"Kamvret tuh cewek!! Bikin orang darah tinggi aja sih...."gerutu Sabda begitu mendudukkan pantatnya di kursi meja nomor 46, dihadapan ke 2 temennya yang menatapnya heran.
"Lo kenapa, Mas Sabda?? Dateng-dateng langsung ngomel gitu. Lagi dapet lo??"ledek Satria saat melihat wajah Sabda yang kusut.
"Penampilan lo lusuh banget kayak gembel"imbuh Enggar menghina.
"Kamvret lo!!"makinya pada Enggar "Gue baru aja ketemu sama Sastya versi kedua!!!"dengusnya "Heran deh, kok ada gitu bentukan yang sama bawelnya kayak Sastya. Mereka itu kayak kembar tau nggak, sama-sama bikin darah tinggi gue kumat"omelnya menggerutu.
"Sabar bro... Hiburan kan..."balas Enggar.
"Kalian udah lama"tanya Sabda pada dua customer service itu. Malas meneruskan pembicaraan mengenai spesies yang sama macam-Clarish dan Sastya.
"Baru aja. Lo nggak sama Raja??"jawab dan tanya balik Enggar.
Sabda menggeleng,"Katanya dia masih ada urusan penting. Nanti begitu urusannya kelar, langsung nyusul kesini"
"Gile!!! Nggak nyangka gue punya sahabat yang terkenal kayak dia"ceriwis Enggar teringat dengan awal mula dia bertemu dengan sang model itu. Raja Novendra Aji, model yang saat ini tengah naik daun.
"Lhah apalagi gue!! Dulu waktu kuliah, nggak ada tampang-tampang model tuh anak. Mandi aja males... Dandan rapi itu pas ketemu gebetan doang. Eh, sekarang udah bisa gaya depan kamera. Nggak ada yang tahulah, jalan hidup seseorang"celoteh Sabda yang memang satu almamater dengan Raja.
"Bener banget. Eh, Si Denta juga belum kelihatan. Kemana dia??"tanya Satria, teringat sosok anggota geng yang lain
"Yo, whatsup guyss!!!"teriak sebuah suara menjawab sudah pertanyaan Satria barusan. Cowok yang memakai setelan kemeja warna biru serta celana kain warna hitam itu terlihat menghampiri meja nomor 46 itu dengan senyum lebar tercetak jelas di wajahnya.
"Kasus lo menang lagi."tebak Enggar saat melihat wajah sumringah Denta.
"Iya dong. Gue itu lho... Jaksa paling tampan, menawan dan juga dermawan yang selalu bisa membuat kasus apapun dimenangkan"celoteh Denta membusungkan dadanya bangga.
"Alah tai lo!!!"cibir Sabda melempari cowok itu dengan wadah tisu.
"Yeee, sirik aja lo. Dasar pengacara nggak laku..."ujar Denta menghina.
"Lo Jaksa kegenitan"balas Sabda tak mau kalah.
"Udah woy!!! Kerjaan lo emang musuhan, tapi kan kalian tetep sobatan..."lerai Enggar.
"Lhah, tinggal Raja doang nih yang belum datang??"tanya Denta saat tak mendapati wajah terkenal Raja di meja 46 itu.
"Biasalah!!! Model papan penggilasan mah, sok sibuk"jawab Satria.
Beberapa menit kemudian, Raja datang dengan tampang masam, wajah merah serta beberapa tetes keringat mengalir dipelipisnya. Kaca mata hitam bertengger manis di hidungnya, kaos putih polos dibalut rapi dengan jaket hitam. Tak lupa dengan masker yang selalu setia menutupi wajahnya kalau dia berada di tempat umum.
"Sial, waktu 2 jam gue hangus cuma gara-gara hal yang nggak penting. Lain kali gue perlu program tv yang channelnya nggak ada sinetronnya nih..."omel Raja begitu bergabung dengan sekumpulan pria kesepian yang terdiri dari 2 customer service, 1 pengacara dan 1 Jaksa .
"Ini lagi, dateng dateng langsung ngomel juga. Kayak Sabda lo...."sahut Satria tak habis fikir.
"Lo kenapa ngomel Sab??"tanya Raja pada Sabda, lupa sejenak dengan omelannya barusan.
"Gue ketemu sama cewek gestrek minggu lalu, yang mobilnya gue tolongin"jawab Sabda tak acuh.
"Wih, Jakarta ini luas lho Sab. Tapi lo malah ketemu sama dia lagi, jangan-jangan jodoh tuh"ledek Raja.
"Amit-amit dah"bantah Sabda berdoa supaya ucapan dari mulut sampah dari Raja tak teraminkan.
"Ngomongin siapa sih??"tanya Denta bingung.
"Jadi minggu lalu itu Sabda nolongin cewek yang mobilnya mogok, niatnya sih sambil menyelam minum air. Modus lama gitu, ngajak kenalan setelah bantuin benerin mobil"jelas Raja.
"Terus???"tanya Enggar tertarik.
"Terus gue malah berantem sama tuh cewek, udah gue bilangkan kalau dia itu titisannya Sastya. Mulutnya sama-sama pedes..."balas Sabda mendengus kesal.
"Ya lo juga sih, ngapain pakai bahas masalah cowok vs cewek. Ngamuklah dia karena lo bilang cowok lebih hebat daripada cewek..."Raja kembali meneruskan cerita Sabda.
"HAHAHAHHA"sontak Denta, Enggar dan Satria tertawa kompak.
"Goblok lu!!"ledek Denta
"Bego dipelihara"celetuk Enggar
"Lo perlu berguru sama gue Sab"sombong Satria.
"Setan lo Sat, berguru sama lo tuh malah bikin gue sesat"omel Sabda kesal."Udah deh, jangan bahas gue lagi. Nah, lo sendiri ngapain Ja ngomel-ngomel kayak tadi"tanyanya ke Raja.
"Gara-gara istri sama mertua gue"sahut Raja kembali kesal "Masa mereka nyandra gue, cuma buat nemenin mereka nonton sinetron. Lo tau kan kalau gue itu paling benci sama yang namanya sinetron"curhatnya.
"Lhah, lo sendiri juga kerjanya di dunia entertaiment"sahut Satria tak habis fikir.
"Ya bedalah, kan gue cuma pose depan lensa kamera doang. Bukan akting dengan alur cerita yang bikin gue muntah"sewot Raja.
"Parah banget lo!!!"sahut Enggar
"Emang kenyataannya gitu. Nemenin Mama sama Ratu nonton sinetron itu, bikin gue emosi. Goblok banget. Sumpah!!! Gedeg gue!!"maki Raja tak ada habisnya.
"Duh, Sabar ya Bro. Gak usah dibawa serius, bisa stroke lo kalau nanggepin kegilaannya sinetron"sahut Enggar Si customer service.
"Tau tuh, baper banget lo kayak perempuan"imbuh Denta Si Jaksa.
"Sensi amat lo, kayak Sastya kalau lagi PMS"cibir Sabda.
"Lebay lo, kayak suami kurang kasih sayang"kali ini mulutnya Sastria yang mencibir.
"Diem lo semua!!! Kalian tuh nggak ngerti, gimana menderitanya gue berhadapan sama tuh TV plasma selama lebih dari satu jam. Ayan gue sumpah, langsung kejang kejang. Bikin otak gue makin jongkok, kagak pakai logika tuh sinetron!!!"keluh Raja sok dramatis masih disertai makiannya.
"Lhah, otak lo bukannya udah tiarap ya. Mau seberapa parah lagi???"ledek Sabda yang langsung menimbulkan derai tawa di meja nomor 46 itu.
"Kampret lo!!! Mentang-mentang lo jadi pengacara yang punya predikat profesi dengan pengetahuan luas, smart, keren serta idaman semua wanita. Pengacara nggak laku aja, sombongnya selangit"maki Raja balik mengejek pria itu.
"Sial!! Masih anak bawang gue, belum anak bombay"kilah Sabda kemudian tersenyum konyol.
"Tapi percuma juga kali Ja. Kalau dapet predikat sebagus itu tapi masih ngejomblo sampai sekarang"celetuk Satria tertawa mengejek.
"Nah lo, bener banget kalau ngomong"imbuh Enggar.
"Lebih pantes kalau dapet gelar pengacara kesepian. Ya nggak bro..."Denta ikut mengejek Sabda.
"Mantap!!!"koor Enggar dan juga Satria.
"Jiaah... kalian satu kubu sama Bang Sat. Eh, emangnya kalian bertiga udah taken?? Sama sama pria kesepian aja, berani banget kalian ngebully gue"maki Sabda tak terima.
"Wih, kita mah beda ya Nggar, Ta. Walaupun gelar kita single, tapi kalau kondangan gak malu wira wiri tanpa label. Kan udah ada pendamping setia tanpa embel embel status. Nah, lo..... Gebetan aja cuma numpuk di nomor keramat lo itu. Kapan lo sanding ke kondangan???"ejek Satria telak, benar benar membuat Sabda mati kutu.
"Bener tuh. Kontak hp udah kayak asrama cewek, lhah hati malah kayak kuburan. sepi...Hahahahha"imbuh Enggar ikut meledek Sabda.
"Bangkek lo semua. Kasta kalian itu sama kayak gue!!! Nggak usah maksa punya label kalau kenyataannya tuk pendamping nggak pernah kalian segel. Kasihan gue sama mereka..."cibir Sabda mengejek.
"Lo kira stampel, pakai di segel segala"cibir Satria tersenyum geli.
"Setan lo...."