"Please, Irene... say something. Reply me." desah Diego disela-sela ciumannya.
Irene hanya bisa mengerang. Dia ingin menjawab namun dia kesulitan. Diego seakan menguasai dirinya, lelaki itu begitu lihai mengecup ujung bibirnya lalu bergerak melumatnya dengan dalam.
"Katakan padaku. Apa kau juga mencintaiku?" desis Diego serak begitu ciuman mereka terlepas.
Aku mencintaimu, Diego. Ya, aku memang mencintaimu!
Irene berkata dalam hati. Sungguh, kali ini dia benar-benar dibuat jatuh oleh Diego Alvaro. Lelaki bejat yang pertama kali memperkosa nya. Lelaki yang menaruh luka disetiap jengkal ruang hatinya. Tapi semua itu seakan lenyap begitu saja saat Irene mulai menginginkan Diego. Irene tidak munafik, dia juga membenci Diego. Semua yang dilakukan lelaki itu, menjaganya, melindunginya, menyayanginya dan membuat dia tertawa membuat Irene merasakan hal lain yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya.
Irene menahan jeritan. Dia ingin mengatakan yang sebenarnya bahwa dia mencintai Diego. Tapi lidahnya seakan kelu, tidak ada yang bisa dia lakukan selain meneriaki nama Diego dalam hati.
"Please... say something, Irene." ucap Diego sembari menatap Irene lekat. Tangan Diego sudah tidak mengurung Irene lagi, tapi jemarinya bergerak memegang wajahnya.
Mata hitam milik Diego lantas menatap Irene lekat, membuat Irene tidak bisa melakukan hal lain selain menatapnya dengan mata kecokelatannya yang mulai berkaca-kaca.
"A-aku..."
"Irene sayang... Kenapa suara mu bergetar? Jawab aku..." ucap Diego sembari membelai bibir Irene dengan ibu jarinya.
"Katakan... katakan sesuatu. Ku mohon." pinta Diego, masih mendekap tubuh Irene. Tapi dekapan itu semakin erat, semakin hangat hingga membuat jantung Irene memompa lebih cepat.
Irene memejamkan matanya erat. "Aku.. aku mencintaimu. Ya, aku mencintaimu, Diego."
Tubuh Diego langsung membatu, membuat Irene merasa dia sudah melakukan kesalahan. Tapi beberapa detik kemudian Irene malah memekik karena Diego menggendong tubuhnya dan membawanya ke atas ranjang.
"Well, sepertinya kita harus merayakan pernyataan cintamu, Irene." kekeh Diego geli.
Mata Irene langsung membulat, Oh Tuhan...
***
"No! Jangan! jangan lakukan ini Diego!" pekik Irene tiba-tiba saat Diego mendekatkan wajahnya.
Diego tampak begitu terkejut, dia langsung menjauh dari Irene. Gadis itu tiba-tiba saja menolak sentuhannya. Tapi... kenapa? Bukankah mereka sama-sama ingin melakukannya?
Oh Lord.... Irene menangis!
Gadis itu terlihat tengah meringkuk dengan posisi duduk di atas ranjang. Wajahnya dia benamkan di lekukkan kakinya. Dia terlihat ketakutan. Hal itu lantas membuat Diego buru-buru memeluknya.
Jackson...
Diego menggertakkan giginya tanpa sadar begitu kepalanya mengingat sosok laki-laki itu. Bajingan itu benar-benar brengsek. Diego yakin jika Jackson benar-benar tidak hanya memperkosa Irene, tapi juga mematikan Irene. Lelaki itu menghilangkan Irene-nya. Jackson membuat Irenenya yang segarang macan menjadi kelinci ketakutan. Irene seperti bukan dirinya sendiri. Diego tidak suka ini.
"It's alright, baby. I'm here." bisik Diego sembari mengeratkan pelukannya pada Irene.
Irene sendiri langsung menurut. Dia menenggelamkan kepalanya di dada Diego yang membuat Diego menyadari jika tubuh Irene masih menggigil.
"No! Stop crying Irene... please." bisik Diego sekali lagi.
To be continued.