Big mistake. Bad idea. Kai sadar apa yang telah dia perbuat. Dan kesalahan yang telah dia lakukan membuat jarak antara Kai dan Ae-ra mulai menjauh.
Rutinitas mereka setiap paginya yang selalu bersama-sama kini hilang. Ae-ra lebih memilih menginap di salah satu motel di pulau Jeju. Hanya untuk menghindari Kai.
" Kim Daepyeonim¹? " tegur salah satu karyawan Kai yang sedari tadi melihat Kai hanya menatap hampa ke Luar jendela ruangan.
" Ah. Wae? " tanya Kai dengan tatapan bingung.
" Ah. Mian aku. Kita break sebentar. Rapatnya kita lanjutkan lagi setelah makan siang. "
" Ne. " Jawab para staf serentak.
****
Kai menatap kosong secangkir kopi dalam genggamannya. Beberapa kali dia menghembuskan nafas berat sambil memainkan bibir gelas kopi dihadapannya.
" wae geurae? Ada apa denganmu? Apa proyekmu gagal? " Suara seorang pria datang menegurnya.
" Oh hyung. Aniya. Tak ada apa-apa. " Jawab Kai dengan tatapan memelas.
" Kamu yakin? Tak ada masalah? Raut wajahmu tengah mengatakan bahwa kamu tengah bermasalah. "
Kai menatap pria di hadapannya dengan senyuman nyengir.
" Wae? Apa ada wanita yang datang meminta pertanggung jawabanmu karena mendapatkan 2 garis berbentuk sama dengan di alat ~ "
" Hyung!!! " Kai membungkam mulut pria itu dengan kedua tangannya.
" arasseo! Arasseo!! Jika bukan 2 ga~ lantas apa yang membuatmu seperti baru saja di campakkan seorang wanita. Katakan oada hyungmu Park Sang Mi. Aku akan mencari wanita itu dan bawa ke hadapanmu. "
Park Sang Mi. Manager sekaligus pemilik caffe yang berlokasi tidak jauh dari gedung tempat Kain dan Ae-ra bekerja adalah teman dekat Kai. Mereka telah saling mengenal sejak di Amerika.
" Bukan wanita-wanita itu yang datang meminta pertanggung jawabanku hyung. Tapi aku yang kini sedang menanggung akibat terhadap apa yang aku perbuat. " Kai merebahkan kepalanya di atas meja lalu mengacak-acak rambutnya frustrasi.
" Jangan-jangan wanita yang kamu maksud adalah wanita bertudung Hoody merah Maroon yang berteduh di luar caffe ku? " tanya Park Sang Mi lagi.
Kai hanya menjawab dengan anggukan kepala.
" Wanita yang kamu jadikan sketsa gambar virtual karakter gamemu? " tanya Park Sang Mi Lagi.
Dan Kai kembali menganggukkan kepalanya.
" wanita yang kamu maksud adalah wanita yang telah lancang dan tanpa perasaan telah menjadikanmu budak cintanya selama 3 tahun ini? "
" Hyung !!! " Kali ini Kai tidak menganggukan kepalanya. Dengan nada keras dia membentak pria bernama Park Sang Mi itu agar segera menghentikan semua ucapannya.
" M-mwo? " Tanya Park Sang Mi gugup terkejut Kai membentaknya.
" aku mohon. Hentikan kamu membuat seolah-olah sedang memproklamasikan perasaan cintaku yang tak berbalas selama 3 tahun di hadapan semua orang. " Kai memohon.
Ya. Pertemuan pertama Kai dan Ae-ra bukanlah di Lift. Melainkan Kai pertama kali melihat Ae-ra, saat wanita itu sedang berteduh di teras samping caffe milik temannya.
Go Ae-ra yang mengenakan Hoody merah maroon tengah memainkan jari jemarinya di bawah tetesan air hujan yang menetes dihapannya.
Kai tanpa sengaja menatap mata Ae-ra sekilas. Walau tak tersenyum langsung padanya, tapi senyuman itu terasa ditujukan secara langsung di tujukan kepada Kai.
Kai sangat senang melihat Ae-ra tersenyum, karena mata Ae-ra berbinar saat dia tersenyum.
" Ah... 4th lalu aku duduk di sini dan menatapnya dari balik bilik kaca dinding caffe ini. " Kai menatap keluar Caffe dengan tatapan nelangsa.
" wae? Apa wanita itu pergi jauh? " Park Sang Mi meneguk kopi latte miliknya.
" Dia tidak pergi jauh. Hanya ke Jeju. "
" Jika kamu merindukannya, temulah dia. Katakan padanya kamu merindukannya. " Saran Park Sang Mi.
" Aku ingin. Sayangnya aku tak bisa Hyung. Aku tak berani. "
" Apa kamu melakukan kesalahan? Apa Kamu tidur denganya tanpa sengaja? " Park Sang Mi mulai menginterogasi Kai.
" Aku hanya menciumnya. Dan itu aku yang memaksanya. Dan aku lakukan itu di hadapan Kim Soon Hee. " Intonasi suara Kai meninggi saat menyebut nama mantan tunangannya.
" Heol. You in trouble dude. Kamu dalam masalah. Kamu memanas manasi mantan tunanganmu menggunakan dia? and A kiss? Seriously? Sebuah ciuman? Kamu serius? Wah man. Kamu memang bedebah. " Omel Park Sang Mi.
" Geureom eoteokhae.... Aku harus bagaimana Hyung... " Kai mulai merajuk.
" Molla. Aku tidak tahu. Sepertinya itu hukum karma bagimu karena banyak menyakiti hati wanita. Enjoyed. Nikamati saja. " Park Sang Mi bangkit dari bangkunya menghampiri pelanggan yang dikenalnya.
Dan Kai pun mengenal sosok wanita yang di sapa Park Sang Mi.
Ya. Dia Go Ae-ra.
" Apa kamu mencari sesuatu yang khusus lagi? " Ucap Park Sang Mi bercanda.
" Ah... Aku rasa ada yang ketinggalan. " Ae-ra berpura pura mengecek isi tasnya.
" Aku akan kembali lagi nanti. " Ae-ra yang menyadari Kai yang sedang berada di Caffe yang sama dan memandangnya segera keluar menghindari Kai.
Kai segera mengejar Ae-ra, namun sayang Ae-ra lebih cepat masuk ke dalam mobinya dan langsung menancapkan gas mobilnya.
Kai terdiam menatap mobil Ae-ra berlalu tanpa meninggalkan bayangannya.
Kai menghembuskan nafas berat lalu kembali ke dalam.
" Wae? Apa terjadi sesuatu? " Park Sang Mi menatap heran Kai.
" Hyung. Aku kembali dulu ke kantor. " ucap Kai dengan raut wajah penyesalan.
*****
Kai kembali ke gedung kantornya. Tapi bukan ke kantornya. Entah mengapa justru langkah kaki Kai membawanya justru ke kantor Ae-ra. Entah rindu atau perasaan rasa bersalahnya yang membawanya ke depan pintu kantor Ae-ra.
" Go Ae-ra sudah pulang. " Ucap seorang wanita yang mengenal kedekatan Kai dan Ae-ra.
" ah. Begitu yah. Kamsahamnida. " Kai memutar langkahnya kembali ke kantornya.
" Ah. Jamkkanmanyo. Ah sebentar. " wanita itu menahan Kai lalu kembali masuk ke dalam.
" Ae-ra meninggalkan ini. Katanya dia akan lama di Jeju. Dan dia takut sepatunya akan kotor dan rusak jika terus menerus digunakan area yang penuh bahan material bangunan. Dan aku rasa sepertinya dia akan lama di Jeju. Karena Ae-ra akan berada di proyek pembangunan hingga selesai. " Wanita itu memberikan Kai sebuah tas milik Ae-ra.
" Ah. Terima kasih. Aku akan memberikan tas ini padanya ketika dia kembali dari Jeju. " Kai mengambil tas milik Ae-ra dari wanita itu dan kembali ke kantornya.
Kai melirik isi dalam tas milik Ae-ra.
" Dia benar benar menyukainya dan menyayangi pemberianku. " Kai tersenyum mendapati sepatu pemberiannya pada Ae-ra beberapa waktu lalu.
Itu pertanda Ae-ra tidak sepenuhnya membenci Kai. Karena jika Ae-ra benar-benar membencinya, Ae-ra pasti sudah membuang sepatu pemberiannya ke tempat sampah. Atau Ae-ra akan langsung mengembalikannya pada Kai.