Chereads / Cinta Segiempat / Chapter 20 - Bab.22

Chapter 20 - Bab.22

"Denta!!!"panggil sebuah suara menginterupsi makian dari Sabda. Cowok tampan dengan setelah kemeja rapi terlihat menghampiri Jaksa tampan itu.

"Lho, Lang. Lo disini juga?? Sama siapa??"tanya Denta menyapa sosok yang dikenalnya itu

"Rencananya mau makan siang sama temen. Eh, ternyata dia nggak jadi datang. Gue mau balik ini..."jawab Langit ramah.

"Lhah, buru-buru banget. Gabung aja sama kita-kita..."saran Denta.

Langit menoleh sebentar pada kumpulan pria-pria kesepian itu,"Nggak papa nih, kalau gue gabung??"tanyanya basa basi.

"Santai bro.... Geng kita masih buka lowongan kok"kelakar Satria

"Yoi"imbuh Raja dan Enggar

"Oh, ya. Kenalin dulu dong, ini Langit. Gue ketemu dia di pengadilan. Kasus korupsi yang pernah gue ceritain ke lo semua..."terang Denta memperkenalkan Langit.

"Langit"ujar Langit mengulurkan tangan kepada semuanya.

"Satria"

"Enggar"

"Sabda"

"Raja kan??"ucap Langit sebelum cowok itu menyebutkan namanya.

"Hehehe... iya"kekeh Raja.

"Lo nggak inget sama gue, gue pernah kontrak lo untuk jadi model aplikasi gue beberapa bulan lalu"tanya Langit tersenyum.

"Aplikasi???"Raja mengerutkan alisnya mencoba mengingat-ngingat. "Oh, astaga gue inget.... Lo yang waktu itu datang sama Mas Dimas kan"oceh Raja teringat wajah Langit.

"Iya, dia itu kakak gue. Waktu itu dia lagi kunjungan ke perusahaan gue, jadi sekalian aja gue ajak survey lapang."jawab Langit ramah. "Lo kenal sama Mas Dimas??"tanyanya kemudian.

"Gue sering kerjasama bareng Mas Dimas"jawab Raja. "Jadi lo itu CEO dari Aplikasi CHAT-ING??"Langit mengangguk sopan.

"Jadi lo pengusaha?? Wih. Calon mantu idaman nyokapnya Sastya nih"celetuk Sabda tiba-tiba.

"Huh??"Langit tak mengerti.

"Enggak-enggak papa. Gue lagi ngomongin temen gue..."kilah Sabda

"Eh, ngomong-ngomong tuh anak. Lo bukannya lagi PDKT sama sobatnya bini gue itu. Si Sastya itu...."celoteh Raja tiba tiba.

"PDKT apaan??"dengus Sabda "Deket deket sama dia itu kayak kerja jadi pawang macan tau nggak. Kudu ekstra sabar dan juga waspada. Galak banget dia. Sumpah!!"imbuhnya kemudian.

"Sastya siapa nih yang kalian maksud?? Sastya yang satu jurusan sama gue bukan sih"timpal Denta penasaran.

"Iya bener, mantannya Si Binar ketua BEM FISIP angkatan kita"sahut Raja membenarkan.

"Gila!!! Tu cewekkan emang terkenal galak. Mulutnya berbisa bro, bisa bikin kulit alergi. Kalau ngomel tuh kayak petasan tahun baru, moodyan banget orangnya, trus kalau ngambek lama banget. Sampai lumutan gue nungguin dia berhenti ngambek..."curhat Denta tiba tiba, pria itu bergidik ngeri kala mengingat sosok Sastya saat masa kuliah dulu.

"Kok kalian berdua bisa kenal Sastya. Kok gue kagak kenal sama tuh cewek..."tanya Sabda heran, padahal kan mereka satu kampus.

"Ya iyalah gue kenal. Asal lo tau aja ya, perlu waktu 2 tahun buat gue ngeyakinin Sastya supaya dia ngerestuin hubungan gue sama Ratu. Secara dia itu kan bestiesnya istri gue dari jaman SD. Dulu tuh, berasa lagi carmuk sama calon mertua tau gak. Ribet banget tu orang..."curhat Raja mengingat betapa menyebalkannya Sastya saat menentang hubungannya dulu dengan Ratu.

"Astaga!!! Jadi macan galak yang selalu lo ceritain ke kita kita itu, Si Sastya ini. Kok gue nggak ngeh sih..."celoteh Sabda tak habis fikir.

"Ya pantes aja kita kagak tau Sab, setiap cerita ke kita kan Raja selalu pakai nickname. Kita juga nggak pernah jalan rame rame, dia cuma ngajakin Ratu aja kalau ke baskamp"imbuh Denta

"Kalau gue ngajak Sastya, gue nggak bisa pacaran sama Ratu lah. Dia kan overprotective banget kalau sama sahabatnya itu. Lagian gue berbaik hati, nggak mau bikin kalian berdua darah tinggi"ceriwis Raja.

"Separah itu emang, yang namanya Sastya itu"celoteh Langit setelah sedari tadi hanya menyimak obrolan 3 pria beralmamater kampus negeri di Jakarta itu. Maklum saja dia nggak tau siapa subjek yang dimaksud, Langit sendiri menyelesaikan gelar S1 sampai Masternya di luar negeri. Dia juga baru kenalan dengan mereka semua.

"Parah banget!!!! Lo jangan sampai kenal sama dia deh, bisa anfal lo"saran Sabda berlebihan.

"Halah. Bilang aja kalau lo nggak mau ada saingan, Langitkan hidupnya lebih menjamin"canda Raja tersenyum mengejek.

"Nggak butuh gue, udah puyeng sama satu perempuan cerewet di hidup gue"sahut Langit. Cowok itu mulai santai menanggapi obrolan genk ini,"Nah, kalau lo Ta. Lo tadi ceritanya kayak udah kenal banget sama Si Sastya itu"tanya Langit beralih melirik Denta.

"Duh, sebenernya gue nggak mau bilang. Takut lo berdua pada jantungan saking kagetnya"ceriwis Denta tersenyum mencurigakan.

"Apaan dah lo??"balas Raja keki

"Hehehe...Gue pernah pacaran sama Sastya waktu semester 1 dulu. Sebelum dia jadian sama Binar dan sebelum lo PDKT sama Ratu"ucap Denta tersenyum puas kala melihat ekspresi teman-temannya.

Sabda langsung menyemburkan kopi yang baru saja memasuki kerongkongannya. Sedangkan Raja melotot tak percaya dengan pengakuan dari Denta barusan. Satria, Enggar dan juga Langit hanya diam saja karena mereka tak mengenal subjek yang dibicarakan. Walaupun di benak Satria dan Enggar tersimpan rasa penasaran dengan nama Sastya tersebut. Bukan apa apa, mereka mengenal satu nama Sastya dengan predikat cerewet dan juga galak seperti yang mereka ceritakan barusan.

"Demi apa kalian berdua pacaran?? Seriusan?? Lo nggak lagi ngibulin kita berdua kan"sangsi Sabda yang pertama tersadar.

"Tanya dia aja kalau nggak percaya"sahut Denta santai

"Kok lo nggak cerita ke kita kita sih??"tuntut Raja

"Ya ngapain, gue curhat hubungan asmara gue ke lo berdua. Toh, gue gabung sama kalian, status gue udah balik jomblo lagi"

"Jadi kalian pas semester 4 putus??"tanya Sabda

"Bukan semester 4, pokok gue pacaran sama dia cuma 6-7 bulan gitu deh"

"Wih, tahan juga ya lo pacaran selama 7 bulan sama Wilujeng Sastya yang super bawel itu"entah ini pujian atau hinaan yang dlontarkan Sabda barusan.

"TUH KAN!!!"teriak Enggar dan Satria bersamaan, kontan membuat penghuni lain dimeja itu kaget.

"Lo berdua ngagetin aja sih!!! Ada apaan??"tanya Sabda mengomel.

"Pantesan aja gue ngerasa kenal banget sama spesies yang kalian bicarain barusan. Ternyata..."gumam Satria kemudian

"Ternyata apaan??"tanya Raja tak mengerti.

"Kalian bertiga lagi ngomongin Wilujeng Sastya kan. Dia sekarang kerja di MT4 kan, iya bener kan"celoteh Enggar

"Iya. Trus kenap....Astaga!!! Goblok, baru inget gue. Satu gedung sama lo berdua kan?? Kalian berarti kenal Sastya dong??"ucap Sabda seakan baru tersadar kalau 2 sahabatnya itu seorang customer service sama seperti perempuan yang sedari tadi jadi bahan obrolan mereka.

"Yah, kalau dia mah. Gebetan gue di kantor. Bahan guyonan kalau lagi gabut"sahut Satria teringat akan godaannya pada perempuan itu.

"Yo'i. Asyik aja gitu bikin dia marah marah, ngedumel nggak jelas trus endingnya malah bikin kita darah tinggi karena mulutnya yang setajam silet"kelakar Enggar membenarkan.

"Astaga!!! Dunia tuh sempit banget ya..."celoteh Denta menerawang.

"Hehm. Kita nggak pernah tahu kalau cewek super berisik itu sama sama mampir ke hidup kita. Mukjizat atau malah petaka nih??"imbuh Raja

"Petaka buat gue"ketus Sabda mendengus

"Mukjizat kali ya, gue selalu ketawa kalau sama dia"ceriwis Enggar

"Gue juga"Satria dan Denta membenarkan ucapan Enggar

"Ya, bagi gue sih mukjizat. Kan gue bisa jadian sama Ratu juga gara-gara dia"celetuk Raja

"Wah, tinggal gue aja nih. Yang hidupnya belum diganggu Si Sastya ini"celoteh Langit tiba tiba.

"Duh, jangan sampai deh!!! Mandi kembang 7 rupa sono, supaya lo nggak kena sial atau ke dukun buat tolak bala. Ke Kyai juga bisa tuh, minta Sastya buat di rukiyah dulu..."saran Sabda asal

"Boleh juga tuh, saran lo"Langit hanya menimpali ucapan serius Sabda dengan guyonan.

Well, tidak ada yang tau kalau Sastya akan menganggu hidup salah satu dari mereka hingga perempuan itu puas mendapatkan apa yang dia mau.

Siap siap saja ya.....