Chereads / Stuck Eternity In You / Chapter 3 - 3 : Salju Pertama Turun #2

Chapter 3 - 3 : Salju Pertama Turun #2

Kyun Young berada di balkon dan melihat bintik putih tipis bagaikan kapas mulai berjatuhan dari langit. Hawa dingin meniup berputar ke sekililing dirinya. Gadis asing itu. Benaknya tak bisa memungkiri, sebagai pria baginya akan ada rasa kasihan jika seorang wanita berada di kedinginan ini sendirian.

.

.

.

.

.

Sementara itu di teras rumah Kyun Young, Jeong Hea sedang merapat ke dinding. Seorang anak kecil dengan asap hitam sedang duduk di hadapannya. Ia berwajah pucat, bibirnya juga pucat. Seluruh bola matanya berwarna hitam.

"Kakak bagi aku sedikit darahmu, perutku melubang, ini sakit sekali. Tolonglah agar aku sempurna! " Ujar bocah kecil itu.

Dengan sambil meneteskan air mata. Jeong Hea hanya memandangnya dengan rasa kasihan.

"Pergilah! Kalian tidak ada yang bisa dipercaya!! Pergilah!! " Ujar Jeong Hea pada bocah itu.

"Tapi aku perlu darahmu!! " Balas bocah itu lagi.

"Maaf tapi tidak akan aku berikan! " Balas Jeong Hea masih menatap kepada si bocah.

"Tujuh tetes saja!! Tujuh kakak!! " Balas bocah itu lagi.

Dari pintu keluar terlihat ada pria tua yang keluar dari rumah Kyun Young. Pria itu tersenyum kepada Jeong Hea. Lalu menghampiri arwah bocah itu lalu memberikan dupa agar bocah itu membawanya pergi.

Dan arwah bocah itu pun menurut. Tinggal lah sang kakek tua itu berdiri di sisi Jeong Hea sambil tersenyum lagi. Jeong Hea pun menunduk, tanda terimakasih nya kepada kakek tersebut.

KKRAAAKKK!!! Suara Kyun Young membuka pintu ruang tamunya dan baik Jeong Hea maupun kakek tua tersebut memandang Kyun Young yang tampak tergesa-gesa untuk menemukan Jeong Hea.

"Ya?? " Tanya Jeong Hea dengan mata masih berurai air mata.

"Aku pikir kamu sudah pergi! " Balas Kyun Young sambil mengerutkan alis melihat Jeong Hea menangis.

"Tidak, belum! Aku tidak berani pulang. " Balas Jeong Hea.

"Salju turun, tidak baik gadis sepertimu di luar malam-malam. Masuklah!! " Ujar Kyun Young memberi arahan untuk masuk ke dalam rumahnya dengan kepalanya.

Akhirnya!! Jeong Hea mengelap air matanya " Terima kasih, Tuan Muda, Paman Baik hati!!" Ujar Jeong Hea merasa lega.

Dan gadis itu pun masuk dengan senang hati ke dalam rumah Kyun Young.

.

.

.

.

"Waaaahhhh..... Rumahmu besar dan indah!! " Ujar Jeong Hea kagum dengan interior di ruang tamu Kyun Young yang tampak berkelas dan bersih.

"Duduklah dulu, ...!" Ucap Kyun Young sambil menepuk sandaran kursi besar berwarna krem terang. "Kamu minum kopi atau teh?? " Tanya Kyun Young lagi.

"Teh saja, terima kasih!" Jawab Jeong Hea.

"Rumahmu sangat bersih. Apa kau tinggal sendiri?? " Tanya Jeong Hea masih melihat sekeliling ruang tamu dan ornamen di sana.

"Tadinya ada pelayan di rumah ini, tapi dua hari lalu ia meninggal. " Jawab Kyun Young terdengar dari ruang dalam.

Wajah Jeong Hea seketika kaku, kemudian ia melempar pandangan ke arah kanan, pria tua itu masih di sana. Memandanginya dengan wajah tersenyum dan mengangguk. Seolah mengiyakan bahwa ia adalah pelayan di sana. Dan Jeong Hea pun membalas dengan senyuman prihatin untuk pria tua tersebut.

Jeong Hea menatap kepada pria itu dari kepala hingga turun ke kakinya. Ujung kakinya tidak beralas dan melayang tidak menapak ke bumi. Dan sembari melayang pria tua itu pun mendekatinya.

"Aku yakin kamu adalah orang yang tepat!! " Ucap sang kakek tua itu saat mendekati Jeong Hea.

Tak lama kemudian Kyun Young datang dari ruang dalam membawa dua buah cangkir berisi teh dan kopi panas. Dan kakek tua itu pun menghilang dari hadapan Jeong Hea.

"Minumlah selagi hangat !" Ujar Kyun Young.

"Terima kasih!! " Balas Jeong Hea lalu mengambil cangkir berisi teh dari tangan Kyun Young.

Kyun Young pun duduk di sisi sofa yang lain agak jauh dari Jeong Hea.

"Jadi kamu tinggal di mana?" Tanya Kyun Young sambil menyeruput kopi hangatnya.

"Kota Anyang. Aku pembuat pudding di salah satu kafe di sana. Namun kadang aku juga mengantar pesanan. Bila pemilik kafe membutuhkan." Balas Jeong Hea.

"Kamu bisa menggunakan Sofa itu untuk tidur. Aku akan masuk ke dalam. Dapur ada di sebelah kanan. Masuklah ada beberapa makanan di sana jika kamu lapar. Sementara aku akan masuk ke ruanganku.

"Mmmm... kau tak takut aku mencuri barangmu?? " tanya Jeong Hea sambil tersenyum tengil.

"Kamu terlalu hambar untuk dilihat sebagai pencuri. " Balas Kyun Young datar.

"Owh begitukah?? " Balas Jeong Hea tak bersemangat.

Kyun Young membuka sebuah lemari besar dan mengambil selimut dari sana untuk diserahkan ke Jeong Hea. "Ku rasa ini cukup."

"Ya, cukup. Terima kasih! " Balas Jeong Hea menerima selimut tersebut.

"Beristirahat lah, besok bangunlah pagi!! Aku butuh berangkat kerja pagi sekali!! " Ujar Kyun Young sebelum memasuki pintu menuju ruang tengah.

.

.

.

.

.

.

Kakek tua itu muncul lagi begitu Kyun Young menutup pintu. Sambil seolah berjalan ia menghampiri Jeong Hea. "Ada pakaian lama di lemari besar di dekat dapur. Kamu bisa gunakan untuk mengganti pakaian. "

"Terima kasih kakek, aku akan mencari nanti. " Jeong Hea tersenyum pada kakek itu.

"Aku bisa meminta bantuanmu?? " Tanya kakek tersebut pada Jeong Hea.

"Apakah itu?? " Jeong Hea balik bertanya.

"Semua hal yang biasa aku lakukan untuk tuan muda. Aku akan lega jika sudah menyelesaikan semua sebelum aku benar-benar pergi." Pinta sang kakek sambil terus tersenyum.

.

.

.

.

.

.

Apakah itu permintaan sang kakek????

😇😇😇😇😇