Chereads / Second Chance, First Love / Chapter 12 - Keluarga Jansen (1)

Chapter 12 - Keluarga Jansen (1)

[Emily]

Aku menatap papan informasi penerbangan. Ah, akhirnya mendarat juga. Aku berjalan ke arah pintu kedatangan.

Sabtu ini Isabel akan datang bersama mas David dan Mami. Sudah tidak sabar rasanya ingin memeluk gadis kecil berambut panjang itu. Walau Isabel tidak lahir dari rahimku tapi bagiku dia sudah seperti putriku sendiri. Aku dan Mami yang membesarkannya, istri mas David meninggal saat melahirkan Isabel. Usia kandungannya bahkan baru 7 bulan saat itu, eklamsia [1] yang merenggut nyawanya.

Istri mas David hamil segera setelah mereka menikah, tidak ada masalah apa-apa awalnya. Kehidupan pernikahan mereka juga baik-baik saja, siapa sangka di trimester ketiga dia mengalami gejala pre-eklamsi tanpa kami semua menyadari.

Mereka memang menikah karena perjodohan, dan mbak Siska bukan orang asing bagi keluarga kami. Mbak Siska masih terhitung keluarga karena Oma kami bersaudara. Kami saling kenal sejak kecil, mbak Siska yang lembut dan murah senyum ternyata sudah lama menyimpan rasa buat mas David. Tapi mas David tidak pernah menyadari sinyal-sinyal rasa suka dari mbak Siska. Selama ini mas David hanya menganggap mbak Siska sebagai salah satu dari sepupu jauh.

Mas David adalah kakak laki-laki dan saudara kandungku satu-satunya. Sebenarnya dia termasuk orang yang supel dan cukup ramah dibanding diriku ––sampai 10 tahun yang lalu. Sejak dia menerima 'pelatihan' di salah satu cabang hotel resort kami yang baru akan diresmikan saat itu. Karena Papi sudah memutuskan untuk membuat mas David sebagai penerus usaha keluarga kami, beliau mulai dengan memberi kepercayaan untuk belajar bekerja di resort baru itu.

Mas David saat itu jadi 'karyawan pelatihan divisi marketing' tidak dengan identitas asli untuk menghindari adanya perlakuan berbeda dari karyawan lain. Hanya ada 2 orang selain manajer hotel yang tahu identitas mas David sesungguhnya. Sebaliknya info yang Papi sampaikan ke anak sulungnya ini identitasnya hanya diketahui oleh manajer hotel saja. Berharap mas David bisa lebih serius dan berhati-hati dalam menjalankan pelatihannya.

Siapa sangka, informasi tentang identitas asli mas David diketahui pihak lain yang sudah lama tidak bisa menerima kondisi perusahaan yang terus berkembang sejak kepemilikan pindah ke tangan Papi berpuluh tahun yang lalu. Orang yang merasa lebih berhak untuk memimpin perusahaan ini setelah Opa. Tapi justru harus menerima kenyataan kalau Opa memberi kepercayaan buat Papi –anak dari istri keduanya.

Om Pieter, saudara tiri Papi. Anak dari istri pertamanya yang sudah wafat saat Opa memutuskan untuk menikah dengan Eyang Putri. Opa memang keturunan Belanda dan almarhum Oma –istri pertamanya adalah salah satu sepupu jauh yang asli Belanda. Sementara Eyang Putri sebenarnya adalah seorang perawat, sahabat almarhum Oma.

Eyang Putri adalah teman pertama Oma di negara ini, pindah ke tempat asing tanpa mengetahui bahasanya, bertemu dengan seseorang yang bisa diajak berkomunikasi sudah pasti seperti menemukan oase di gurun pasir. Singkat cerita, mereka berdua menjadi sahabat baik. Bahkan sebenarnya Opa menikah dengan Eyang Putri juga karena Oma yang minta sebelum beliau wafat karena sakit yang di derita. Om Pieter pun sempat diurus oleh Eyang selama beliau tidak bisa menjalankan tugasnya sebagai ibu.

Setelah menikah dengan Eyang Putri, hubungan om Pieter dengan 'ibu sambung'-nya tidak buruk. Bahkan saat Papi lahir sebagai adik tirinya pun Om Pieter menyambut dengan gembira karena mendapat teman bermain.

Namun saat Opa akhirnya memutuskan untuk memilih Papi untuk meneruskan usaha perhotelan. Sementara om Pieter diberi bagian mengembangkan usaha perkebunan dan pengolahan teh, konflik itu mulai tercipta.

Om Pieter merasa diperlakukan tidak adil oleh Opa. Sebagai anak sulung bukankah itu artinya dia yang berhak untuk mengelola perusahaan yang tertua? Perusahaan utama yang jadi penyokong beberapa perusahaan lain? Kenapa harus adiknya yang menjadi penerus? Terlebih perkebunan teh ini cenderung stagnan dan tidak terlihat menarik.

Walau Opa sudah menjelaskan pada om Pieter alasannya memilih dia mengelola perkebunan teh adalah karena Opa melihat potensi yang lebih besar di dirinya daripada Papi. Karena om Pieter yang masih ada hubungan darah langsung dengan keluarga besar di Belanda yang sudah sejak dulu memiliki jaringan distribusi teh di sana. Om Pieter akhirnya menerima –setidaknya 'terlihat' menerima. Karena setelah Opa menyusul Oma ke surga, om Pieter mulai sedikit demi sedikit memperlihatkan perasaan marahnya terhadap Papi.

Sejak awal Papi sudah tahu kalau broer[2] satu-satunya ini tidak pernah setuju dengan keputusan Opa. Tapi beliau tetap menghormati om Pieter. Walaupun setelah Opa tiada, om Pieter sering memberi Papi masalah secara terang-terangan atau diam-diam. Tidak sekalipun Papi membawa masalah keluar dari keluarga. Papi terus berusaha menyelesaikan masalah dengan kakak laki-lakinya ini secara kekeluargaan.

Sampai saat itu –sepuluh tahun yang lalu ketika mas David harus terjerat masalah besar di fase awal secara resmi memasuki perusahaan keluarga ini. Masalah yang direncanakan oleh om Piet untuk keponakan laki-laki satu-satunya ini. Yang bahkan Papi tidak pernah berfikir kalau saudara tertua yang sangat dia hormati bisa tega melakukannya.

Cabang hotel resort yang baru dibuka itu bukanlah cabang terbesar. Baru saja soft opening dan berencana untuk grand launching dalam dua bulan. Mas David masuk team marketing, hari itu diajak pak Suryo untuk menemani salah satu perwakilan EO yang mengerjakan promosi visual.

Tidak ada yang aneh, pak Suryo membawa mas David dan satu rekannya di divisi marketing untuk menemani team advertising yang berkunjung hari itu. Survey mengelilingi semua fasilitas hotel sebagai bahan untuk pembuatan media promosi.

Namun siapa yang menyangka, kalau om Pieter 'menanam' seseorang dari team advertising hari itu untuk mencederai nama Papi?

Sampai hari ini, kami tidak menemukan orang yang 'ditanam' om Pieter. Karena dari empat orang team advertising yang datang hari itu, dua diantaranya hanya freelancer. Salah satu dari karyawan perusahaan advertising yang bertanggungjawab merekrut freelancer sudah bekerjasama untuk membantu penyelidikan. Mencari dua orang freelancer wanita yang tiba-tiba hilang.

Tapi tetap tidak bisa menemukan mereka berdua, Papi terpaksa tidak menempuh jalur hukum. Beliau tidak melaporkan ke polisi kejadian malam itu, malah sebaliknya menutupi kejadian itu jangan sampai diketahui oleh orang lain karena itu akan mempengaruhi rencana grand launching yang akan di eksekusi dua bulan lagi. Skandal seperti ini bukan hanya akan merusak citra perusahaan tapi sudah pasti akan menghancurkan kesempatan mas David untuk jadi penerus perusahaan.

Papi merasa sangat bersalah pada mas David, karena tidak bisa memberi keadilan untuk putra satu-satunya. Sebesar rasa bersalah mas David kepada Papi karena merasa gagal menjaga kepercayaan Papi dan memenuhi harapan Papi.

Sepuluh tahun lalu, menjadi awal keretakan hubungan Papi dan om Pieter. Secara bisnis tidak ada masalah diantara mereka, di permukaan pun hubungan keluarga besar terlihat baik-baik saja. Tapi Papi berterusterang menyampaikan rasa marahnya pada om Pieter karena sudah tega merusak putranya. Namun om Pieter hanya mencibir tuduhan Papi, berkata bahwa Papi hanya berprasangka karena tidak ada bukti kalau dia yang menjebak mas David dalam skandal.

Yang ditakutkan Papi adalah kemungkinan beredarnya foto atau video skandal yang mungkin saja diambil malam itu untuk mengancam Papi dan mas David atau mungkin muncul rumor mengenai pengakuan seorang perempuan muda yang sudah mendapat pelecehan seksual di hotel resort mereka.

Entah ini bisa dikatakan beruntung atau memang om Pieter hanya menunggu waktu yang tepat untuk menggunakan amunisinya. Sampai saat ini belum ada satupun ketakutan Papi yang terjadi.

Mas David dengan cepat bangkit, melihat kondisi hubungan persaudaraan Papi dan om Pieter yang memburuk. Mas David tidak mau Papi terlalu lama sedih dan merasa bersalah. Namun sejak kejadian itu mas David jadi pribadi yang lebih dingin. Hampir seluruh waktunya di dedikasikan untuk membuat dirinya belajar memahami perusahaan lebih cepat. Tujuan mas David hanya ingin membantu meringankan beban fikiran Papi tapi dia jadi lupa untuk menghormati hak dirinya memperoleh kebahagiaan.

Tidak sekalipun mas David memiliki hubungan dengan wanita secara romantis. Kejadian malam itu membuat dia menghindari jenis hubungan seperti itu. Mami memang tidak pernah memperlihatkan kekuatirannya, tapi beliau adalah orang yang paling sedih diantara kami semua.

Setelah akhirnya Papi menyerahkan perusahaan secara resmi kepada mas David di tahun ke-4, akhirnya Mami memutuskan untuk membahas topik ini bersama. Kami berempat, Papi dan Mami, aku dan mas David.

Rumor kalau mas David menyukai sesama jenis sudah sering dihembuskan saat pertemuan keluarga besar. Seperti juga skandal 10 tahun lalu yang seperti bom waktu, rumor 'penyuka sesama' tidak bisa dianggap angin lalu. Mami menyarankan mas David untuk berusaha membangun keluarga. Alasan utama sebenarnya Mami ingin mas David tidak terus merasa bersalah dengan masa lalu dan memiliki kehidupan bahagia di masa depan. Alasan soal menghindari rumor sebetulnya tidak terlalu dicemaskan Mami.

Mami dan Papi yang memilih Mbak Siska. Kami semua sudah mengenal Mbak Siska sejak kecil, kami semua menyayangi mbak Siska dan siapa sangka ternyata mbak Siska juga menyimpan perasaan suka pada mas David. Di lain pihak, mas David tidak menolak rencana Mami dan Papi. Semata-mata karena dia merasa bertanggungjawab untuk kebahagiaan mereka. Dengan itu dia memutuskan bertanggungjawab menerima mbak Siska untuk menjadi bagian keluarga.

Cinta? Romantis? Kami semua bisa merasakan, mas David hanya menunaikan tanggungjawabnya. Mbak Siska bukannya tidak tahu, tapi cintanya besar membuatnya dengan tulus mas David apa adanya. Mungkin karena cintanya itu, pernikahan yang diatur ini langsung diberkahi calon penerus generasi Jansen.

Namun kebahagiaan mungkin belum diizinkan hadir sepenuhnya di kehidupan mas David. Tangisan bahagia atas lahirnya Isabel kecil harus diiringi tangisan sedih melepas kepergian mbak Siska yang sudah memberkahi keluarga kami dengan cahaya cinta. Singkat sekali, bahkan tidak sampai setahun. Mas David sekali lagi membangun lapisan dinding hati. Dia memutuskan untuk membesarkan Isabel tanpa ibu.

Sebentar lagi Isabel akan berulangtahun ke-4. Mas David yang workaholic berhasil membuat satu resort kecil di pulau seberang. Ekspansi cabang hotel resort makin meluas keluar dari sejak perusahaan dipegang mas David. Rencana soft launching resort baru sengaja diambil mas David saat ulang tahun Isabel. Supaya dia bisa melakukan pekerjaan sambil memenuhi hak anak. Memang tidak salah Papi mempercayakan mas David perusahaan ini.

"Momily!"

Makhluk mungil berambut panjang kecoklatan berlari kearahku sambil membentang dua lengan kecilnya lebar-lebar.

"Isabel!"

Panggilku sambil berlutut dan ikut membentang lenganku bersiap menangkapnya.

[1] Eklamsi = preeklamsia yang disertai kejang disebut eklamsia.

Eklamsia merupakan kondisi jarang terjadi, namun harus segera ditangani apabila muncul karena dapat membahayakan nyawa sang ibu dan bayi yang dikandungnyanya. Eklamsia bisa terjadi pada saat ibu hamil mengalami hipertensi berat atau preeklamsia, di mana sudah muncul kejang-kejang. Kejang dapat diikuti dengan penurunan kesadaran atau tatapan yang kosong.

(sumber: https://www.alodokter.com/eklamsia)

[2] Broer = saudara laki-laki.