Chereads / Aku Sahabatmu, Bukan Kekasihmu / Chapter 7 - Kencan? Aku yang Terlalu Berharap

Chapter 7 - Kencan? Aku yang Terlalu Berharap

-Sasuke-

[Besok ada waktu kan]

[Kau harus menemaniku]

-Sakura-

[Ke mana?]

-Sasuke-

[Toko buku]

[Ada yang harus aku beli]

-Sakura-

[Tumben]

[Biasanya kau pergi dengan teman-temanmu]

-Sasuke-

[Aku menemanimu agar tak merasa kesepian]

[Kau belum pernah kencan kan?]

[Anggap kita sedang berkencan]

-Sakura-

[Maksudmu?]

[Seperti pernah kencan saja]

-Sasuke-

[Pernah]

[Dengan gebetan kakakku]

-Sakura-

[Dasar PHO]

-Sasuke-

[Dia yang agresif]

[Alasan ingin membuat kakakku cemburu, padahal dari dulu dia suka padaku]

-Sakura-

[Lalu, kenapa kau terima?]

-Sasuke-

[Kan awalnya aku kira dia suka pada kakak]

[Bahkan dia hampir menciumku]

-Sakura-

[Lalu bagaimana reaksi kakakmu?]

-Sasuke-

[Dia biasa saja karena sudah tahu]

[Kasihan, dia tak disukai gebetannya]

-Sakura-

[Kalian tidak ribut?]

-Sasuke-

[Tidak]

[Hanya orang idiot yang bertengkar demi perempuan]

-Sakura-

[Ternyata kau pintar juga]

-Sasuke-

[Kau baru sadar?]

[Aku ini jenius]

-Sakura-

[-_-]

[Terserahmu]

-Sasuke-

[Haha]

[Jam 8, aku jemput]

-Sakura-

[Oke]

-Sasuke-

[Sip]

[Malam]

-Sakura-

[Malam juga]

Kencan? Bisa tidak sih dia jangan membuatku geer. Aku jadi berfikir yang tidak-tidak kan.

"SAKURA ... ADA TEMANMU DATANG!" seru mamahku dari arah ruang tamu.

Teman? Siapa? Malam-malam begini? Apa mungkin ... Sasuke?

Aku segera beranjak lari menghampiri ibu dan 'teman'-ku itu.

Ternyata ... kenyataan memang tak seindah ekspetasi.

"Gaara? Mau apa ke sini?"

"Tante ke dalam dulu, ya," pamit mamah pada Gaara.

"Iya, Tante," ujarnya sambil tersenyum.

Dasar 'Muka Dua'!

"Sepertinya kau tak senang aku datang?"

"Sudah tahu masih tanya."

Dia tersenyum menyeringai lalu duduk di sofa yang lumayan jauh dari jarak aku berdiri. Aku berdiri di ambang pintu sambil menyilangkan tanganku.

"Ayo temani aku," pintanya yang terdengar perintah.

"Siapa kamu?"

"Kamu marah karena apa sih? Dasar aneh!"

"Kau! Gara-gara kau!" Aku menunjuk nya dengan perasaan geram.

"Masalah Sasuke lagi?"

"YAK!"

"SAKURA! JANGAN TERIAK--TERIAK!" seru mamahku yang sepertinya dari arah dapur.

Padahal ... siapa coba yang teriak? Huh!

Sialan. Gaara malah tertawa mengejek.

"Sudahlah, ayo ikut."

Tanpa menunggu persetujuanku, dia langsung beranjak keluar seolah aku akan mengikutinya saja. Sialnya, aku malah mengekorinya di belakang.

"Tante, kami berangkat!" pamitnya dengan suara sedikit lantang.

"Iya, hati-hati," balas mamahku.

Entah ke mana dia mau mengajakku, yang jelas pasti ke tempat tak berfaedah. Kami berdua menyusuri jalanan komplek yang sudah sepi. Tak ada suara jangkrik atau apapun itu. Hanya ada helaan nafas kami yang saling beradu. Kok ... terdengar ambigu? Saat keluar gerbang komplek, baru terlihat ramainya jalan raya dan trotoar.

Mau apa dia mengajakku ke sini? Dia ingin mentraktirku makan?

"Ayo, ke sana." Dia langsung menggenggam tanganku ke arah stand makanan.

Martabak? Dia membawaku malam-malam hanya untuk makan martabak.

Aku baru sadar, aku hanya memakai baju tidur. Ini semua gara-gara Gaara. Huft, menyebalkan. Harusnya dia beri tahu aku dulu, biar aku siap-siap. Tapi, lumayan sih ... dapat martabak gratis. Hehe.

---

Pagi harinya aku langsung bersiap diri untuk pergi hari ini dengan Sasuke. Senangnya aku! Kencan? Memikirkannya saja sudah membuat wajahku terasa panas dan jantungku berdegup tak beraturan. Apalagi saat melakukannya secara nyata. Hihi.

Keramas ... sudah, mandi ... sudah, gosok gigi ... sudah, berdandan cantik ... sudah, tinggal ....

Aku segera membuka layar ponselku, kebetulan ada notifikasi yang masuk.

-Sasuke-

[Sakura, maaf ya, sepertinya hari ini tak jadi]

[Lain kali saja]

Kan, kampret!