Chereads / Bastard and Cold Devil / Chapter 10 - Bastard 10 : Valerie Melakukan Semuanya

Chapter 10 - Bastard 10 : Valerie Melakukan Semuanya

"Ahh, Sir." Desah Valerie. Suaranya tercekat saat merasakan lembab dan dingin memasukki lubang telinganya. Napas Valerie terengah cepat dan dadanya naik turun. Tangan Valerie segera terangkat dan menjambak rambut Alarick untuk menyalurkan rasa nikmatnya.

Alarick mencium telinga Valerie dan mendesah di telinganya. Tangan Alarick menyibak rok pendek Valerie dan mengusap paha Valerie dengan gerakan lembut, membuat Valerie menggeliat kegelian. "Kau, tidak pernah memakai rok sependek ini saat berkerja. Alasannya jelas karena aku sudah melarangmu untuk menggunakannya. Tapi, hari ini, kau memakai rok sangat pendek di kafe yang begitu banyak pria. Dan lagi, kau menggunakannya saat berkencan. Kau membuatku sangat marah, Valerie. Amat sangat marah." Ucapnya tajam.

Valerie menatap Alarick dengan tatapannya yang buram. Alarick kemudian memajukan wajahnya dan mencium rahang Valerie. Lidah Alarick menjilat tulang rahang Valerie dan menghisapnya. Bibir Alarick turun dan mencium leher jenjang Valerie, menggigitnya dan menghisapnya dalam. Valerie kembali mendesah. Tangan Alarick menyentuh payudara Valerie yang tertutupi kaos kebesaran. Merasakan tidak ada penghalang di sana, Alarcik menaikan kaos Valerie hingga buah dada Valerie terlihat. Puting Valerie yang berwarna pink terlihat mengeras dan menegak. Alarick mencium bibir Valerie sejenak dan turun untuk mengecup puncak payudara Valerie.

"Sir..." Desah Valerie.

Alarick meniupkan angin di atas puting Valerie, membuat Valerie tercekat dan mendesah keras sekaligus. Tangan Valerie mencengkram erat seprai dan tubuhnya menggeliat karena geli. Bibir Alarick turun dan mengulum puting payudra Valerie. Valerie berteriak saat Alarick menghisap payudaranya kuat-kuat. Gigi Alarick menggigit kecil puting payudaranya dan lidahnya memainkan puting payudara Valerie. Tangan Alarick tidak tinggal diam. Tangan kanannya meremas payudara Valerie dengan keras dan menjepit puncak payudaranya dengan jari-jarinya. Tangan kirinya turun dan menekan vagina Valerie yang tertutup kain. Valerie mendesah dan tangannya makin erat mencengkram seprai. Alarick menurunkan celana dalam Valerie dan menyentuhkan tangannya di sana. Satu jari Alarick menerobos masuk ke dalam vagina Valerie yang sudah basah.

"Ahhh hahh." Desah Valerie sambil menggigit bibir bawahnya.

"Aku akan menghukummu hari ini." Ucap Alarick dengan nada rendah. Jarinya mulai maju mundur dengan perlahan. Sangat pelan dan seolah hati-hati. Namun, bukan itu tujuan Alarick yang sebenarnya. Alarick ingin menghukum Valerie dengan cara menyiksanya dengan kenikmatan.

Valerie mengangkat wajahnya untuk menatap Alarick yang balas menatap Valerie dengan mencekam dan penuh gairah. "S-sir..." Desah Valerie.

Alarick masih memainkan jarinya dengan lambat di vagina Valerie. Valerie menggigit bibir bawahnya. Tangannya mencengkram seprai semakin erat. Dengan helaan napas berat, Valerie mencoba pasrah dalam permainan jari Alarick yang lambat. Namun, lama kelamaan hal itu menyiksanya. "Harder, Sir."

Alarick menyeringai iblis. "Tidak, Valerie. Kau sedang di hukum."

Valerie menatap ke bawah, ke arah jari-jari Alarick berada dan memainkan vaginanya. Valerie mengangkat pinggulnya dan mencoba menggerakan jari Alarick dengan cepat. Namun, Alarick bergeming dan menghentikan kegiatan jarinya. Kesal, Valerie menggeram dan mencoba meraih jari Alarick untuk memasukki lubang vaginanya. Valerie menggeram. "Sir!" serunya, dan Alarick menjauhkan jarinya.

Valerie menatap kesal pada Alarick. "Anda mempermainkan saya?"

"Kau sedang ku hukum, Vale. Kau seharusnya diam saja."

"Tapiβ€”Ahhh." Protesan Valerie terpotong saat Alarick memasukkan 2 jarinya ke dalam Valerie. Valerie mendesah kencang saat Alarick menggerakannya dengan lambat dan hati-hati. Sambil terengah, Valerie mencengkram tangan Alarick dengan kencang. Dia mencoba menggerakan pinggulnya dengan cepat, mencoba menghilangkan siksaan jari Alarick dengan gerakan cepatnya. Namun, Alarick malah mengepalkan tangannya dan jarinya tidak menusuk lubang vagina Valerie lagi. Valerie mendesah protes.

Alarick membalikkan tubuh Valerie dan Valerie memekik kencang. Alarick mengangkat pinggang Valerie dan melebarkan kaki Valerie agar Valerie menungging sambil mengangkang.

Plak

"Ah!" satu tamparan di pantat Valerie membuat Valerie berjengit dan memekik. Kedutan keniknatan masih terasa di kewanitaannya. Dan dengan Alarick yang menampar pantatnya membuat kewanitaan Valerie bergetar.

"Itu untuk kau yang berani berkencan." Ucap Alarick serak.

Plak

"Ah... Sir." Kali ini, rasa sakit menggantikan rasa nikmat Valerie saat Alarick menampar pantatnya di bagian yang sama. Valerie mencengkram seprainya kencang, dan mencoba bangun. Namun tangan Alarick menahan punggung Valerie dengan cepat. "Sir, saya mohon hentikan!"

"Itu untuk kau yang berani memakai rok pendek." Kata Alarick, tidak mempedulikan perkataan Valerie.

Plak

"Aw!! Sir, saya mohon hentikan!"

"Itu untuk kau yang memperlihatkan pahamu pada pria lain."

Plak

"Sir! Lepaskan saya!"

"Itu untuk kau yang berani marah padaku."

Plak

"Sir... Itu menyakitkan." Ucap Valerie lemah.

"Dan itu untuk kau yang membuatku marah." Kata Alarick dengan suaranya yang dingin. Alarick melepaskan tangannya dari punggung Valerie, dan Valerie segera berguling ke samping. Dia menurunkan kaos kepanjangannya dan juga rok pendeknya yang tersingkap.

Mata Valerie menatap Alarick dengan marah sekaligus ketakutan. "Anda keterlaluan, Sir." Katanya bergetar.

Alarick tersenyum sinis. "Ya, aku keterlaluan. Terlalu mentolerimu, terlalu baik padamu, dan terlalu memanjakanmu. Sudah berapa lama kau bersikap se-kurang ajar ini padaku?"

"Saya tidak pernah berlaku kurang ajar!"

"DIAM!!"

Valerie berjengit. Napasnya tercekat kaget dan matanya memelototi Alarick, tidak menyangka Alarick berani memarahinya.

Alarick menaiki kasur. Valerie berteriak dan segera menjauhi Alarick, namun Alarick dengan cepat menarik tangan Valerie dengan kencang. Tubuh Valerie kali ini bergetar ketakutan karena wajah Alarick yang mengeras dan memerah marah yang tak pernah Valerie lihat selama ini. Valerie mengerut ketakutan sedangkan Alarick memajukan tubuhnya dan mencondongkan wajahnya hingga tepat di depan wajah Valerie. Tangan Alarick terangkat dan mencengkram rahang Valerie dengan kuat.

"Tak ada satu orang pun yang berani melemparkan bantal padaku, marah padaku, mengusirku, dan melanggar peraturanku. Tapi kau? Kau melakukan semuanya, dan inilah batas kesabaranku." Kata Alarick dingin.

Valarie menelan ludahnya susah payah. Jantungnya berdegup kencang karena ketakutan dan matanya menatap Alarick dengan berkaca-kaca. "S-saya sudah minta maaf. D-dan s-saya tidak pernah melanggar aturan perusahaan."

Alarick mendengus sinis. Matanya makin berkilat tajam. "Dan tidak ada orang yang berani melawan ucapanku. Hanya kau yang melakukannya." Katanya. Valerie menelan ludahnya dengan susah payah. "Kau, sekali lagi kau melakukan ini..."

Srekk

Alarick merobek rok pendek yang Valerie gunakan, membuat Valerie memekik kaget. Alarick menatap Valerie tajam. "... Aku akan menghukummu lebih dari ini."

Valerie menundukkan kepalanya, tidak berani menatap Alarick. Bahunya naik turun, dan suara isakan terdengar. Alarick seketika tersadar. Dia menjauhkan tubuhnya dari Valerie dan menghela napas panjang. Tanpa mengucapkan apapun, Alarick pergi dari sana dan membiarkan Valerie menangis kencang sambil menarik selimut dan memeluknya dengan kencang.

Suatu kesadaran menghampiri benak Valerie.

Untuk pertama kalinya, Valerie menangis karena laki-laki. Dan sialnya, laki-laki itu adalah Alarick.

Ya Tuhan, Valerie merasa direndahkan saat ini.

Atau memang Valerie yang rendahan?

Valerie menangis makin kencang. Ya Tuhan, Valerie, kau sangat murahan! Benar-benar murahan! Bagaimana bisa kau se-jalang itu kepada seorang pria?? Di mana harga dirimu, hah?? batin Valerie mengeluh.

***

Paginya...

Seperti biasa, Alarick memasuki kantor perusahaannya dengan sapaan yang datang dari semua karyawan. Semuanya serba biasa saja, kecuali meja Valerie yang masih rapi dan kosong tanpa tas yang biasanya disimpan di pinggir kursinya. Alarick menatap heran, lalu membuat panggilan telfon ke nomor Valerie. Saat operator yang menjawab panggilannya, Alarick beralih menelfon resepsionis kantornya.

"Ya, Sir?" jawab resepsionis.

"Kau. Kau tahu Valerie ke mana? Kenapa dia tidak masuk ke kantor?"

"Oh, Miss Selvig tadi subuh menitipkan surat pengunduran diri lewat Pak Satpam. Dan saya sudah menyimpannya di atas meja Anda, Sir."

Degg

Alarick terdiam di tempatnya. Matanya melirik sebuah amplop putih yang baru disadarinya ada sebuah kalimat Surat Pengunduran Diri yang di tulis dengan tulisan khas milik Valerie. Dengan napas terengah panik, Alarick kembali memusatkan perhatiannya pada telfon. "Kau bercanda??? Tak mungkin Valerie mengundurkan diri!!"

"Saya pun merasa heran, Sir. Saat mencoba mengkonfirmasi, nomor Miss Selvig tidak aktif sama sekali. Namun, Anda bisa tenang. Saya sudah menghubingi personalia dan sekretaris pengganti akan..."

"Bukan itu masalahnya! BUKAN ITU!!" teriak Alarick dan langsung menutup telfonnya. Napas Alarick tidak beraturan dan dadanya naik turun karena emosi. Alarick segera keluar dari kantornya dan melajukan kendaraannya ke apartemen Valerie.

Alarick mengetuk pintu apartemen Valerie dengan kencang. "Valerie! Aku tahu kau berada di dalam! Buka pintunya! Buka!!!" teriaknya sambil mengetuk pintu tanpa henti. "Valerie!!!"

"Hey, Bung!" Panggil seorang remaja yang baru saja membuka pintu apartemen di sebelah Valerie. "Jika kau mencari wanita yang tinggal di sana, dia sudah pergi sejak subuh lalu dengan koper. Dia tidak berada di dalam! Jangan sok tahu dan membuat keributan!!" Remaja itu kemudian menutup pintunya dengan bantingan keras.

Alarick menggeram di tempatnya. "Sialan kau, Valerie." Katanya dan menendang pintu yang tidak bersalah, seolah pintu itu yang membuatnya sial saat ini.

Tangan Alarick terkepal kencang. Bagaimapun, jika Valerie ke luar negeri, itu akan sangat mudah untuk Alarick mengetahui negaranya. Hanya saja, luasnya bumi akan membuat Alarick sedikit kesusahan untuk mendapatkan alamat tepat yang dituju oleh Valerie.

Perempuan itu benar-benar menyusahkan Alarick.

Tapi tunggu.

Kenapa Alarick harus mencarinya?

TBC

Kasih review yang banyak dan aku akan update hari ini kalau sampai 20 review 🀭