Chapter 5 - Chat

Aku menaiki tangga rumah menuju kamarku. Huft, hari ini melelahkan. Arrrgh, Gaara memang cari gara-gara, kenapa coba dia mengatakan itu tadi sore? Ini bukan yang pertama kalinya, makanya aku kesal padanya. Saat mata kami tanpa sengaja saling pandang, Sasuke langsung menghampiriku, eh, maksudnya kami.

"Apa yang kalian lakukan?" tanyanya saat berada di samping kami.

"Sasuke?" gumam Ino.

"Bukan urusanmu," ujar Gaara yang masih mencekik leherku. "Memang kau siapa?" Seolah menantang, ia tak mengubah posisinya.

Hah? Jangan pura-pura tak mengenalnya Gaara. Dia temanmu di klub basket. Dasar pikun, jika memang kau tak mengenalnya.

"Bukan urusanmu aku siapa!" ujarnya selalu dengan wajah datar. "Lepaskan Sakura."

Aah, kenapa aura nya selalu mencekam seperti ini sih saat mereka bertemu!

"Ooh, kau tidak tahu? Kami baru saja pacaran."

Hah? Pacar? Sejak kapan?

Tampak jelas kerutan di dahi Sasuke, meski tak lama ia kembali berwajah datar.

PLAK

"Aw!" rintihnya langsung mengusap kepalanya dengan tangan kanan.

"Dasar playboy. Ingat pacarmu itu, Gaara! Kenapa sekarang kau malah mengaku kau dan Sakura pacaran? Kau mau membuat masalah bagi dia."

PLAK

"Hei!"

Ia langsung melepas tangan satunya yang mencekik leherku. Otomatis aku hampir baru kebawah karena belum siap. Untung saja Sasuke memegangku.

"Hei, kenapa kalian jadi memukulku?"

Gaara tampak geram dengan tindakan mereka bertiga yang bergantian memukulnya tak ada habisnya.

"Ayo, pergi," ajaknya yang langsung menggandeng tanganku pergi dari mereka.

Eh, eh, kok balik arah? Kan pintu gerbang ke arah utara, kenapa ini ke selatan?

"Sasuke--" ucapanku terpotong dengan perkataannya.

"Diamlah."

Hanya satu kata itu saja, bibirku langsung terkunci.

"Kenapa kita balik arah? Gerbang sekolah ke arah sana." Aku menunjuk arah di belakangku sambil menoleh.

Dia berbalik lalu diam di hadapanku. "Kau itu tidak mengerti apa yang kukatakan, ya?" Dengan santai nya dia mendekatkan wajahnya ke wajahku. "Apa perlu aku menciummu dulu?"

Hah? Cium?

"Ternyata begitu, ya," gumamnya malah membuatku bingung.

Aaargh, rasanya aku ingin berteriak mengingat kejadian tadi sore. Bahkan aku tak jadi pergi ke cafe dengan yang lain. Tadi Sasuke malah mengajakku menonton latihan basketnya. Apa dia tidak sadar? Jika dia latihan, Gaara juga 'kan. Benar 'kan, baru juga dibicarakan, lima menit kemudian datang. Sialnya, mereka kembali ribut dan malah sampai taruhan. Entah kenapa mereka melakukan itu, aku tidak tahu.

Kenapa sih aku hidup di masa yang sama dengan lelaki meyebalkan. Jika bukan Sasuke yang membuatku kesal pasti Gaara, atau sebaliknya, atau malah keduanya. Huwaaa, aku ingin menangis. Tapi ... dada ini entah kenapa selalu berdebar.

Aku berbaring di atas ranjangku, tak peduli dengan seragam yang belum diganti, atau kaus kaki bahkan sepatu yang belum dilepas. Merentangkan kedua tangan lalu segera menutup mata untuk tidur. Mencoba untuk mencari ketenangan meski sejenak.

TING

Aku merasa terganggu dengan notifikasi di ponselku. Meski begitu tetap mengambil ponsel di saku rokku sih karena penasaran. Melihat siapa yang baru saja mengirim pesan padaku. Dari tadi bunyi terus.

Hah, grup ini. Siapa sih sebenarnya pencetus grup chat WA ini?

[1765 pesan belum dibaca]

Hah, entah apa yang mereka bicarakan, tapi apa jari mereka tak sakit? Baru tadi sore aku tak melihat ponselku, sekarang sudah sebanyak ini. Padahal sekarang baru jam tujuh malam.

Aku menyimpan ponselku di atas nakas. Lebih baik aku tidur 'kan, dari pada harus meladeni pesan dari grup itu. Hah, sebaiknya aku tidur sekarang.

TING

Ah, aku lupa mematikan notifikasinya. Huft, menyebalkan. Aku mengambil kembali ponselku dan segera mematikan notifikasi. Eh, ada pesan dari Sasuke. Aku langsung membuka pesan itu.

[Sakura]

[Kau tak benar-benar pacaran dengan Gaara 'kan?]

Hah? Kenapa dia bertanya begitu? Apa dia ....

Ada rasa senang di hati saat memikirkan itu, apalagi jika kenyataan.