Chereads / Cinta Segiempat / Chapter 15 - Bab.17

Chapter 15 - Bab.17

Clarish memasuki rumahnya dengan tampang bertekuk masam, masih kesal dengan Langit terlebih lagi dengan cowok yang baru saja ditemuinya tadi. Menyebalkan sekali mereka berdua!!!

"Kamu kenapa Cla?? Kok kesal begitu"tanya Mamanya Clarish begitu melihat wajah masam putrinya. Wanita itu tengah menata cookies buatanya kedalam toples saat Clarish melewatinya.

"Tadi digangguin cowok stres Ma"sahut Clarish asal, cewek itu menghampiri Sang Mama di dapur. "Tumben Mama bikin cookies keju, kan Clarish nggak suka keju"tanyannya heran.

"Siapa bilang ini buat kamu??? Mama bikinin ini buat Langit bawa pulang"cibir Sarah menggoda anaknya.

"Lho, Langit disini Ma??"tanya Clarish kaget

"Iyalah. Dia lagi ditahan sama Papa kamu, makanya nggak bisa jemput kamu. Tuh, lagi main catur di taman belakang"jelas Sarah menunjuk pintu belakang dengan dagunya "Oh, Mama tahu. Kamu kesel karena Langit nggak jadi jemput kamu dan malah ngirimin mobil ke Rumah Sakit kan"selidiknya begitu melihat senyum Clarish.

"Hehehe, tahu aja"kekeh Clarish, "Ke belakang dulu ya"celotehnya kemudian mencium pipi Mamanya sebelum menghilang ke taman belakang rumah.

Sampai di taman belakang, Clarish dapat melihat 2 orang cowok tampan tengah memainkan bidak-bidak catur dengan serius. Mengamati kerutan di kening keduanga, juga mendengar decakan sang ayah yang terlihat tersudut oleh bidak catur putih milik Langit.

"Skak"seru Langit tersenyum lebar.

"Waduh, Om kalah lagi"keluh Damian untuk yang kesekian kalinya.

"Gara-gara Papa nih, Langit jadi nggak bisa jemput aku"rengek Clarish layaknya anak kecil yang merajuk. Cewek itu berjalan mendekat kemudian duduk di samping ayahnya.

"Eh, siapa bilang??? Langit bahagia kok karena nggak jadi jemput kamu, dia lebih milih Papa daripada kamu. Iya kan Lang??"sahut Damian tersenyum mengejek pada putrinya.

"Iya Om, lebih baik main catur sama Om daripada jemput Clarish. Suka pusing kalau dengerin omelannya tentang pasien-pasiennya itu"sahut Langit membahas kebiasaan Clarish yang selalu membicarakan tentang pasien-pasiennya disepanjang perjalanan menuju rumah cewek itu.

"Tuh kan Cla, pesona kamu kurang mempan. Kurangin-kurangin tuh, kecerewetan kamu yang udah over itu"ledek Damian tak henti hentinya.

"Papa.."tegur Clarish manyun.

"Hahahaha, bercanda"sahut Damian terkekeh "Ngomong-ngomong, kok kamu baru pulang??? Bukannya jam kerja kamu sampai pukul 5 sore ya"tanyanya heran.

"Iya, tadi mobil Clarish mogok Pa"jawab Clarish teringat kejadian menyebalkan tadi.

"Hahahhahha"sontak saja dua orang dengan adam apple di leher itu tertawa bersama.

"Ih, kok kalian ketawa sih??? Seneng banget deh, kalau lihat Clarish susah"omel Clarish manyun.

"Trus lo pulangnya gimana??"tanya Langit disela-sela tawanya.

"Ada cowok yang bantuin. Walaupun pada akhirnya bikin gue darah tinggi juga sih"jawab Clarish tersenyum kecut.

"Kok bisa, emang kamu apain??? Cowok itu nggak kenapa-kenapa kan??"tanya Damian ikut nimbrung.

"Kok nanyanya gitu Pa, kan seharusnya kebalik. Anak Papa itu cewek cantik lho Pa... Ini bukannya khawatir malah nuduh yang enggak enggak..."dengus Clarish sebal.

"Karena Om Damian tahu Cla, kalau lo lebih berbahaya dari cowok manapun. Lo kan cewek bar bar..."sahut Langit menjawab omelan Clarish.

"Nah, itu maksud Papa tadi Cla..."

"Baru kali ini ya, ada orangtua yang seneng banget kalau anaknya dikatain bar bar. Ah, udah ah... Clarish mau ngambek aja..."ceriwis Clarish ngambek, buang muka dari dua orang menyebalkan itu.

"Bukan cuma bar bar, tapi juga tukang ngambekan ternyata Lang"goda Damian semakin membuat Clarish kesal.

"Papa ih..."

"Eh, ngobrolnya nanti aja di lanjutin di dalam. Udah mau magrib ini...."teriak Sarah pada tiga orang itu.

"Ayo masuk!!"ajak Damian pada Langit dan juga Clarish. Mereka bertigapun masuk ke dalam rumah begitu mendapat titah dari Sang Kanjeng Ratu.