-Gaara-
Pagi ini aku jemput
-Sakura-
Tumben
Apa rencanamu?
-Gaara-
Dasar tukang buruk sangka
-Sakura-
Siapa?
Aku kan hanya sedang waspada
-Gaara-
Kau pikir aku berniat menculikmu?
-Sakura-
Tidak
Tapi, tadi kau baru saja bilang rencanamu
-Gaara-
Kau membuatku kesal
Untung perempuan
-Sakura-
Dasar pengecut!
Lawan perempuan saja tidak berani
-Gaara-
Ayo sini, kita baku hantam
-Sakura-
Dasar banci!
Berani nya kok sama perempuan
-Gaara-
Gaara telah memblokir anda
-Sakura-
Haha
Sakura tersenyum ke layar ponselnya. Ia tak sadar jika ayah dan ibunya memperhatikan sejak tadi. Bahkan ia mengabaikan sarapan paginya.
"Kenapa senyum-senyum begitu?" tanya ayahnya penasaran.
Sakura menoleh terkejut. Ia sampai lupa kalau sedang sarapan dengan keluarganya. Dengan cengiran di wajah ia langsung memasukan ponselnya ke dalam saku rok.
"Tidak sopan bermain ponsel saat sedang sarapan," tegur Tuan Hizashi-Ayah Sakura-, sedang sang ibu hanya meliriknya sekilas lewat ekor matanya sambil menggelengkan kepala.
"Ah, iya ayah, maafkan aku," ringis Sakura sambil menyengir.
Mereka kembali melanjutkan sarapan. Tak lama, suara bel terdengar.
"Itu pasti Gaara,"
"Gaara?"
"Dia bilang akan menjemput ku pagi ini,"
"Ooh,"
"Kalau begitu, Sakura berangkat,"
"Hati-hati,"
Sakura berlari cepat ke pintu utama rumahnya. Ia tak mau Gaara mengomel karena alasan ia lama membuka pintu.
Benar kan, baru saja bilang begitu bel sudah berbunyi lagi. Sakura berlari sambil mengumpat pada Gaara.
"Iya, tunggu!"
Saat pintu dibuka dan melihat siapa yang datang, ternyata itu bukan Gaara.
"Sasuke?" Sakura terkejut dan memasang wajah bingung, karena tak percaya bahwa Sasuke lah yang ada di depannya.
Sasuke mengangkat sebelah alisnya, "Kau sedang menunggu orang lain?" tanyanya curiga.
"Itu ...."
"Siapa? Gaara?"
"Yah ... tadi dia bilang akan menjemputku pagi ini."
Sasuke mencibir karena tebakan nya benar.
"Lupakan, dia tak datang, jadi aku yang akan mengantarmu." Masih dengan wajah datar ia mengatakan itu.
"Sok tahu," ujar Sakura tak percaya.
"Ck," decak Sasuke kesal.
CTAK
Saking kesalnya ia langsung menyentil dahi Sakura sampai merah.
"Aa, kenapa menyentilku?"
"Itu hukuman untukmu."
"Memang apa salahku?"
Sasuke hanya mengangkat bahu lalu berbalik dan beranjak pergi. "Jika kau ingin menunggunya, silakan. Aku tak peduli!"
Setelah mengatakan itu, Sasuke naik ke motornya yang berada di luar gerbang rumah Sakura. Benar saja, dia langsung menyalakan motornya dan melaju. Sakura hanya melongo melihat tingkah menyebalkan Sasuke.
"Hei, dasar tidak jelas!" teriak Sakura kesal.
---
Sakura turun dari motor Gaara sambil memegang bahu Gaara agar tak jatuh.
"Terima kasih," ucapnya sambil menyimpan helm di atas spion motor.
"Hhm, tak masalah," ujar Gaara sambil sibuk membuka jaket. "Duluan saja, aku harus ke ruang guru dulu," ujarnya kemudian karena melihat Sakura menunggunya.
"Ooh, baiklah. Sampai jumpa!" pamit Sakura lalu beranjak pergi ke lorong sekolah menuju kelasnya.
Kadang, Sakura dan Gaara tampak dekat dan orang-orang akan berfikir mereka ada hubungan. Jika sedang begitu, pasti Gaara sedang banyak pikiran, karena sifat jahilnya tak ditunjukan.
"Sakura!" seru seseorang dari arah belakangnya. Saat ia menoleh, ternyata itu Ino. "Kau sudah dengar berita?" tanyanya antusias tepat saat berada di depan Sakura.
"Berita apa?" tanya Sakura tampak tak acuh.
Mereka bergosip sambil berjalan ke arah kelas mereka.
Paling tentang cowok, batin Sakura lelah.
"Di kelas kita ada murid baru," ucap Ino semangat.
"Cowok?" tanya Sakura pura-pura merespon.
"Kudengar dia cewek," gumam Ino sambil mengingat-ngingat.
Tadi pagi ia lewat di ruang guru, dan kebetulan suara dari dalam terdengar sampai luar. Sebenarnya sih, Ino menguping.
"Tumben," ucap Sakura sedikit tak percaya.
"Tumben? Apanya?" Ino hanya memasang wajah bingung karena tak mengerti apa yang dibicarakan Sakura.
Sakura hanya mengangkat bahu tak acuh.
"Aish, dasar tak jelas," ejek Ino tanpa dipedulikan Sakura.
Sakura malah kepikiran Sasuke. Ia merasa tak enak dengan lelaki itu. Tapi ... itu salah Sasuke, kenapa ia tak mengirim pesan dulu. Jika begitu, mungkin ia akan menolak ajakan Gaara. Mungkin ....