Ae-ra yang masih kebingungan tak henti hentinya menatap wajah Kim Jong In. Begitu seriusnya dia memperhatikan raut wajah Jong In hingga kepalanya tersandar di dashboard mobil.
" Wae! "
" Aduuhh..! " Rintih Ae-Ra kesakitan karena Kai mengejutkannya.
" Mian. Gwaenchana? " Jong In menghentikan mobilnya. Sambil tertawa nyengir Dia melihat Ae-ra kesakitan memegangi keningnya yang kesakitan.
" Ya! Apa kamu sengaja? " Tanya Ae-Ra kesal melihat Kai hanya menertawakannya.
" Aku tidak sengaja. Sungguh. " Jong In Mengangkat 2 jarinya membentuk huruf V.
" Kemari biar ku lihat. Ya ampun Ae-Ra bagaimana ini? Darahnya mulai mengalir dan sepertinya kamu butuh jahitan. Bagaimana jika membekas. Kecantikanmu akan memudar. Aku minta maaf. Sebentar mana ponselku. Aku akan menelepon ambulans. " Ucap Jong In panik sambil mencari ponselnya yang entah dia simpan dimana.
" Ya! Kim Jong in...!! Apa kamu bersungguh sungguh? Jangan bercanda. " Ae-ra mulai menitikkan airmatanya. Panik.
" Ini jika kamu tidak percaya coba lihat. " Jong In menyodorkan cermin kecil dari dalam laci Dashboardnya.
" Ya!!! Kim Jong In!!! " Teriak Ae-ra kesal karena merasa dikerjai.
" Kau ini!!! Mengapa suka sekali mengerjaiku. Apa kamu tahu aku sudah ketakutan setengah mati karena kepalaku akan di jahit. Kamu tau sendiri kalo aku takut jarum kan. Kenapa menyebalkan sekali. "
" Ya. Go Ae-ra. Mian. Aku cuma bercanda. Mian. Mianhae. " Ucap Jong In mulai panik melihat Ae-ra hampir menangis.
" Aku minta maaf. diamlah. Orang orang akan mengira aku melakukan sesuatu padamu di dalam mobil. " Jong In memeluk Ae-Ra. Dia menepuk lembut punggung Ae-Ra mencoba menenangkannya.
" Belikan aku Sneaker costum one piece limited edition. Dengan begitu aku akan diam. "
" aiiissshhh " Jong In melepaskan pelukannya dan mendorong tubuh Ae-ra. Kesal.
" Kamu ingin aku hibur atau ingin merampokku? " tanya Jong In kesal sambil menyodorkan kotak tisue pada Ae-ra.
" Jika aku memanggilmu oppa, maka kamu akan membelikannya? " rayu Ae-ra.
" Oooppppaaaaa.... " Ucapa Ae-ra dengan nada manja.
Mendengar Ae-ra memanggilnya Oppa, Jong In tertawa geli.
" Berhentilah membuat dirimu menggemaskan. Tidak cocok denganmu. Sangat tidak cocok. Bahkan bayi pun akan menangis jika melihatnya. " Jong In mencubit gemas kedua pipi Ae-ra.
" Kamu tersenyum. " Ae-ra tersenyum senang.
" Kamu melakukan itu hanya agar aku tersenyum? Wah... Go Ae-ra gomawo. " Jong In membelai lembut rambut Ae-ra.
" euummm. Saat tersenyum saja kamu sudah jeleknya minta ampun. Apalagi wajahmu cemberut seperti itu. Jeleknya 2 kali lipat. " jawab Ae-Ra santai.
" Kau ini benar benar. " Jong In tertawa kesal mendengar jawaban Ae-ra.
" Siapa tadi? " tanya Ae-ra tiba tiba.
Raut wajah Kim Jong In langsung berubah saat Ae-ra menanyakan perihal wanita yang berpapasan dengan mereka tadi di depan restoran.
" Seseorang yang ku kenal. " jawab Jong In datar.
" Ohhhh. "
Seperti biasanya. Kim Jong In tidak pernah secara gamblang menceritakan sesuatu. Walau Ae-ra sudah mengenalnya selama 3 tahun, namun untuk urusan pribadi Jong In, Ae-ra tidak pernah bertanya lebih lanjut lagi jika Jong In menjawabnya dengan singkat.
" Mantan tunanganku saat aku masih tinggal di amerika 3th lalu. "
Ae-ra menatap Jong In. Ini pertama kalinya Dia menceritakan masa lalunya pada Ae-ra. Selama ini Kim Jong In selalu menutup rapat rapat kisah masa lalunya. Bukan karena dia orang yang tertutup. Tapi Butuh kepercayaan untuk berbagi semuanya. Termasuk perasaannya
Ae-ra tersenyum senang menatapnya Jong In. Baginya tak ada yang lebih membahagiakan saat seorang yang cukup lama di kenalnya mulai terbuka padanya.
" Apa sekarang kamu percaya padaku? " ucap Ae-ra.
" Eum. Gomawo Go Ae-ra. Hanya dengan melihat senyumanmu saja aku merasa sangat tenang. " Jawab Jong In.
" Gomawo Jong In a. sudah mau percaya padaku. " Ae-ra membalas senyuman Jong In.
****
.
.
.
" Kenapa baru datang jam segini? " Tegur Kang Soo-Ra senior di kantor tempat Ae-ra bekerja.
" Jwiseonghamnida. Aku minta maaf. " Ae-ra membungkukkan tubuhnya meminta maaf.
" Cepatlah masuk ke ruang meeting. Mereka tengah menunggumu. " Perintahnya
Dengan cepat Ae-ra pergi ke ruang rapat. Dengan hati hati dia menarik bangku dan duduk di barisan paling belakang agar tidak mengganggu presentasi atasannya di depan.
" Apa si botak landasan pesawat terbang itu sedari tadi mencariku? " Bisik Ae-ra pada orang di sampingnya.
Namun sayang tak ada jawaban dari orang disampingnya.
" Ya. Song Ji hyo. Apa kamu masih marah padaku karena aku tidak mengenalkanmu pada Kim Jong In? " Ae-ra menarik lengan kemeja Ji Hyo.
" Go Ae-ra. Ya..! Go Ae-Ra " Sayup Sayup Ae-ra mendengar namanya di panggil.
" mengapa kamu baru datang? " Ae-ra menatap ke arah suara dan terkejut. Song Ji Hyo berada 2 barisan di hadapannya.
" Aiiissshhh sial. Lantas siapa yang aku ajak bicara tadi. " gerutunya dalam hati
Ruang rapat yang gelap karena penggunaan infokus membuatnya tidak memperhatikan dengan Siapa dia tengah berbicara.
" Jadi nama lain dari direktur perusahaan tempatmu bekerja adalah ' si botak landasan pesawat? ' "
Perlahan wajah orang di sampingnya terlihat jelas setelah lampu dinyalakan.
" Kita bertemu lagi Go Ae-ra ssi. " Sapa Choi Jin Woo pria lantai 8 yang duduk disampingnya
" Ya Tuhannn. " seketika wajah Ae-Ra merah padam menahan malu. Dengan cepat dia menutup wajahnya dengan buku catatan di tangannya.