Chereads / DINDA / Chapter 19 - SOLO

Chapter 19 - SOLO

DINDA

BAB 19. Solo

Solo, menjelang akhir tahun.

.

.

.

Kedatangan ABU band ke Solo disambut hangat oleh para fans. Mereka dari pagi udah sengaja berkumpul di terminal kedatangan bandara Adi sumarmo. Teriakan histeriss terdengar riuh memadati bandara. Spanduk poster dan kalimat dukungan terangkat di atas kepala mereka. Anak-anak ABU mengulurkan tangannya untuk sekedar berjabat tangan ataupun memberikan tanda tangan. Diluar dugaan mereka jumpa fans dadakan ini nggak kelar-kelar, dan para sekurity juga udah kualahan buat ngadepin para fans. Mereka terus saja berdatangan dan memadati area lobby bandara.

"Tahu gitu kita naik mobil aja." Uno memaksakan senyumanya.

"Kalau naik mobil capek tahu!" Riska mendorong barang bawanya.

"Daripada capek, dikerubunin kayak gini." keluh Uno lagi.

"Kalian kan public figur ya wajarlah di mintain tanda tangan! Senyum jangan sewott entar pamor loe turun."

"Ciiee..Elo cemburukan, Babe?" ledek Uno.

Akhirnya rombongan manajemen dan ABU bisa masuk ke dalam mobil yang sudah disediakan oleh panitia acara. Mobil mewah itu langsung melesat menuju ke hotel tempat mereka bakal menginap selama di Solo.

Show Abu di Solo jadwalnya baru besok lusa, jadi mereka bisa ngisi waktu kosong untuk latihan, sekalian liburan dan jalan jalan. Akhir-akhir ini jadwal manggung ABU memang super padat karena lagu mereka booming di pasaran. Belum lagi kejaran para wartawan yang penasaran dengan seputar asmara dan pengakuan fenomena Erza tempo hari. Sebulan belakangan memang menguras tenaga mereka, untunglah Riska bisa mengatur jadwal libur. ABU dapat cuti dua hari sebelum manggung, lumayanlah bisa jalan sambil makan enak selama di Solo.

"Di Solo tempat rekreasinya mana aja, Pak?" Uno langsung bertanya pada si sopir.

"Banyak e... mas." ucap si sopir mantap.

"Kalau makan yang enak, Pak?" tanya Andi.

"Banyak juga e... mas." jawaban keduanya nggak kalah mantap.

"Dari tadi bilang banyak mulu? Ada yang dekat-dekat hotel nggak, Pak?" tanya Baim.

"Banyak e....." Si sopir langsung mingkem karena diplototin semua penumpangnya.

"Maaf kelepasan, Mas. Besok ada SBC (Solo Batik Carnival) mas acara tahunan itu, menarik banget hlo, sampeyan mesti liat." kini si sopir memberikan jawaban yang jelas.

"Di mana emang?" Baim antusias, dirinya memang pengen nge-shot event-event kaya gini, jadi kamera DSLR yang dibawanya nggak dianggurin sia-sia.

"Biasanya kumpul dulu di Ngarsopuro, trus ntar seharian penuh keliling sepanjang jalan protokol di Slamet Riyadi." jelasi sopir itu lagi.

"Ada makanannya nggak?" tanya Andi.

"Loe kalau sehari aja nggak nanya soal makanan kenapa sih Ndi? malu-maluin banget!" Baim mencubit perut buncit Andi.

"Adududuh... tolongin gue, Za." Andy ngedesel-desel punggung Erza.

"Hlo udah kaya babi ngepet deh, Ndi, kalau ngedesel-desel gini!!" Ejekan Erza bikin semuanya kaget.

Erza melihat pandangan teman-temannya yang 'ANEH' banget ke arahnya. Yaiyalah, secara mereka kaget ngedengerin Erza nyeloteh setelah sekian lama. Sudah 4 tahun ini Erza berubah banget. Dia lebih banyak diem, ngelamun, dan nggak pernah bercanda kaya dulu lagi.

"Udah sembuh Loe, Za?" tanya Baim penasaran.

"Udah nggak stress lagi?" Riska ikutan nanya.

"Beneran?" Uno nambahin.

"Iya, Za?" Andy nggak mau kalah.

"Kalain tu apa-apaan sih??" sahut Erza. Sahutan Erza di sambut tawa dan ejekan semua temannya.

"Pak sopir nggak usah ikut-ikut ketawa..!" sindir Erza.

"Iya, Mas."

•••DINDA•••

Baim dari tadi sibuk buat motretin para model yang sudah berpose pake baju-baju keren ala SBC. Para peserta Karnival yang mengenali Baim malah ikut-ikutan foto dan minta foto bareng. Cowok berbadan kecil ini oke-oke aja sampai dirinya di kagetin sama teriakan Uno. Andy dan Riska mengikuti Uno sedangkan Erza cuma ikutan nebeng jalan di belakang kayak biasanya.

Kedatangan semua anggota band ABU langsung bikin semua orang yang mengenali mereka histeriss. Ada yang ngajakkin foto-foto sampai minta tanda tangan. Beberapa diantaranya sampe ada yang nekat minta cium, bikin Uno kena jeweran Riska. Para sekuriti dan body guard yang menemani mereka pun sampai merasa kualahan.

"Gue fotoin, kalian stand by di situ!" Baim mengatur posisi semua sahabatnya di samping para model, hendak mengambil beberapa foto buat kenang-kenangan.

CEKREK..!

"Sip." Baim mengangkat jempol sebagai kode kalau jepretannya sukses.

Setelah ber foto bersama mereka berpencar ke arah masing-masing untuk melihat-lihat Karnival. Baim langsung membuka mode galery foto dari kamera DSLR nya. Penasaran dengan hasil foto yang baru saja diambil, Baim tersenyum puas melihat hasil jepretannya. Namun ada sebuah bayangan wajah yang nggak asing mengagetkannya. Langsung aja tangan Baim mencet tombol zoom-in sebesar mungkin buat mengecek wajah yang dikenalnya itu.

"Dinda??!" seru Baim.

Baim menoleh mencari ke arah wajah itu, namun Dinda sudah tidak ada di sana. Baim masih bertolah-toleh, mencari-cari sosok Dinda di kerumunan banyak orang.

"Erza, loe harus lihat ini." Baim ingin memberitahukannya pada Erza, namun Erza sudah tak ada di sampingnya.

"Za??!" panggil Baim.

"Uno, Erza ke mana?" Baim berteriak pada Uno yang sedang membeli makanan bersama Riska.

"Nggak tahu, bukannya tadi sama elo..?" jawab Uno.

Baim bingung mencari Erza, dirogohnya saku celana untuk mengambil ponsel. Secepat kilat Baim membuat panggilan untuk Erza.

Nomer yang anda tuju sedang tidak ak...

Klik...

"Ponselnya nggak aktif, sialan..kemana sih elo, Za?"

•••DINDA•••

Solo, akhir tahun

.

.

.

Malam pergantian tahun ini ABU akan konser di Solo, makanya Noni udah dandan rapi, cantik, dan wangi. Jarum jam belum genap menunjukkan pukul enam malam, tapi Noni udah berangkat dengan sekuter metiknya menghampiri Dinda di kosan.

"Din.. Dinda.. buka pintu dong." Noni mengetuk pintu kosan Dinda.

Dinda melangkah keluar dari kamarnya, Noni langsung dikagetkan dengan penampilan Dinda yang gila abis. Dinda pake daleman baju putih dengan outer kemeja kotak-kotak merah, di lengkapi topi dan kaca mata hitam. Sontak aja Noni langsung berteriak histeris.

"Dinda kita mau lihat konser musik DI MALAM HARI!!" Noni menggaris bawahi keterangan waktunya.

"Iya tahu."

"Trus ngapain pake kaca mata hitam malam-malam? Apa ya kelihatan tho Din..Din..?" tanya Noni bingung dengan penampilan Dinda.

"Ya nggak apa-apa kan?" Dinda memandang Noni.

"Terserah deh." Noni sewot.

"Iya..iya aku lepas." Dinda memasukan kacamatanya ke dalam tas ransel hitam.

"Ready to go?" Noni langsung tancap gas ke Mangkunegaran Solo, tempat konser ABU digelar.

Dinda memejamkan matanya menikmati perjalanan menuju ke konser ABU. Dalam hati terus berdoa agar Erza tak melihatnya, tak menemukan keberadaannya di kerumunan penonton. Dinda ingin kembali melihat Erza walaupun hanya sebagai seorang penonton.

"Gue kangen, Za."

Dinda saat itu tidak mengetahui kalau Erza menangis bahagia melihat fotonya pada layar kecil di belakang kamera Baim.

"Gue kangen, Din."

•••DINDA•••

Akyu juga kangen Za..^^

Terus dukung kisah cinta mereka ya gaes..

Klik like, comment, dan pencet fav❤️

Jangan lupa kasih dukungan buat author yang haus pujian ini..><

Wkwkwkwkwk

Selamat membaca ^^

❤️❤️❤️❤️

Bagi banyak cinta untuk banyak orang