" itu bukan cinta. Tapi nafsu! " teriak Ae-ra dengan nada tinggi pada layar ponsel sehingga memancing seisi kantor menatap heran dirinya.
" Lantas kamu sebut apa dirimu, hah? Sesukamu kesana kemari melukai semua perasaan pria yang mendekatimu. " Jawab Kim Jong In di line telepon sambil keluar dari dalam lift.
" Keluarlah. Aku ingin bicara denganmu. " Ucap Kim Jong In dari balik bilik kaca kantor Ae-ra.
" Wae !? " Bentak Ae-ra kasar.
" Kau... " Kai menarik paksa tangan Ae-ra keluar dari kantornya ke arah taman.
" Auhhhh jinjja " kai mengetuk lembut kepala Ae-ra. Kesal.
" Mengapa kamu selalu sinis padaku hah? " tanya Kai.
" Aku memang terlahir sinis. Tapi sifatku ini lebih ke blow-up jika berhadapan denganmu dan curhatan curhatan tak bermutumu tentang para wanita yang memujamu. " Ae-ra menunjukkan wajah Jong In dengan jari telunjuknya.
" Mengapa kamu selalu mengatakan seperti itu. Apa kamu tau arti kata yang baru saja kamu ucapkan padaku? N. A. F. S. U " Jong In mengeja pokok pembahasannya.
" Apa salah yang ku katakan itu? Kamu hanya ingin memuaskan hasrat hatimu yang haus akan kasih sayang seorang wanita. Dan kriteria kamu itu g main main untuk seorang playboy sepertimu. Sangat disayangkan wajah tampanmu dan tubuh seksimu tidak di selaraskan dengan sikapmu itu. " Jawab Ae-ra.
" Ya! Kim Jong In! Aku sedang berbicara denganmu. " Ae-ra menendang kaki Jong In kesal melihat Jong In tidak menggubris perkataannya.
Pandangannya Jong In justru tengah tersenyum menebar pesona pada tiap wanita yang lalu lalang melihatnya seolah memuja karisma yang dia miliki.
" Auuuhhhh Jinjja. " Ae-ra mengangkat kepalan tangannya hendak memukul Jong In.
" hei. Aku bisa membaca niatmu Itu. " Jong In menangkap tangan Ae-ra.
" Dasar. " balas Ae-ra kesal. Ae-ra menepis tangan Jong In di udara.
" Ya! Go Ae-ra kamu menceramahiku seolah dirimu berbeda denganku. " Jong In melipat tangannya di dada menatap wanita bermata coklat yang telah di kenalnya selama 3th.
" Tentu saja berbeda. Aku seorang petualang. Petualang Cinta. Petualangan ku akan segera berakhir setelah dia menemukan tambatan hatinya. " Jawab Ae-ra sambil memutar refleks tubuhnya mengikuti arah kedatangan seorang pria tinggi berpenampilan casual yang melewatinya.
" hei... " Jong In mencengkeram puncak kepala Ae-ra dengan 5 jarinya dan membalikkan tubuh wanita 25th itu ke posisinya semula seperti memutar baut.
" Aku belum selesai bicara denganmu. " ucapnya.
" Bicaralah, yang mendengar adalah telingaku bukan mataku. Karena mata bertugas untuk melihat dan telinga untuk mendengar. " jawab Ae-ra santai tanpa memalingkan wajahnya dari pria itu.
" Go Ae-ra. Apa Kamu masih menyimpan kisah cinta sepihakmu selama 1th untuk pria dari lantai 8 itu? " Jong In mengangkat wajah Ae-ra dengan kedua tangannya.
" Apa kamu bisa tutup mulutmu sekarang? " Ae-ra menatap kesal Jong In yang seak. akan Kim Jong In hendak membuka aibnya.
Kai tertawa mendengar ucapan Go Ae-ra padanya. Dia berhasil memenangkan perdebatan kali ini.
****
Bagi Kim Jong In sangat mudah membuat Touchdown Go Ae-ra dengan sekali pukulan.
Cukup dengan menyinggung cinta bertepuk sebelah tangannya pada pria lantai 8.
Mereka selalu menyebutnya dengan istilah pria lantai 8, karena baik Ae-ra maupun Kai tidak mengetahui siapa namanya. Mereka hanya mengenalnya sebagai seorang pria tampan yang berkantor di lantai 8.
" Aku hanya mengaguminya. Aku menyukainya dalam diam. Aku hanya menunggu momen yang tepat untuk mengutarakan perasaanku padanya. " jawab Ae-ra santai.
" Karena itu kamu terus bermain main dengan semua pria yang mendekatimu? Begitu? " Tanya Jong In.
" Aku tidak bermain main. Aku hanya bersikap manis dan baik terhadap mereka yang menyukaiku. Koreksi kembali ucapanmu itu. " protes Ae-ra.
" memangnya apa yang salah dengan ucapanku? " tanya Jong In Cuek.
" Ucapanmu seolah menjugde aku seorang pemain. Kamu pikir aku playboy sepertimu? " Ae-ra menatap kesal Jong In.
" Bagaimana bisa kamu menyebutku playboy. Aku itu sama sepertimu. Sang petualang. Aku ada di tahap dimana aku sedang menyeleksi siapa wanita yang terbaik untuk mendampingiku. " jawab Jong In dengan nada angkuh berjalan lebih dulu menuju lift.
" Ne ne ne... Whatever. Terserah apa katamu. " ucap Ae-ra dengan malas.
****
Genius, tampan, kaya raya dan playboy. 1 paket lengkap dan semua hal yang di butuhkan untuk membuat banyak wanita dengan mudahnya bertekuk lutut di hadapan seorang Kim Jong In.
Sifatnya yang mudah bosan dengan satu wanita membuat Go Ae-ra mengecapnya sebagai seorang Playboy.
Sebagai seorang CEO perusahaan kecil pencipta aplikasi game, Kim Jong In dinilai cukup sukses dan terkenal di gedung tempat Kantornya berada. Dan situlah dia mengenal Go Ae-ra seorang manager di sebuah perusahaan Arsitektur di gedung yang sama dengan Kai. Kantor Ae-ra berada 2 lantai di bawah Kai.
Pertemuan pertama kali mereka di lift. Go Ae-ra yang tengah menatap layar ponselnya sambil menangis meminta Kai menekan tombol lift.
" Bisakah kamu menolongku? " Ucap Ae-ra dengan mata merah.
" Ah Mian. Lantai berapa? " Tanya Jong In yang tak tega melihatnya berlinang air mata.
" Lantai 10. " Ae-ra menitikkan airmata.
Karena merasa iba, Jong In membantu Ae-ra menekan Tombol Lift untuknya.
Pikiran Jong In yang tadinya mengira Ae-ra menangis karena sedang ada masalah dengan kekasihnya, berubah ketika yang dilihatnya adalah Go Ae-ra tengah menonton Avanger Endgame di layar ponselnya dan menangis karena Iron Man gugur dalam pertarungan.
Perdebatan antara mereka pun tak dapat di hindari. Jong In yang kesal karena merasa di peralatan dan Go Ae-ra yang merasa tidak terima di kata katai Kim Jong In akhirnya berubah menjadi tawa saling mengejek. Dan secara tidak sengaja pertemanan mereka pun terbentuk.