Revaline ini pasti menyakitinya luar dalam.

Nyonya Zubaedah Abdullah, ibundanya Yanuar Abdillah, orang yang paling tidak sabaran dengan proses persidangan perceraian Yanuar dan Revaline. Sudah 7 kali sidang belum putus juga. "Revaline pasti sengaja membuat persidangan ini menjadi sangat lama", Nyonya Zubaedah menggerutu.

Yanuar diam. sebenarnya dia sendiri yang berusaha membatakan sidang gugat cerai tersebut.

Sidang ke 8,

Revaline dan Yanuar hadir ke pengadilan. Keduanya datang secara terpisah, Yanuar datang lebih awal, 15 menit kemudian Revaline datang bersama ibunya, Yasmin. Yasmin mendorong kursi roda Revaline. Pengacara Revaline seorang wanita bertubuh gemuk dan berkacamata menyambut mereka.

Yanuar memandang Revaline dengan sedih, dia sangat tertekan, bagaimanapun dia tidak mengingkan perceraian tersebut. Revaline memilih jarak yang jauh agar tidak melihat langsung wajah Yanuar. Dia harus tega.

Sidang di mulai, hakim pengadilan agama adalah seorang yang bijak, dia memberi kesempatan kepada belah pihak ini, untuk melakukan mediasi dan islah, tetapi keduanya tidak punya kata sepakat.

Yanuar, mengingkan tetap membina rumah tangganya krmbali. "Saya mohon ketua hakim yang mulia dapat mempertimbangkan maksud dan tujuan saya tidak ingin berpisah untuk kebaikan kami dan anak-anak!"

Revaline mengangkat tangannya. "Silahkan nyonya Revaline!" kata hakim ketua.

"Yang mulia, saya mohon putuskan segera pernikahan ini, saya tidak sanggup lagi menjalaninya, Yanuar suami yang baik, saya tidak pantas untuknya lagi, saya sangat berdosa...", Revaline menyeka air matanya.

"Saya bukan istri yang baik...saya...ingin mengungkapkan secara terbuka tentang hal yang sebenarnya....!" Reva memandang Yanuar yang berjarak 8 kursi darinya. Pandangan rasa bersalah dan menyesal.

Yanuar bingung, dia tidak paham maksud Reva. Kebenaran apa yang ingin di ungkapkan Reva.

Kebenaran apa yang ingin di ungkapkan Reva.

Sementara di kursinya Revaline mulai terisak. Setelah tenang, dia melanjutkan bicara dengan wajah tertunduk.

"Maafkan saya Yanuar....kita harus berpisah...karena aku pernah berkhianat denganmu...aku berselingkuh!"

Yanuar terkejut. Dia berdiri di kursinya. Tak percaya, apa dia salah dengar.